9/18/2015

Yong Pal B Episode 14 PART 2

Di rumah tua itu, Tae Hyun duduk sejenak. Sebaliknya Chae Young hendak mengadakan sebuah konferensi pers. Konferensi pers itu untuk menguak tabir dari keburukan Hanshin Grup. Tak lama Direktur Min datang, dan membaca judul konferensi pers tersebut. Direktur Min,”Apakah Anda datang dengan judul itu ?”. Saat Direktur Min membaca judulnya, dia melihat sungguh kekanak-kenakan sembari tertawa. Direkur Min menyakinkan tak ada seorang wartawan pun yang datang. Chae Young meminta Direktur Min untuk pergi. Namun Direktur Min tak ingin melakukannya, justru dia menyuruh Lee Chae Young untuk meninggalkan hotel dari Hanshin Grup. Chae Young kesal nama lengkapnya disebut.

Direktur Min bingung harus menyebut Chae Young dengan sebutan apa, apakah istri dari mantan Direktur Do Joon. Direktur Min,’Saya enggak tahu Anda sungguh idiot. Kecuali Anda ingin melihat keluargamu jatuh bangkrut. Dan ayahmu melakukan bunuh diri seperti mantan pacarmu..”. Dengan ancaman itu, Direktur Min meminta Chae Young keluar dari ruang konferensi pers yang disusunnya. Direktur Min mengingatkan jika bukan karena keberadaan Han Do Joon, maka Chae Young juga harus terdepak keluar dari Hanshin semenjak awal.


Chae Young tak dapat berkata apa-apa atas ancaman Direktur Min itu. Saat Tae Hyun bangkit dari tempat duduknya, dia melihat bunga lavender. Tae Hyun bertanya nama agennya. Agen,”Namaku Lee Sang Chul…”. Tae Hyun bertanya bunga macam apa yang ada di rumah tua itu sebelumnya, Sang Chul menjawab tak tahu. Pembantu Han tiba2 muncul, dan berkata,”Ada sebuah kebun lavender. Direktur sebelumnya membencinya jadi kami menyingkirkannya..”. Pembantu Han pun menyuruh Sang Chul untuk mengejar anjing yang terlepas. Pembantu Han duduk bersama Tae Hyun membahas Sang Chul (agen Tae Hyun), sementara agen itu mengejar anjing.

Tae Hyun mengira Sang Chul tak suka anjing, namun pembantu Han merasa mungkin Sang Chul suka dengan anjing. Pembantu Han berujar itulah alasan Sang Chul meninggal tugas menjaga Tae Hyun, dan memilih untuk mengejar anjing. Karena pembantu Han itu sudah menjaga Yeo Jin semenjak kecil, Tae Hyun bertanya seperti apa Yeo Jin saat kecil dulu. Pembantu Han,”Dia seorang anak yang menakutkan..”. Kemudian pembantu Han menerangkan kisah Yeo Jin kala main tenis. Saat mata Yeo Jin terkena lemparan bola tenis, dan Do Joon dimarahi oleh ayahnya karena tak menjaga sang adik. Keesokan harinya, almarhum ayah Yeo Jin malah menemukan raket dari Yeo Jin sudah rusak. Raket itu dirusak oleh Yeo Jin. Almarhum ayah Yeo Jin adalah seorang pecinta olahraga tenis, dan raket yang dimiliki oleh Yeo Jin adalah jenis raket yang sangat langka.


Setelah itu, Yeo Jin sama sekali tidak pernah memainkan olahraga tenis meskipun dia sangat menyukai olahraga tenis itu. Itu dilakukan Yeo Jin demi menghukum ayahnya karena telah mencaci maki kakaknya, yang ternyata sangat dicintai oleh Yeo Jin, demikianlah penjelasan pembantu Han. Setelah mendengarnya, Tae Hyun merasa Yeo Jin adalah sosok yang imut. Pembantu Han itu berujar bahwa, semua pembantu Han sangat takut dengan Yeo Jin kecil. Apalagi saat seorang Yeo Jin kecil menghukum almarhum ayahnya. Pembantu Han,”Tak ada seorang yang bisa membayangkannya..”. Tae Hyun merasa Yeo Jin adalah seorang wanita yang kesepian. Yeo Jin terlahir dari keluarga yang besar serta kaya, dan Yeo Jin malah harus hidup ditengah kumpulan orang dewasa yang takut dengan kemurkaan Yeo Jin kecil.

Lalu pembantu Han bertanya, saat Tae Hyun melihat kelakuan pembalasan dendam Yeo Jin dari kemarin hingga sekarang apakah Tae Hyun takut padanya. Tae Hyun menanggapi,”Saya tidak takut padanya. Saya hanya merasa tidak enak dengannya..”. Mendengar perkataan Tae Hyun itu, pembantu Han semakin yakin Tae Hyun sangat mencintai Yeo Jin. Tae Hyun mengakui begitu sangat mencintai Yeo Jin. Kemudian Yeo Jin menyiapkan makan malam bagi Tae Hyun. Yeo Jin mempersiapkan tempat duduk Tae Hyun yang paling depan, sebagai tanda lelaki yang akan menjadi raja di rumah keluarga Han, dan pengganti almarhum ayahnya.


Tae Hyun,”Bukankah itu tempat duduk buat Direktur ?”. Yeo Jin,”Enggak itu tempat duduk buat Kepala Rumah Tangga..”. Yeo Jin sudah mengukuhkan Tae Hyun sebagai kepala rumah tangga baginya. Tae Hyun menanggapi,”Seorang wanita dari zaman Joseon..”. Saat duduk di kursi itu, Tae Hyun merasa sungguh aneh. Melalui tempat duduk itu, Yeo Jin melambangkan sebagai tempat duduk seorang ayah bagi anak-anaknya. Yeo Jin memimpikan bila dia kelak akan memiliki anak buah cinta dari Tae Hyun, maka buah cinta mereka akan memandang Tae Hyun sebagai ayah dari tempat duduk itu.

Tae Hyun mengaku bahagia dan senang dengan anak-anak. Yeo Jin sudah berbicara dengan adik Tae Hyun di Amerika Serikat yakni So Hyun. Tae Hyun berterima kasih atas perhatian Yeo Jin kepada adiknya. Yeo Jin menjamin Tae Hyun akan memiliki banyak kejutan buat masa depannya. Yeo Jin juga sudah berbicara dengan salah seorang President cabang Hanshin di New York, yang mengatakan kondisi kesehatan So Hyun semakin baik. Dengan demikian, So Hyun dapat melakukan pembedahan dalam sebulan. Sejenak Tae Hyun terdiam, dia meminta Yeo Jin untuk menghentikan semua pembalasan dendamnya. Tae Hyun meminta Yeo Jin tak menyentuh Dr. Lee. Saat Yeo Jin mendengarnya, dia bergumam dan berpura-pura tidak akan menyentuh Dr.Lee. Namun Tae Hyun berkata,”Saya tahu segalanya. Saya tahu kau berencana untuk membunuh Dr.Lee.”. Namun Yeo Jin mengaku melakukan semua itu demi hubungan mereka. Tae Hyun,”Enggak. Itu bukan buat kita. Jangan lakukan itu”. Nampaknya Yeo Jin emosi mendengar hal itu, sehabis meminum segelas air, Yeo Jin merasa Dr.Lee layak mati atas semua perbuatannya.


Yeo Jin marah karena Dr.Lee membuatnya terkurung sebagai orang yang waras dalam kegelapan selama tiga tahun. Yeo Jin semakin dendam karena Dr.Lee memotong pembuluh darahnya dalam keadaan yang tak bisa melawan. Yeo Jin,”Dan haruskah saya memaafkannya ?”. Tae Hyun,”Saya tahu. Saya mengerti bagaiman perasaaanmu..”. Bagi Tae Hyun tindakan balas dendam Yeo Jin tetap tak benar adanya. Tae Hyun menegaskan apa yang Yeo Jin lakukan sekarang bukanlah sebuah keadilan, melainkan hanya pembunuhan. Yeo Jin,”Jadi adalah keadilan saat Dr.Lee tidak mendapat hukuman ?”, namun bukan itu maksud Tae Hyun. Akan tetapi Tae Hyun heran mengapa Yeo Jin ingin menghukum Dr.Lee. Yeo Jin menanggapi,”Pergi ke sistem yang legal ? Percobaan pembunuhan ?”. Yeo Jin tak ingin terlibat dengan aturan hukum yang ada, karena tindakan pidana Dr.Lee itu dilakukan secara rahasia tanpa adanya kamera keamanan yang merekam.


Yeo Jin tahu di pengadilan dia malah diasumsikan sebagai orang yang mencoba untuk bunuh diri. Bagi Yeo Jin bila tak ada pembalasan dendam, maka tak ada keadilan pula. Yeo Jin,”Saya adalah ratu dari buaya. Jika saya memperlihatkan kelemahanku pada mereka semua akan membongkar aku.” Yeo Jin ingin membuat semua lawannya merasa takut dengannya. Yeo Jin ingin memperlihatkan ke semua lawannya, jika mereka masih berani melakukan kejahatan kepada dirinya, maka hal buruk terjadi kepada mereka. Saat Tae Hyun melihat api pembalasan dendam Yeo Jin yang sangat membara, dia menjadi sedih. Sebagai pemilik hati dari Yeo Jin, Yeo Jin ingin Tae Hyun mendengarkan perkataannya. Jika dia tidak melakukan pembalasan dendam itu, maka Tae Hyun juga akan dalam keadaan bahaya. Yeo Jin berusaha untuk menyuapi Tae Hyun untuk mengalihkan perhatiannya.

Namun Tae Hyun berani mengatakan pendapatnya yang berbeda. Bagi Tae Hyun, jika Yeo Jin terus melakukan balas dendamnya, maka justru akan melahirkan pembalasan dendam yang lain. Dengan tulus Tae Hyun meminta Yeo Jin untuk memaafkan semua musuhnya. Bahkan Tae Hyun memohon agar Yeo Jin melepaskan pengampunan bagi musuh-musuhnya. Yeo Jin menanggapi,”Tae Hyun, Kau sungguh seorang yang baik. Itulah mengapa saya menyukaimu. Namun kau tidak pernah mengerti aku..”.


Yeo Jin merasa Tae Hyun tak pernah tahu bagaimana rasanya dikurung dalam kegelapan selama tiga tahun. Yeo Jin,”Kamu enggak pernah berdoa untuk diijinkan meninggal..”. Dengan dendam yang membara dan sulit mengampuni, Yeo Jin berjanji akan menghukum semua orang yang menguncinya di penjara ruang Hanshin itu. Yeo Jin mengatakan semua itu, dengan menangis karena mengingat kisah pilunya tiga tahun yang lalu.
Yeo Jin,”Saya hanya menyesal saya tidak bisa membunuh Direktur dan Perawat Hwang dengan diriku sendiri..”. Di tengah malam, Dr Lee terus saja ketakutan. Tak lama kepala pengawal Hanshin datang, dan mereka hendak memindahkan Dr.Lee ke ruangan peraawatan biasa. Perawat Soo sempat marah karena pengawal Hanshin yang memutuskannya. Kepala Pengawal,”Ini sebuah perintah. Kau harus memeriksanya..”. Dr.Lee pun terus dibawa paksa oleh keamanan Hanshin dan perawat pria.

Dr.Lee terus saja merontah saat dibawa, dan karena itu, Dr Lee pun dibius sehingga dia pingsan. Saat perawat Soo memeriksa perintahnya, ternyata Dr.Lee hendak dibawa ke ahli jiwa. Tak lama Tae Hyun mendapat sms dari Perawat Soo bertuliskan,”Seseorang membawa keluar Dr.Lee”. Saat membaca sms itu, Tae Hyun menutup matanya sembari berkata ke Yeo Jin,”Kamu akan menghukum semu orang yang menguncimu ?”. Tae Hyun mencoba untuk mengungkit siapa dalang yang membuat Yeo Jin terbaring tidur di ruangan mewah Hanshin, yaitu adalah ayahnya sendiri. Tae Hyun,”Dan kakakmu adalah orang yang tidak membangukanmu. Bukan Dr.Lee”.


Tae Hyun menerangkan ke Yeo Jin bahwa dr.Lee hanyalah seorang penjaga menyedihkan yang menjaga kamar Yeo Jin, dan melakukan apapun yang diperintahkan kepadanya. Bagi Tae Hyun, Dr.Lee hanyalah seorang dokter yang menjual jiwanya karena uang, dan orang memanfaatkan justru membuangnya. Tae Hyun,”Saya adalah… juga penjaga penjara yang membawamu..”. Tae Hyun tahu Dr.Lee sudah melakukan kejahatan, namun Tae Hyun meminta Yeo Jin untuk tidak membunuh Dr.Lee. Namun Yeo Jin bersikeras bahwa dia dapat membunuh Dr.Lee serta tak akan pernah memaafkannya.

Tae Hyun,”Terus bagaimana denganku ? Bagaimana saya harus memaafkan orang-orangmu ?”. Yeo Jin berkilah dia tak pernah melakukan apapun, yang membuat Yeo Jin perlu pengampunan dari Tae Hyun. Tae Hyun belum mengungkapkan kejadian sebenarnya dari kematian ibunya. Tae Hyun hanya ingin Yeo Jin berhenti dari pembalasan dendamnya, dan itu permintaannya yang terakhir kali. Kemudian Tae Hyun pergi, saat Tae Hyun pergi, dia mendengar Yeo Jin melemparkan kaca. Dan Tae Hyun tetap berpaling dari ruang makan itu.



Saat Dr.Lee hendak dibawa ke ruang operasi, dan Dr.Lee sudah ketakutan akan mengalami kematian. Kepala Pengawal mendapat sms dari Direktur Min untuk menghentikannya sekarang. Kepala Pengawal,”Dr.Lee, kamu beruntung hari ini…”. Kemudian Dr.Lee dibawa kembali ke ruangan, dia hampir pingsan karena ketakutan akan mati. Di gedung jaksa umum, seorang jaksa datang ke ruangan Do Joon, dan membiarkannya pulang ke rumah. Do Joon bertanya,”Bagaimana dengan Presiden Go ? Apakah dia disini sekarang ?”. Kemudian Do Joon dibawa keluar dari gedung jaksa umum. Jaksa umum itu sangat tidak menghormatinya, sehingga Do Joon sedikit kesal.

Kemudian Do Joon keluar dari kantor jaksa umum di tengah malam. Do Joon heran tak ada seorang pun yang menunggunya. Do Joon berusaha menelpon Presiden Go, namun Presiden Go tak mengangkat teleponnya. Saat di depan kantor polisi, Do Joon mendapat telepon dari anak Presiden Go. Do Joon,”Saya bekerja dengan ayahmu, Apakah ayahmu ada ?”. Anak Presiden Go,”Ayahku meninggal dunia..”. Do Joon sangat kaget saat dia mendengar berita kematian dari Presiden Go. Do Joon pun menjatuhkan hpnya. Dari kejauhan, Chae Young memandang suaminya Do Joon, yang sudah tak memiliki apapun. Nampaknya Chae Young kasihan melihat Do Joon yang sudah tampak kebingungan dan tak punya apa-apa lagi.
Do Joon mencoba menelpon Direktur Min, serta Presiden Cabang Hanshin. Namun tak ada yang menjawabnya. Do Joon semakin terlihat menyedihkan dan hanya tertawa. Chae Young semakin kasihan melihat suaminya. Tak lama Chae Young menelpon. Do Joon menjawabnya, Do Joon heran Chae Young tahu suaminya sudah keluar dari kantor Jaksa. Chae Young,”Saya masih keluargamu. Jadi saya menelpon..”.


Kemudian Chae Young bertanya apa ada orang yang menjemput sang suami, Do Joon menjawab,”Yah, tentu saja. Saya dalam perjalan untuk minum dengan presiden yang datang kepadaku.”. Chae Young sempat sedih melihat suaminya hendak mengambil taksi. Do Joon kaget, saat Chae Young tahu apa yang dilakukannya. Chae Young,”Apakah engkau bahkan membawa sebuah dompet ?”. Do Joon melihat istrinya berada di depannya. Do Joon,”Jadi apakah engkau bahagia sekarang ?” Chae Young menjawa,”Yah. Saya sangat bahagia” dengan mata berkaca sebagai tanda sedih melihat kondisi Do Joon.

Do Joon,”Saya minta maaf, Chae Young..”. Chae Young kaget Do Joon tahu mengatakan maaf. Chae Young bertanya apakah suaminya sudah makan. Do Joon,”Yah sudah..”. Chae Young mengajak suaminya untuk minum ke sebuah tempat. Chae Young hendak menyebrang, namun Do Joon melarangnya. Chae Young,”Saya akan datang padamu kali ini…”. Do Joon heran saat sang istri mengatakan hal tersebut. Do Joon pun mengucapkan terima kasih atas keperdulian istrinya di saat dia sudah terjatuh. Tak lama, Chae Young melihat sebuah mobil sengaja menabrak Do Joon. Sontak Chae Young kaget dan langsung keluar dari mobilnya.


Do Joon,”Bagaimana Anda mengemudi seperti itu ?”. Penabrak,”Saya minta maaf. Apakah Anda terluka ?.”. Dari kejauhan, Do Joon meminta Chae Young untuk tetap tenang di posisinya. Namun penabrak itu malah memukul kepala Do Joon, sehingga dia terjatuh. Chae Young berteriak,”Sayang..”, dan pergi ke sisi Do Joon. Saat Chae Young melihat kepala Do Joon, ternyata Kepala Do Joon sudah berlumuran darah. Chae Young semakin kuatir melihatnya. Chae Young terus berteriak “Sayang3x”. Tak lama mobil ambulans datang, dan mereka langsung membawa Do Joon. Chae Young heran dimana para perawat akan membawa suaminya. Namun Do Joon malah dibawa ke rumah sakit Hanshin. Chae Young kaget saat mengetahuinya, Chae Young,”Enggak… . Dan Sinopsis Yong Pal Drama Korea Episode 14 Bagian Kedua ini berakhir. Gomawoo…