Di kerajaan Magadha, Ashoka sedang berjalan di koridor istana menuju ke kamar ibunya, Ashoka sangat berharap ayahnya ada di sini hari ini “Tidak akan ada yang terjadi pada ibu dan tanah airku ini, aku tidak bisa meninggalkan ibu sendirian dan menolong para pengungsi itu, aku mohon tolong bantu aku, Dewa ,,, agar aku juga bisa menolong para pengungsi itu” Ashoka melihat Ahenkara sedang merawat ibunya di kamar Dharma “Mungkin para Dewa telah mendengar doaku” bathin Ashoka dalam hati, Ashoka menganggukkan kepalanya pada Ahenkara begitu memasuki kamar Dharma, mereka berdua kemudian menepi ke samping dan ngobrol berdua, Ashoka mencoba mengingatkan Ahenkara pada janjinya “Kamu bilang kamu akan melakukan apa saja untukku” Ahenkara mengangguk mengiyakan, Ashoka kemudian mengutarakan maksudnya agar Ahenkara merawat ibunya sementara dirinya akan pergi untuk melakukan suatu pekerjaan yang sangat penting, Ahenkara khawatir kalau nanti Sushima mengetahuinya, Ashoka meyakinkan Ahenkara kalau hal seperti itu tidak akan terjadi, Ahenkara akhirnya menyanggupi permintaan Ashoka “Aku akan menunggu sampai kamu kembali” ujar Ahenkara tulus
Sementara itu di dalam penjara, Mir Khurasan sudah tidak sabar lagi menunggu kabar dari Noor, Mir Khurasan segera mengirimkan orang utusannya untuk menemui Helena “Mintalah pada Rajmata Helena untuk memberikan informasi terbaru padaku secepat mungkin, siapa tahu dia sudah mendapatkan informasi dari Ratu Noor” utusan itupun pergi menemui Helena, sepeninggal utusannya, Mir Khurasan nampak memikirkan sesuatu “Ada dua pilihan yang mungkin bisa terjadi, bisa jadi Noor sudah sangat dekat dengan tujuannya atau bisa juga dia tidak mencapai tujuannya !” bathin Khurasan dalam hati, saat itu Noor sendiri sedang terjebak di tempat Dastan “Aku tidak tahu apakan Dastan mau membantuku atau tidak ? Tapi bagaimanapun juga aku sangat membutuhkan bantuannya” ujar Noor sambil menimba air, saat itu Dastan berjalan melintas di depan Noor tanpa melihat sedikitpun kearah Noor, ketika Noor berteriak kesakitan, Dastan kemudian menghentikan langkahnya dan menatap tajam ke arah Noor sejenak namun kemudian kembali berjalan meninggalkan Noor, Noor yang kesal melihat perilaku Dastan segera mencipratkan air ke arah Dastan, Dasta marah menatapnya dan segera menghampiri Noor yang tertawa terbahak bahak melihat kemarahan di wajah Dastan, kemudian menarik rambut Noor keras “Kenapa kamu datang kesini ? Apa yang kamu inginkan dariku ?” ujar Dastan dengan tatapan mata sadisnya “Setelah aku menghabiskan waktuku dengan Bindusara, hal itu membuat aku sadar betapa aku membencinya, aku baru menyadari kalau cintaku hanya untuk kamu” ujar Noor dengan tatapan memelas “Lalu kenapa kamu menikah dengannya ?”, “Itu karena tidak ada seorangpun yang bertanya tentang pilihanku”
Di ruang pribadi Samrat, Sushima sedang berdiskusi dengan Khalatak “Tidak ada seorang prajurit atau petarung yang terbaik yang bisa menangkap Agraduta” ujar Sushima kesal, Sushima bahkan meragukan kemampuan Khalatak akan hal ini, namun Khalatak meyakinkan Sushima kalau dia bisa menyebut Agraduta ini sebagai pengkhianat “Aku telah mengirimkan Aakramak untuk mengejar Agraduta, Agraduta bisa saja membunuh Aakramak, seperti ketika dia mengalahkan aku” ujar Sushima sinis, Khalatak meminta beberapa saran dari Sushima “Pangeran Sushima, jika kamu setuju maka kamu bisa memimpin pasukan prajurit kita yang akan menangkap Agraduta” namun Sushima menolaknya “Kita akan mengirimkan seseorang yang bertarung lebih baik dari pada aku, satu permasalahanku akan selesai jika aku bisa menangkap dia, harta bendaku juga akan semakin meningkat” ujar Sushima sinis
Di kamar Purshottam sedang mencari cari sesuatu (sebuah map tempat rahasia harta benda Sushima) di dalam kamarnya, Purshottam teringat ketika malam itu dia tabrakan dengan Ashoka “Aku tidak kenal dengan orang yang menabrakku itu, bagaimana nanti kalau orang itu menceritakan pada pangeran Sushima tentang aku ?” ujar Purshottam cemas
Di kamar Ashoka, Ashoka sedang merapikan pakaiannya, Ashoka menemukan sebuah map yang terdapat dalam sebuah kain yang di dapatnya kemarin “Punya siapa ini ?” ujar Ashoka penasaran, tak lama kemudian begitu Ashoka mendengar ada suara langkah kaki mendekat ke kamarnya, Ashoka segera memasukan semua pakaian hitamnya berserta map tersebut dan menyembunyikannya di bawah kolong tempat tidur, tepat pada saat itu Sushima memasuki kamar Ashoka bareng Khalatak, Sushima terlihat sedikit curiga melihat gelagat Ashoka “Ada apa ? Kenapa kamu begitu tegang melihat aku seperti itu ?” tanya Sushima penuh selidik “Selama ini kita selalu bertemu dengan keadaan yang tidak nyaman beberapa hari ini, jadi aku merasa tegang dengan alasan yang sama” Sushima tertawa kecil mendengar jawaban Ashoka, kemudian Sushima memberikan tanggung jawab pada Ashoka untuk menangkap Agraduta hidup hidup “Dia itu telah dinyatakan sebagai pengkhianat, aku tahu dia akan datang untuk menyelamatkan para pengungsi itu, kamu harus mengalahkan dia pada saat itu, lepas cadarnya dari wajahnya dan bawa dia kesini menghadapku, aku ingin menghukum dia !” Ashoka hanya terdiam mendengarkan ucapan Sushima “Buatlah pasukan dengan prajurit pilihanmu sendiri dan bawa Agraduta padaku ! Aku ingin melihat wajahnya” ujar Sushima kesal “Tapi kamu kan memerintahkan aku untuk tidak keluar dari istana ini kan, kak ?” Sushima membebaskan Ashoka dari ucapannya “Tapi bagaimana dengan ibuku ? Aku tidak bisa meninggalkan ibu dalam kondisinya seperti saat ini” Sushima memberikan alasan kalau tanah air mereka adalah ibu mereka juga “Ayah akan sangat sedih kalau tahu kamu tidak memenuhi janjimu yang diberikan oleh ayah, jadi lebih baik bersiaplah dan pergilah ! Para prajurit telah menunggu kamu, kamu harus segera pergi secepat mungkin !”
Ashoka sudah bersiap pergi dengan baju perang dan kudanya, Aakramak dan sebagian prajuritnya mengikutinya, Ashoka sangat cemas “Jika aku pergi dengan guru Aakramak, lalu bagaimana aku bisa menolong teman temanku dan para pengungsi itu ? Bagaimana aku bisa menjadi dua pribadi yang berbeda dalam satu waktu ?” Ashoka mencoba mencari solusinya “Aku tidak tahu bagaimana aku akan melakukan hal ini tapi bagaimanapun juga aku harus melindungi para pengungsi itu, aku harus menyembunyikan hal ini dari guru Aakramak, siapa aku sebenarnya !” bathin Ashoka dalam hati kemudian berlalu dengan kudanya meninggalkan istana
Di balkon istana, Sushima melihat kepergian rombongan Ashoka, Khalatak bertanya padanya tentang keputusannya mengirimkan Ashoka, Sushima menunjukkan sebuah buku pada Khalatak “Di sebutkan disini bagaimana mengarahkan nasib salah satu musuh, Agraduta pasti akan datang untuk menyelamatkan para pengungsi itu, ini saatnya Ashoka bertarung dengan dia, mereka berdua memiliki gaya bertarung yang hampir sama, dia pasti bisa menghentikan Agraduta” ujar Sushima “Tapi bagaimana jika Ashoka malah ikut bergabung dengan Agraduta atau para pengungsi itu ?” tanya Khalatak cemas “Aakramak akan menjadi saksi untuk hal itu, Ashoka mungkin tidak akan mematuhi perintahku, dan akhirnya ayah akan kecewa dengannya, ayah pasti akan senang denganku, Ashoka mungkin bisa melakukan apa saja tapi akhirnya akulah pemenangnya !” Khalatak menganggukkan kepalanya
Sementara itu Chanakya sedang mencari obat obatan di dalam hutan “Aku harus bisa menemukan tanaman obat itu sebelum turun hujan atau aku tidak akan bisa menunda efek dari racun itu” bathin Chanakya, sedangkan Ashoka meminta pada Aakramak untuk memimpin mereka hari ini “Kamu adalah guruku, bagaimana bisa aku membuat kamu mengikuti aku ?” ujar Ashoka, Aakramak merasa sedikit tidak enak ketika Sushima mengirimkan Ashoka bersamanya “Apakah mungkin pangeran Sushima tidak mempercayai aku kalau aku pergi sendirian menjalankan tugas ini” ujar Aakramak “Apa yang dikatakan oleh guru Aakramak ini benar, Sushima memang sedikit cerdik” bathin Ashoka dalam hati, kemudian Ashoka mengarahkan kudanya ke sisi yang berbeda, sementara itu Aakramak berjalan di di depan memimpin pasukannya. Di tempat Chanakya, tanpa sepengetahuan Chanakya ternyata ada lubang di depannya, Chanakya terperosok masuk ke dalam lubang tersebut. Kembali ke rombongan Ashoka, seseorang ternyata menyerang Aakramak dan para prajurit dengan membakar pohon pohon hingga asap tebal pun menyelimuti pandangan mereka, Aakramak dan para prajurit waspada, tak lama kemudian Aakramak bertemu dengan Agraduta secara face to face, Aakramak memberikan pilihan padanya menyerah atau mati ! “Lebih baik aku mati daripada menyerah pada orang orang menyalah gunakan kamu !” akhirnya pertarungan diantara mereka tidak terelakkan, Ashoka terpojok di pohon, ketika Aakramak hendak membuka cadarnya, Agraduta segera menendang Aakramak keras, Aakramak terjatuh terjerembab di tanah, kepalanya membentur sebuah batu, Agraduta tertegun melihatnya …