Di dalam hutan, Aakramak akhirnya menahan beberapa pengungsi, para pengungsi itu menyalahkan Ashoka “Kamu itu menodai pertemanan kita, kamu dan ibumu adalah salah satu dari kami beberapa hari yang lalu, kamu dan ibumu melalui nasib yang sama seperti kami, jadi akankah kamu menyadari penderitaan kami ?” Aakramak langsung menampar salah satu pengungsi yang vokal tersebut “Kamu tidak boleh bicara seperti itu pada pangeran Ashoka !” bentak Aakramak, Ashoka hanya terdiam dan merasa sedih melihat penderitaan teman temannya itu
Sementara itu, di kerajaan Magadha, Ahenkara tidak bisa menemui Dharma karena para penjaga menjaganya di luar kamar “Mereka pasti akan memberikan informasi pada Sushima kalau aku pergi menemui Rani Dharma” bathin Ahenkara dalam hati, Ahenkara kemudian mencoba mengalihkan perhatian para penjaga tersebut dengan memecahkan sebuah kendi, mereka langsung sibuk membersihkan kendi tersebut, Ahenkara segera masuk ke dalam kamar Dharma dan mengecek kondisi Dharma yang saat itu sedang mengigau menyebut nama Ashoka, Ahenkara mencoba menyadarkan Dharma kalau dirinya ada di sebelahnya “Rani Dharma, Ashoka sedang pergi, dia sedang menyelesaikan pekerjaan penting, ini aku Ahenkara yang akan menemani kamu” Ahenkara merasa sedih ketika menyadari kalau tidak ada seorangpun yang memberi Dharma obat selama dirinya tidak ada, Ahenkara kemudian memberikan ramuan obat itu pada Dharma, tepat pada saat itu Sushima sampai di depan kamar Dharma, Sushima marah pada para prajuritnya yang tidak bisa melakukan tugas mereka dengan baik, dari dalam kamar Ahenkara mendengar suara Sushima yang sedang membentak para prajuritnya, Sushima melihat sebuah bayangan di dalam kamar, bergegas Sushima mengeceknya ke dalam kamar namun tidak menemukan apa apa disana, saat itu Ahenkara sedang bersembunyi dibawah sebuah sofa, Sushima melihat sekeliling kamar Dharma dengan seksama, Ahenkara langsung menutup mulutnya agar tidak berteriak ketika Sushima berjalan kearahnya.
Para pengungsi yang tertangkap itu di bawa masuk ke dalam istana, seorang prajurit mencoba menyerang mereka dengan sebuah cambuk namun Ashoka segera memegang tangannya “Kamu tidak mempunyai hak untuk melukai mereka tanpa membuktikan kejahatan mereka, mereka ini belum menjadi tersangka !” ujar Ashoka garang “Tapi mereka itu telah berlari layaknya seorang pencuri, ini cukup membuktikan kalau mereka bersalah” ujar Sushima, Ashoka mencoba untuk memberikan keadilan pada apa yang telah mereka perbuat “Orang baik ternyata takut juga pada preman” ejek Sushima, Sushima kemudian meyakinkan Ashoka untuk menunggu kalau kejahatan para pengungsi itu pasti akan terbukti “Aku telah memberikan kamu sebuah tanggung jawab dan kamu telah gagal ! Aku bisa menghukum kamu karena melakukan kejahatan yang sama tapi aku tidak akan melakukannya, kamu tidak bisa menangkap Agraduta, tidak usah merasa tidak enak hati, masih ada banyak lagi, aku akan mengumumkan hukuman untuk teman temanmu ini dan kamu tidak akan bisa melakukan hal apapun untuk menghentikan aku” ejek Sushima
Ashoka memasuki kamar ibunya, saat itu di lihatnya Charumitra sedang berada disana menemani Dharma “Ashoka, ibumu sekarang baik baik saja, dia telah diberikan sebuah ramuan obat oleh tabib, kalau dia lebih banyak beristirahat maka dia akan segera sembuh” Ashoka mengecek kondisi ibunya begitu mendapat penjelasan Charumitra “Maharani Charumitra, apakah kamu tahu kapan ayah kembali ?”, “Sudah, tidak usah khawatir, Ashoka ,,, kami semua bersama kamu” Charumitra berupaya membuat Ashoka percaya padanya, Ashoka tahu tapi ibunya sangat membutuhkan dirinya pada saat seperti ini, Charumitra menyuruh Ashoka duduk, kemudian Charumitra membawakan makanan untuk Ashoka yaitu chapatti yang telah di buat oleh Charumitra dengan darahnya yang dicampur dengan tepung. Secara sopan Ashoka menolak untuk makan apapun sendirian “Aku akan makan dengan ibuku dari tangannya ketika dia bangun nanti” ujar Ashoka kemudian pergi berlalu dari kamar Dharma, Charumitra merasa kesal namun Charumitra tidak mau kehilangan kesempatan emas ini lagi “Aku harus mencari sebuah cara !” ujar Charumitra sinis
Di ruang sidang, Sushima sedang mencerca semua orang yang ada disana yang tidak bisa melihat wajah Agraduta, Sushima bahkan tidak mengampuni Aakramak “Aku akan memenuhi tugasku yang belum selesai hari ini, aku akan melukai para pengungsi ini, dengan cara seperti itu maka dia akan keluar dari persembunyiannya” Sushima kemudian mengumumkan pada semua orang kalau para pengungsi ini membantu pengkhianat yang bernama Agraduta “Mereka ini membantu Agraduta dengan sangat baik, dengan begitu mereka ini juga di sebut sebagai pengkhianat negara kita, orang orang ini dipastikan menjadi tersangka, mereka akan di hukum gantung di depan semua orang !” semua orang kaget mendengar ucapan Sushima “Kematian mereka akan membuat semua orang trauma, tidak akan ada seorangpun yang berani melawan aku lagi nantinya di masa mendatang” ujar Sushima, Ashoka segera maju ke tengah dan meminta maaf atas nama mereka “Orang orang ini di paksa untuk melakukannya, ada perbedaan antara pengungsi dan pemberontak, kak” Sushima menyebutkan beberapa bukti yang ada, sedangkan Ashoka menantang ucapan Sushima “Orang orang ini telah datang untuk mencari bantuanmu tapi kamu tidak membantunya, mereka ini dipaksa untuk melakukan kejahatan dan itu tidak akan terjadi jika kamu menolong mereka tepat waktu” Sushima kemudian memanggil saksinya untuk masuk ke dalam “Dia akan membuktikan bahwa pendapat kamu itu salah, Ashoka” Purshottam memasuki ruangan sidang, Ashoka merasa kalau dirinya pernah bertemu dengannya di suatu tempat, Purshottam mengabarkan kalau dirinya telah membagikan uang pada semua orang namun para pengungsi itu menolak “Kami baru melihat dia untuk pertama kalinya saat ini !” ujar para pengungsi tersebut, hal ini tentu saja membuat Sushima semakin marah, Purshottam tidak ingat nama orang orang tertentu yang menerima uang yang dibagikannya.
Tiba tiba Ashoka teringat muka orang tersebut yang menjadi saksi Sushima “Dua malam yang lalu aku bertabrakan dengan seseorang tapi aku tidak mengenali orang tersebut, tapi ketika aku melihat kamu, aku jadi memikirkan kamu, perlu cukup waktu untuk mengenali kamu” ujar Ashoka sambil melihat ke arah luka yang berada di ibu jari Purshottam, Sushima meminta Ashoka untuk tidak usah bicara omong kosong “Aku percaya pada Purshottam, aku menerima ucapannya sebagai bukti jadi aku umumkan kalau orang orang ini sebagai tersangka” seseorang bertanya pada Sushima “Pangeran Sushima, apakah tidak lebih baik bila kita menunggu Samrat Bindusara kembali ?” Sushima tetap pada keputusannya kemudian dia meminta Khalatak agar menyiapkan segala keperluannya untuk menggantung orang orang tersebut, Khalatak hanya bisa mengangguk mengiyakan perintahnya
Salah satu murid Chanakya, Radhagupta memberikan saran pada Ashoka untuk mencari seseorang yang menyimpan uang yang diberikan pada para pengungsi atau mengambil uang itu, hal ini akan menolong para pengungsi dalam membuktikan kalau mereka tidak bersalah, sementara itu Purshottam nampak sedang mengemasi barang barangnya “Aku harus segera pergi dari sini, sebelum pangeran Ashoka menceritakan semuanya pada pangeran Sushima” ujar Purshottam cemas. Tak lama kemudian Ashoka sedang mengecek peta yang dia temukan pada malam ketika bertabrakan dengan Purshottam, Ashoka menyadari kalau Purshottam pasti yang menyembunyikan semua uang di sebuah tempat tersembunyi yang berada di peta tersebut “Sepertinya dia telah membuat rute ini dengan darahnya sendiri, dia memang telah berbohong di ruang sidang tadi, itu akan membantu aku untuk membuktikan kalau para pengungsi itu tidak bersalah jika aku bisa menemukan uang ini, hanya Purshottam yang bisa menolong aku untuk mencapai ini semua, aku harus menjadi Agraduta lagi !”