Dikerajaan Mewar, Pangeran Pratap memasuki ruangan para leluhurnya & mulai mengutarakan keluh kesahnya pada para leluhurnya tentang perasaannya & tentang pilihannya, Pangeran Pratap sedih & menangis, dari kejauhan Ratu Jaywanta bisa melihat kesedihan Pangeran Pratap, dimana Pangeran Pratap dihadapkan pada pilihan yg sangat sulit, mau tak mau Pangeran Pratap harus bisa menerima Phool sebagai istrinya, hal ini demi kebaikan semua orang untuk bersatunya bangsa Rajput
Ratu Jaywanta segera menghampiri Pangeran Pratap, Ratu Jaywanta juga mengutarakan kekesalannya, Ratu Jaywanta marah karena anaknya dipaksa untuk menerima suatu hal yg tidak dia inginkan, Pangeran Pratap tertegun melihat kemarahan ibunya dgn linangan air mata, Ratu Jaywanta juga menangis dihadapan gambar semua leluhur kerajaan Mewar, tiba-tiba Ajabde juga masuk kesana, Ratu Jaywanta bertanya pada Ajabde “Ajabde, kenapa kau memberikan keputusanmu? Keputusanmu itu tidak akan ditulis sebagai kata-kata emas, kau ini pengecut, Ajabde!” ujar Ratu Jaywanta kesal “Rani Ma, kau benar-benar menjadi buta karena rasa keibuanmu itu, apakah aku mengatakan hal yg salah?” Ratu Jaywanta & Pangeran Pratap tertegun dgn ucapan Ajabde “Para leluhur kita telah mengorbankan diri mereka untuk Rajputana maka kenapa kita tidak bisa melakukan hal itu?” ucapan Ajabde semakin membuat Ratu Jaywanta & Pangeran Pratap tetegun memperhatikan Ajabde “Pikiranku telah aku alihkan untuk kepentingan tanah air kita sementara waktu, ibu, sekarang aku akan melakukan segalanya demi tanah air kita, jadi aku mohon dgn amat sangat padamu, ibu, lupakanlah semuanya” ujar Pangeran Pratap sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dada memohon pada ibunya sambil menangis, Ratu Jaywanta merasa terharu akan pengorbanan Pangeran Pratap & Ajabde, Ratu Jaywanta memeluk Pangeran Pratap erat kemudian memeluk Ajabde & Pangeran Pratap bersama-sama, mereka bertiga saling menangis satu sama lain
Di Dangal, tempat latihan bertarung, Pangeran Pratap sedang melatih para prajuritnya tentang taktik berperang “Dgn taktik ini maka kita bisa bertarung dgn musuh manapun!” ujar Pangeran Pratap lantang, pada saat yg bersamaan salah seorang pelayan menghampirinya & mengabarkan kalau Phool ingin ngobrol dgn Pangeran Pratap & saat ini sedang menunggu Pangeran Pratap di teras, Pangeran Pratap mengiyakan permintaan Phool, setelah membubarkan prajuritnya, Pangeran Pratap segera menemui Phool yg sudah menantinya sedari tadi “Ada apa, Phool? Kau memanggilku?” Phool tersenyum sambil menatap Pangeran Pratap penuh dgn kecemasan “Pangeran Pratap, kenapa kau melakukan ini? Kenapa kau melakukan persiapan berperang?”, “Perang bisa terjadi sewaktu waktu, Phool, untuk itulah kita harus bersiap siap” tepat pada saat itu Ajabde sedang berjalan menuju ke tempat mereka, sesaat Pangeran Pratap terpana oleh kehadiran Ajabde, Phool merasa Pangeran Pratap tidak memperhatikan apa yg dikatakannya, ketika Phool menoleh kebelakang ternyata ada Ajabde yg tersenyum manis di sebelahnya
Di tempat Jalal, Jalal sedang menunggu jawaban dari Haji Khan (orang Afghanistan) untuk bergabung dgnnya membentuk sebuah kesatuan, tiba tiba datang utusan Haji Khan, begitu melihat pasukan Mughal, utusan Haji Khan ketakutan & hendak melarikan diri dari sana namun Jalal langsung melempar belatinya ke arah utusan Haji Khan itu, kemudian mendekati mayat si utusan & membaca surat yg dibawanya, setelah membaca surat tersebut Jalal & Bhairam Khan sangat marah
Di kerajaan Mewar, semua anggota keluarga kerajaan Mewar sedang menyambut tamu yg datang ke kerajaannya, rupanya nenek Phool, Ratu Uma Ji dari kerajaan Marwar datang ke sana, Ratu Bhatyani sangat senang bisa bertemu dgn Ratu Uma, tak lama kemudian Phool berlari lari dari dalam istana & menemui neneknya itu “Neneeeek!!” Phool segera memeluk neneknya erat “Phool, sayang” saat itu Ajabde ada dibelakang Phool, Ratu Umma hanya memandangnya sebelah mata ketika Ajabde menyambutnya “Mana Pangeran Pratap?”, “Dia sedang sibuk melakukan beberapa pekerjaan” sela Ratu Jaywanta “Aku datang ke sini untuk hubungan yg akan di jalin antara Phool & Pangeran Pratap jadi jangan di ganggu dgn berbagai macam pekerjaan” Ratu Umma mengejek Ratu Jaywanta dgn gayanya yg sombong, Ratu Bhatyani merasa senang karena pendukungnya bertambah satu lagi kini “Maharani Jaywanta, tolong letakkan barang barangku itu di kamarku” pinta Ratu Umma dgn gayanya yg culas
Ratu Sajja Bai & Ratu Bhatyani mengajak Ratu Umma ke Dangal untuk melihat Pangeran Pratap yg sedang berlatih pedang disana, saat itu Phool & Ajabde juga ada disana “Maharani Umma Ji, Pangeran Pratap itu sangat cocok sekali untuk cucumu” puji Ratu Sajja Bai,
Tak lama kemudian seluruh anggota sedang berkumpul di ruang keluarga, Ratu Umma Ji juga hadir disana “Aku nanti akan mengirimkan Pangeran Pratap ke Kherwa” Ratu Jaywanta merasa heran dgn ucapan suaminya itu “Apakah ada yg salah, Rana Ji?” tepat pada saat itu Pangeran Pratap memasuki ruangan itu, Raja Uday Singh segera memanggilnya untuk ikut bergabung & mengenalkan Ratu Umma Ji pada Pangeran Pratap, Pangeran Pratap meminta restu pada Ratu Umma Ji dgn menyentuh kakinya “Maharaja Uday Singh, jika kau pergi dgn Pangeran Pratap maka suamiku pasti akan langsung memilih Pangeran Pratap sebagai pengantin pria untuk Phool” Pangeran Pratap tertegun & menolak permintaan Ratu Umma Ji “Maaf Maharani Umma Ji, saya tidak bisa pergi karena saya mempunyai banyak pekerjaan yg harus saya kerjakan disini, di Mewar, saya harus segera menyelesaikannya” ujar Pangeran Pratap “Baiklah, aku akan mencari cara yg lain” ujar Raja Uday Singh sambil melirik ke arah Ratu Bhatyani “Rani Dheer Bai, kita akan pergi bertemu dgn Raja Maldev Singh” Ratu Bhatyani tersenyum sambil melirik ke arah Ratu Jaywanta “Tidak, Rana Ji, kak Jaywanta yg akan menemani kau kesana” ujar Ratu Bhatyani, tak lama kemudian Pangeran Pratap meninggalkan ruangan tersebut
Di tempat Jalal, Jalal & pasukannya menyerang pasukan Haji Khan, pasukan Jalal mampu melumpuhkan pasukan Haji Khan, Haji Khan segera menyerah pada Jalal, Jalal kembali mendapat satu daerah yg di kuasainya. BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 224
Ratu Jaywanta segera menghampiri Pangeran Pratap, Ratu Jaywanta juga mengutarakan kekesalannya, Ratu Jaywanta marah karena anaknya dipaksa untuk menerima suatu hal yg tidak dia inginkan, Pangeran Pratap tertegun melihat kemarahan ibunya dgn linangan air mata, Ratu Jaywanta juga menangis dihadapan gambar semua leluhur kerajaan Mewar, tiba-tiba Ajabde juga masuk kesana, Ratu Jaywanta bertanya pada Ajabde “Ajabde, kenapa kau memberikan keputusanmu? Keputusanmu itu tidak akan ditulis sebagai kata-kata emas, kau ini pengecut, Ajabde!” ujar Ratu Jaywanta kesal “Rani Ma, kau benar-benar menjadi buta karena rasa keibuanmu itu, apakah aku mengatakan hal yg salah?” Ratu Jaywanta & Pangeran Pratap tertegun dgn ucapan Ajabde “Para leluhur kita telah mengorbankan diri mereka untuk Rajputana maka kenapa kita tidak bisa melakukan hal itu?” ucapan Ajabde semakin membuat Ratu Jaywanta & Pangeran Pratap tetegun memperhatikan Ajabde “Pikiranku telah aku alihkan untuk kepentingan tanah air kita sementara waktu, ibu, sekarang aku akan melakukan segalanya demi tanah air kita, jadi aku mohon dgn amat sangat padamu, ibu, lupakanlah semuanya” ujar Pangeran Pratap sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dada memohon pada ibunya sambil menangis, Ratu Jaywanta merasa terharu akan pengorbanan Pangeran Pratap & Ajabde, Ratu Jaywanta memeluk Pangeran Pratap erat kemudian memeluk Ajabde & Pangeran Pratap bersama-sama, mereka bertiga saling menangis satu sama lain
Di Dangal, tempat latihan bertarung, Pangeran Pratap sedang melatih para prajuritnya tentang taktik berperang “Dgn taktik ini maka kita bisa bertarung dgn musuh manapun!” ujar Pangeran Pratap lantang, pada saat yg bersamaan salah seorang pelayan menghampirinya & mengabarkan kalau Phool ingin ngobrol dgn Pangeran Pratap & saat ini sedang menunggu Pangeran Pratap di teras, Pangeran Pratap mengiyakan permintaan Phool, setelah membubarkan prajuritnya, Pangeran Pratap segera menemui Phool yg sudah menantinya sedari tadi “Ada apa, Phool? Kau memanggilku?” Phool tersenyum sambil menatap Pangeran Pratap penuh dgn kecemasan “Pangeran Pratap, kenapa kau melakukan ini? Kenapa kau melakukan persiapan berperang?”, “Perang bisa terjadi sewaktu waktu, Phool, untuk itulah kita harus bersiap siap” tepat pada saat itu Ajabde sedang berjalan menuju ke tempat mereka, sesaat Pangeran Pratap terpana oleh kehadiran Ajabde, Phool merasa Pangeran Pratap tidak memperhatikan apa yg dikatakannya, ketika Phool menoleh kebelakang ternyata ada Ajabde yg tersenyum manis di sebelahnya
Di tempat Jalal, Jalal sedang menunggu jawaban dari Haji Khan (orang Afghanistan) untuk bergabung dgnnya membentuk sebuah kesatuan, tiba tiba datang utusan Haji Khan, begitu melihat pasukan Mughal, utusan Haji Khan ketakutan & hendak melarikan diri dari sana namun Jalal langsung melempar belatinya ke arah utusan Haji Khan itu, kemudian mendekati mayat si utusan & membaca surat yg dibawanya, setelah membaca surat tersebut Jalal & Bhairam Khan sangat marah
Di kerajaan Mewar, semua anggota keluarga kerajaan Mewar sedang menyambut tamu yg datang ke kerajaannya, rupanya nenek Phool, Ratu Uma Ji dari kerajaan Marwar datang ke sana, Ratu Bhatyani sangat senang bisa bertemu dgn Ratu Uma, tak lama kemudian Phool berlari lari dari dalam istana & menemui neneknya itu “Neneeeek!!” Phool segera memeluk neneknya erat “Phool, sayang” saat itu Ajabde ada dibelakang Phool, Ratu Umma hanya memandangnya sebelah mata ketika Ajabde menyambutnya “Mana Pangeran Pratap?”, “Dia sedang sibuk melakukan beberapa pekerjaan” sela Ratu Jaywanta “Aku datang ke sini untuk hubungan yg akan di jalin antara Phool & Pangeran Pratap jadi jangan di ganggu dgn berbagai macam pekerjaan” Ratu Umma mengejek Ratu Jaywanta dgn gayanya yg sombong, Ratu Bhatyani merasa senang karena pendukungnya bertambah satu lagi kini “Maharani Jaywanta, tolong letakkan barang barangku itu di kamarku” pinta Ratu Umma dgn gayanya yg culas
Ratu Sajja Bai & Ratu Bhatyani mengajak Ratu Umma ke Dangal untuk melihat Pangeran Pratap yg sedang berlatih pedang disana, saat itu Phool & Ajabde juga ada disana “Maharani Umma Ji, Pangeran Pratap itu sangat cocok sekali untuk cucumu” puji Ratu Sajja Bai,
Tak lama kemudian seluruh anggota sedang berkumpul di ruang keluarga, Ratu Umma Ji juga hadir disana “Aku nanti akan mengirimkan Pangeran Pratap ke Kherwa” Ratu Jaywanta merasa heran dgn ucapan suaminya itu “Apakah ada yg salah, Rana Ji?” tepat pada saat itu Pangeran Pratap memasuki ruangan itu, Raja Uday Singh segera memanggilnya untuk ikut bergabung & mengenalkan Ratu Umma Ji pada Pangeran Pratap, Pangeran Pratap meminta restu pada Ratu Umma Ji dgn menyentuh kakinya “Maharaja Uday Singh, jika kau pergi dgn Pangeran Pratap maka suamiku pasti akan langsung memilih Pangeran Pratap sebagai pengantin pria untuk Phool” Pangeran Pratap tertegun & menolak permintaan Ratu Umma Ji “Maaf Maharani Umma Ji, saya tidak bisa pergi karena saya mempunyai banyak pekerjaan yg harus saya kerjakan disini, di Mewar, saya harus segera menyelesaikannya” ujar Pangeran Pratap “Baiklah, aku akan mencari cara yg lain” ujar Raja Uday Singh sambil melirik ke arah Ratu Bhatyani “Rani Dheer Bai, kita akan pergi bertemu dgn Raja Maldev Singh” Ratu Bhatyani tersenyum sambil melirik ke arah Ratu Jaywanta “Tidak, Rana Ji, kak Jaywanta yg akan menemani kau kesana” ujar Ratu Bhatyani, tak lama kemudian Pangeran Pratap meninggalkan ruangan tersebut
Di tempat Jalal, Jalal & pasukannya menyerang pasukan Haji Khan, pasukan Jalal mampu melumpuhkan pasukan Haji Khan, Haji Khan segera menyerah pada Jalal, Jalal kembali mendapat satu daerah yg di kuasainya. BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 224