Di padang rumput dekat tempat para pengungsi, Sushima akhirnya bertemu face to face dengan Agraduta, Sushima segera turun dari kudanya dan menghampiri Agraduta “Apakah kamu tahu siapa aku ini ? Aku ini akan menjadi Samrat Magadha berikutnya, kamu fikir kamu bisa mengalahkan aku karena pedangmu itu ? Kamu salah ! Hari ini kamu dan kesombonganmu itu akan kalah !” ejek Sushima, Agraduta dan Sushima bersiap siap untuk bertarung, mereka saling menyerang dengan pedang mereka masing masing, tiba tiba pedang Sushima terpental terlepas dari tangan Sushima ketika mereka sedang bertarung, Sushima juga terjatuh setelah di tendang oleh Agraduta,
Sementara itu di tempat Noor, Noor terbangun ketika pintu di ruangan tempatnya di sekap terbuka, sinar matahari menyeruak menyilaukan matanya, tiba tiba ada seorang laki laki menghampirinya, Noor tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, ketika laki laki itu sudah begitu dekat dengan dirinya, Noor baru menyadari dan terkejut begitu melihat Dastan yang ternyata sudah berdiri di hadapannya, Dastan membuatnya berdiri dan mencengkramnya kuat.
Agraduta mengacungkan pedangnya ke arah leher Sushima, para prajurit Sushima hendak menghampiri mereka berdua, Agraduta segera memperingati para prajurit untuk tidak mengambil resiko dengan menyelamatkan nyawa Sushima, Sushima hanya bisa menahan marahnya sambil menyuruh semua prajuritnya pergi meninggalkan mereka berdua, para prajurit itupun menuruti perintah Sushima sambil membawa kuda Sushima dan berlalu dari sana “Aku tidak akan membunuh seseorang tapi aku akan membunuh keegoisannya” ujar Agraduta sambil melempar pedangnya ke belakang hingga tertancap di tanah tidak jauh dari mereka berdua, Sushima menatapnya kemudian berdiri “Di sini ada garis yang tipis antara keberanian dan ketololan, aku membunuh orang orang sehingga keturunan mereka lenyap, aku tidak memberikan kepentingan seperti ini untuk suatu kesombongan, sekarang kamu akan mati !” mereka berdua kembali bertarung satu sama lain dengan tangan kosong
Dastan sangat terkesan pada Noor karena kekeras kepalaannya, Noor mengingatkan Dastan kalau dirinya adalah keturunan Khurasan, Dastan telah menunggunya sejak 14 tahun yang lalu “Sekarang aku telah berdiri di depanmu ! Apa yang akan kamu lakukan sekarang ?” Dastan semakin mendorongnya agar mendekat ke arahnya “Tidak sekarang !” ujar Dastan dengan matanya yang liar
Sushima dan Agraduta masih bertarung dengan sengit “Aku fikir aku tahu siapa kamu sekarang, itulah alasannya mengapa kamu menyembunyikan wajahmu itu, kamu itu sangat mencintai identitasmu melebihi nyawamu bukan ?” tepat pada saat itu Agraduta berhasil mencekik Sushima dari belakang, namun Sushima segera berkelit dan ganti yang mencekik Agraduta dari belakang, cadar Agraduta terlepas dari wajahnya, Agraduta terus membelakangi Sushima agar Sushima tidak melihat wajahnya, Agraduta menyerangnya dan memegangi kedua tangan Sushima yang ditariknya kebelakang “Aku akan memutuskan kapan ketika aku menunjukkan wajahku, bukan kamu yang memutuskannya” ujar Agraduta sambil mendorong Sushima dengan keras, hingga Sushima jatuh terjerembab dan tidak bisa berdiri, Agraduta sangat berterima kasih pada Sushima kemudian meninggalkannya begitu saja
Di tenda Chanakya, Bindusara sedang membalurkan obat pasta ke tangan Chanakya “Dia ini seperti ayahku, aku mohon ,,, tolong selamatkan dia, Dewa” kemudian Chanakya membuka matanya, Bindusara sangat lega “Apa yang akan aku lakukan tanpa kamu ?” Chanakya mengatakan bahwa dirinya akan mengalahkan kematian ini apalagi Magadha sangat memerlukan dirinya, tiba tiba mereka mendengar sebuah teriakan dari arah luar tenda, Bindusara segera berlari keluar tenda untuk mengeceknya, tak berapa lama kemudian Bindusara menemukan seorang prajurit yang terkapar mati disana, Bindusara segera mengeluarkan pedangnya dan mengikuti jejak yang ada
Seluruh pengungsi merasa lega dan gembira ketika melihat Agraduta telah kembali untuk mereka, mereka segera mengelu elukan nama Agraduta, Agraduta menyarankan agar mereka pindah ke lain tempat untuk sementara waktu “Aku meyakinkan kalian kalau aku akan bisa mendapatkan barang barang kalian kembali nanti, ini adalah janjiku pada kalian ! Aku harap aku akan berhasil melakukan ini semua segera” para pengungsi itu segera mengosongkan tempat itu saat itu juga
Di kerajaan Magadha, Sushima sedang terbaring di tempat tidurnya, Sushima merasa kepalanya pusing “Aku tidak akan membiarkannya, panggil para prajurit ! Aku ingin Agraduta ! Aku ingin membunuhnya !” perdana menteri Khalatak memanggil para prajuritnya untuk masuk ke dalam, Sushima bertanya pada para prajuritnya “Apakah kalian bisa mengidentifikasi Agraduta dari semua rakyat yang ada dan membawanya padaku ? Bisakah kalian melakukan ini semua ? Tidak ada seorangpun yang menjawab !” Sushima kesal dan segera membunuh mereka semua dengan pedangnya dengan satu hentakan saja, para prajurit langsung tewas seketika itu juga “Aku akan melakukan pekerjaan ini seorang diri, aku akan membunuh Agraduta dengan tanganku sendiri !” ujar Sushima marah
Ashoka akhirnya sampai di kamarnya sendiri “Jika kakakku melihat aku seperti ini maka dia akan tahu kalau aku adalah Agraduta, aku harus menemukan solusi untuk hal ini” Ashoka melihat pakaian dan perhiasan kerajaan miliknya yang terletak di atas meja “Sungguh sangat ironis sekali ketika aku harus terbiasa dengan pakaian ini di lain sisi aku harus menutupi diriku dengan pakaian orang biasa hari ini” tiba tiba Ashoka teringat pada ibunya, setelah berganti pakaian kerajaan Ashoka segera keluar kamar dan menemui ibunya
Di kamar Sushima, Sushima masih bersama dengan perdana menteri Khalatak “Pangeran Sushima, bagaimana semua pekerjaan ini berjalan dengan baik jika kamu terus menerus melukai prajurit yang setia pada kita seperti ini ?” tiba tiba Sushima mengacungkan pedangnya ke arah leher Khalatak, Khalatak nampak ketakutan “Tugasmu adalah memberikan saran dan bukan mengancamku, siapapun yang tidak bisa memenuhi harapanku maka pantas mendapatkan nasib seperti ini dan itu bisa siapa saja !” Khalatak akhirnya meminta maaf pada Sushima “Tolong, tenang pangeran Sushima, aku ini adalah pendukung terbesarmu, aku tidak akan pernah berani mengancam kamu, lalu apa yang seharusnya kita lakukan sekarang ?” Sushima ingin mencari Agraduta bagaimanapun caranya, kemudian Sushima sedang memperhatikan sebuah peta yang terpampang di meja “Para pengungsi itu tadinya ada di daerah Kali Pahadi, aku harus bisa menghentikan mereka sebelum mereka sampai di tempat mereka yang baru dan membunuh mereka semua ! Mereka semua harus mati !” Khalatak tidak mempunyai pilihan lain selain menuruti keinginan Sushima
Ashoka memasuki kamar ibunya dan mencari ibunya dimana mana namun tidak di temukan, tak lama kemudian Kasturi, pelayan setia Dharma menemui Ashoka dengan perasaan gelisah “Kasturi, apakah kamu melihat ibuku ? Dimana dia ? Apakah dia baik baik saja ?” Kasturi kelihatan sangat ketakutan, Ashoka merasa kalau Kasturi sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Kemudian Kasturi menceritakan apa yang terjadi pada hari itu ketika dirinya mandi “Maharani Charumitra tadi membela ibumu di depan semua orang kemudian membawa ibumu ke kamar ini, lalu ibumu sedang beristirahat disini tapi sekarang dia tidak ada” Ashoka meminta Kasturi agar mencari ibunya, Ashoka merasa sangat bersalah pada ibunya dan hendak meminta maaf “Maafkan aku, ibu ,,, aku tidak ada disini ketika kamu membutuhkan aku” ujar Ashoka sedih.