Di kerajaan Mewar, ketika Pratap hendak membuka pintu kamar Ratu Bhatyani, Ratu Jaiwanta langsung mencegahnya, kemudian Ratu Jaiwanta yang membuka pintu kamar tersebut, kamar Ratu Bhatyani tampak terang benderang tidak gelap seperti dulu, namun Ratu Bhatyani tidak tampak “Rani Bhatyani, keluarlah, kami sangat ingin bertemu denganmu” tak lama kemudian Ratu Bhatyani keluar menemui mereka berdua dengan dandannya yang sedikit berbeda, Ratu Jaiwanta terpana melihat penampilan Ratu Bhatyani sambil teringat pada semua ucapan Ratu Bhatyani padanya, Ratu Bhatyani menghampiri Ratu Jaiwanta kemudian memeluknya erat “Lupakan semua yang pernah terjadi, Rani Bhatyani” Ratu Bhatyani berterima kasih pada Ratu Jaiwanta karena telah merawat dan menjaga anaknya, Jagmal selama dia mengurung diri di kamar, kemudian Ratu Bhatyani memeluk Pratap “Ibu dengar kalau kamu mau menikah ?” Pratap hanya tersenyum dan berkata “Ayah dan ibu yang memikirkan tentang hal ini, pertama tama lebih baik ibu pergi dan temui ayah” ujar Pratap
Ratu Bhatyani segera menemui Raja Udai Singh di kamarnya, saat itu Raja Udai Singh sedang berada di kamarnya sendirian, begitu Ratu Bhatyani memasuki kamar Raja Udai Singh, Raja Udai Singh terpesona dengan kecantikan Ratu Bhatyani, ketika Ratu Bhatyani memasuki kamar Raja Udai Singh, Ratu Bhatyani merasa silau dengan sinar matahari yang menembus masuk ke kamar itu, Ratu Bhatyani langsung menutupi matanya dengan tangannya “Rana Ji, bisakah kamu menutup tirai itu, sinar matahari begitu menyilaukan mataku” Raja Udai Singh segera beranjak menuju ke jendela hendak menutup tirai, tiba tiba dari belakang Ratu Bhatyani ikut menutup tirai tersebut dengan gayanya yang mesra, Raja Udai Singh sedikit terpana, setelah satu tirai sudah tertutup, Raja Udai Singh menutup tirai yang lain, jendela itupun tertutup, kemudian Ratu Bhatyani bertanya tentang alasan Raja Udai Singh membebaskan dirinya dari hukuman “Aku ingin membahas tentang pernikahan pangeran Pratap” kemudian Raja Udai Singh menceritakan soal Phool dan Ajabde pada Ratu Bhatyani “Kalau begitu aku ingin bertemu dengan kedua gadis itu” ujar Ratu Bhatyani
Di kerajaan Mughal di Agra, Jalal membagikan koin emas untuk para prajuritnya, semua orang mengelu elukan namanya “Hidup Yang Mulia Raja Jalalludin Muhamad ! Hidup Yang Mulia Raja Jalalludin Muhamad ! Hidup Yang Mulia Raja Jalalludin Muhamad !” Jalal sangat senang mendengarnya “Aku sangat senang melihat pekerjaan kalian, aku ingin melihat para pengikut kerajaan Mughal dimana mana dan untuk itu kita harus memenjarakan budak budak bangsa Rajput !”
Sementara itu di halaman istana, Ratu Bhatyani sedang ngobrol dengan Pratap “Ayahmu ingin Phool yang menjadi calon pendampingmu dan ibumu ingin Ajabdelah yang menjadi calon pendampingmu” tepat pada saat itu semua putri raja menghampiri Ratu Bhatyani dan Pratap sambil membawa hadiah untuk Ratu Bhatyani, Ratu Bhatyani sangat senang dan berterima kasih pada semua putri raja itu, setelah mereka pergi meninggalkan mereka berdua, Ratu Bhatyani bertanya pada Pratap “Pangeran Pratap, siapa yang kamu pilih diantara mereka ? Siapa yang kamu suka ?” Ratu Bhatyani sedikit menggoda Pratap “Aku tidak menyukai siapapun, ibu” tepat pada saat itu Phool menghampiri mereka, Phool sangat terpesona dengan penampilan dan kecantikan Ratu Bhatyani “Ibu, kenalkan ini adalah Phool Kanwar, putri raja Marwar” ujar Pratap “Rupanya kamu benar benar tahu tentang dirinya” goda Ratu Bhatyani, kemudian Ratu Bhatyani bertanya tentang Ajabde pada Phool, Phool sangat bersemangat mencari Ajabde kemudian mengajaknya menghadap ke hadapan Ratu Bhatyani, Ajabde segera mengenalkan dirinya dan meminta restu padanya, setelah itu Ratu Bhatyani berlalu bersama Pratap
Di ruang pribadi Raja, saat itu Raja Udai Singh sedang berdiskusi dengan kedua istrinya, Ratu Jaiwanta dan Ratu Sajja Bai “Aku tidak suka dengan pilihan Rani Bhatyani, dia pasti akan mendukung kamu, Rana Ji” tepat pada saat itu Ratu Bhatyani memasuki ruangan itu seraya berkata “Aku setuju dengan pendapatmu, kak Jaiwanta ,,, Ajabde memang benar benar refleksi dari dirimu, Ajabde memang sempurna untuk Pratap tapi ada satu masalah yaitu Ajabde itu bukanlah bangsa Rajput !” Ratu Jaiwanta tertegun “Bagaimana bisa kamu mengatakan seperti itu, Rani Bhatyani ? Dia itu benar benar bangsa Rajput !” Ratu Bhatyani tersenyum sinis “Dia tidak bisa bertarung layaknya seorang bangsa Rajput yang pemberani” Ratu Jaiwanta tidak terima dengan ucapan Ratu Bhatyani “Ajabde, bisa berdiri dan bertarung sewaktu waktu”, “Kalau begitu kita harus mengatur sebuah kompetisi untuk itu !” tepat pada saat itu Pratap memasuki ruangan tersebut dan bertanya “Apa yang terjadi ?” Ratu Bhatyani tersenyum pada Pratap “Aku dan ibumu sedang membahas tentang rencana pernikahanmu, pangeran”, “Kami akan mengatur sebuah kompetisi” sela Raja Udai Singh yang hanya diam sedari tadi, Ratu Sajja Bai pun hanya mengiyakan saja, Pratap juga menyetujui rencana tersebut, sementara Ratu Jaiwanta nampak tidak suka “Aku tidak suka dengan hal ini, Ajabde itu sudah sempurna untuk Pratap !”, “Ini adalah kesalahanmu, Maharani Jaiwanta, kompetisi ini akan tetap berlangsung dan tidak ada seorangpun yang akan menghentikannya” ujar Raja Udai Singh lantang BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 215