Di kerajaan Magadha, Ahenkara melihat Sushima sedang meminta pada prajuritnya untuk menyuruh Ashoka menghadap padanya, Ahenkara memutuskan untuk mengalihkan perhatian Sushima agar Sushima tidak tahu kalau Ashoka belum kembali sampai Ashoka kembali ke istana, Ahenkara segera masuk ke dalam kamar Dharma, Sushima melihat sekelebat bayangan Ahenkara memasuki kamar Dharma, Sushima marah dan mengikuti Ahenkara masuk ke dalam kamar Dharma yang saat itu masih terbaring lemah “Kamu ini memang suka sekali tidak mematuhi aku bukan ?” ujar Sushima sambil memegang bahu Ahenkara, Ahenkara ketakutan, Sushima kemudian mencengkram kedua pipi Ahenkara dengan keras kemudian dihempaskannya ke lantai, Ahenkara jatuh setelah di dorong oleh Sushima, Sushima melewatinya begitu saja dan pergi meninggalkan Ahenkara dengan tatapan marah, Ahenkara sangat waspada pada reaksi Sushima “Paling tidak aku telah menyelamatkan Ashoka dari kemarahanmu, tapi aku heran apakah Ashoka akan kembali atau tidak ?” ujar Ahenkara sambil menangis
Semua rakyat sedang berkumpul di dekat tempat dimana para pengungsi itu akan di gantung, mereka sangat sedih karena Agraduta tidak datang untuk menolong mereka, Radhagupta mencoba mencari cari Ashoka namun nihil, tidak ditemukannya Ashoka dimanapun diantara orang orang yang berdiri yang sedang memperhatikan hukuman gantung pada dua pengungsi tersebut, semua orang juga bergunjing tentang peristiwa tersebut, mereka tidak senang dengan kekuasaan yang di pegang oleh Sushima dalam pemerintahan Magadha, Sushima adalah penguasa yang sangat kejam, sesuatu yang seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya, tepat pada saat itu Sushima datang ke tempat tersebut, Sushima memerintahkan prajuritnya untuk menggantung para pengungsi tersebut, sementara Agraduta sedang dalam perjalanan menuju ke kerajaan Magadha, Sushima memberikan pengumumman pada rakyatnya “Ini adalah peringatan untuk setiap orang ! Jika siapapun yang berani mengadakan pemborentakan melawan kerajaan Magadha atau mendukung Agraduta maka mereka akan di bunuh !” ujar Sushima lantang “Kamu bisa saja membunuh kami tapi peristiwa ini akan tertinggal di dalam hati masyarakat dan kamu akan menyadari kebodohanmu sendiri !” teriak salah satu pengungsi lantang, Sushima kembali mengulangi perintahnya
Tak lama kemudian sebuah belati melayang dan memotong tali yang melingkar di leher para pengungsi, rupanya Agraduta yang melemparkan belati itu dan membebaskan para pengungsi tersebut dari atas kudanya, para pengungsi sangat senang begitu melihat Agraduta, Agraduta maju ke depan mendekati para pengungsi yang hendak di hukum gantung, semua orang mengelu elukan namanya “Hidup Agraduta ! Hidup Agraduta ! Hidup Agraduta !” Sushima sangat marah melihat perbuatan Agraduta “Tangkap dia !” Agraduta dengan sigap mampu melumpuhkan para prajurit Sushima dengan tangan kosong “Kamu ini telah mengganggu keadilan kerajaan Magadha ! Setiap orang yang hadir disini adalah saksinya yang telah melihat apa yang telah kamu lakukan, kamu telah menantang otoritas raja pengganti !” ujar Sushima lantang, Agraduta tidak menggubrisnya malah menyebutnya sebagai orang yang tolol karena percaya begitu saja dengan pegawainya yang korupsi di daerahnya “Seorang rakyat biasa harus meninggikan suaranya untuk hal ini !” Sushima semakin murka dan menyebut Agraduta sebagai seorang pembohong tapi Agraduta bicara soal bukti yang ada, Agraduta kemudian berbalik ke kudanya dan membawa sekarung uang hasil jarahan ke hadapan semua orang “Ini adalah uang yang sama yang seharusnya di bagikan pada para pengungsi tapi pegawaimu yang korupsi itu menyembunyikannya di dalam sebuah gua, kamu mendukung apa yang dilakukannya, kamu telah menipu rakyatmu sendiri, sekarang pegawai itu tidak ditemukan dimanapun, jadi bagikan saja uang ini pada rakyatmu yang pantas untuk menerimanya, mereka telah ditipu !” Sushima semakin marah mendengar ucapan Agraduta, Sushima ingin semua pengungsi di tangkap “Mereka tidak bisa keluar dengan uang jarahan itu !” tanpa diminta rakyat segera membentuk barisan, berjaga jaga di depan Agraduta “Misikku disini telah selesai sekarang, tapi aku akan kembali untuk menolong orang orang yang dalam masalahnya, mereka tidak bisa menjaga diri mereka sendiri, aku akan membantu mereka untuk mendapatkan keadilan !” semua orang kembali mengelu elukan nama Agraduta “Hidup Agraduta ! Hidup Agraduta ! Hidup Agraduta !” Sushima semakin kesal dan marah pada Agraduta, ketika Agraduta berbalik menuju ke kudanya, Sushima segera melemparkan belatinya ke arah Agraduta, belati itu melukai tangan Agraduta
Sushima ingin semua pengungsi itu ditangkap, Agraduta segera melarikan diri karena Sushima, tiba tiba tanpa mereka sadari ternyata Bindusara sudah sampai disana dan menuntut dengan keras tentang semua kejadian yang terjadi disini, Sushima dan semua orang terkejut melihat kehadirannya, rakyat kembali mengelu elukan nama Agraduta sekali lagi “Hidup Agraduta ! Hidup Agraduta ! Hidup Agraduta !” Bindusara terpana dan penasaran, Aakramak meminta mereka semua untuk diam, kemudian Sushima dan Khalatak menyambut kedatangan ayahnya, Bindusara sangat penasaran dengan Agraduta, Sushima menyebutnya sebagai seorang pengkhianat “Tapi rakyat tidak mungkin memuja seorang pengkhianat, lalu siapa orang orang itu yang di gantung ? Apa yang telah mereka lakukan ?” Radhagupta segera menyela pembicaraan mereka “Mereka ini adalah teman teman Ashoka, pangeran Sushima menyebutnya sebagai pemberontak, mereka telah menjarah harta benda dan membunuh orang orang, namun kejahatan mereka belum terbukti” Sushima mati kutu dan hanya bisa terdiam di depan ayahnya, Khalatak juga salah tingkah, Bindusara ingin semua orang itu dibebaskan “Aku ingin bicara dengan Ashoka !” semua orang mengelu elukan nama Bindusara “Hidup Samrat Bindusara ! Hidup Samrat Bindusara ! Hidup Samrat Bindusara !”
Ashoka telah sampai di tepi sungai “Aku percaya pada ayah, sekarang semuanya akan kembali baik, para pengungsi itu akan bebas, mereka pasti akan di berikan keadilan, aku tidak akan menjadi pengkhianat selamanya, aku akan menceritakan semuanya ke ayah ! Aku sangat ingin bertemu dengannya hari ini” ujar Ashoka penuh semangat, sementara itu di kamar Sushima, Sushima mengatakan pada ibunya kalau ayahnya telah menghinanya di depan semua orang, Charumitra malah menegurnya karena terlalu agresif dalam bertindak “Kamu telah membunuh Purshottam ! Sementara ibu tidak bisa mengatasi Ashoka, apakah semuanya harus ibu yang mengurusi ?” Sushima meminta petunjuk pada ibunya apa yang harus dia lakukan sekarang “Bagaimana caranya membuat ayah mengerti ?” Charumitra tahu kalau Khalatak akan mengatasi situasi yang terjadi
Di kamar pribadi Bindusara, saat itu Bindusara sedang duduk santai, sementara tabib mulai meramu obat obatan untuknya, Khalatak berdiri di depannya, Bindusara sangat kecewa pada Khalatak karena tidak mengabarkan padanya tentang apapun ketika semua yang terjadi disini diluar kendalinya “Mengapa semua rakyat merasa kecewa jika semuanya berjalan dengan baik ? Aku ingin tahu bagaimana semua ini terjadi ?” tanya Bindusara penuh selidik, Khalatak kemudian mengabarkan pada Bindusara kalau mereka telah membeli tanah rakyat dan memberikan uang sebagai imbalannya “Mereka itu teman temannya Ashoka, mereka berbohong kalau mereka tidak mendapatkan uang itu, mereka mencoba untuk menciptakan situasi yang buruk, mereka ditangkap untuk alasan yang sama” ujar Khalatak, Radhagupta segera masuk ke kamar Bindusara dan menyela sambil mengoreksi ucapan Khalatak “Tapi pangeran Sushima tidak mendengarkan mereka, mereka di tangkap tanpa alasan apapun, Agraduta membawa mereka bersamanya”, “Agraduta itu seorang pengkhianat !” Bindusara ingin tahu siapa itu sebenarnya Agraduta “Dia menutupi wajahnya dengan cadar, pangeran Sushima, guru Aakramak dan Ashoka gagal menangkapnya, Aakramak menahan beberapa pengungsi, mereka diberi hukuman mati” Khalatak mengutarakan hal ini dari sisi Sushima, namun Radhagupta kembali mengingatkan padanya kalau dirinya ingin agar Sushima menunggu sampai Bindusara kembali “Ashoka juga bicara atas nama teman temannya tapi semua permintaannya tidak pernah di dengarkan, ucapannya itu benar ketika Agraduta menghadirkan uang jarahan tersebut di hadapan semua orang” kemudian Khalatak membicarakan soal Purshottam “Purshottam mengatakan dirinya sendiri yang telah membagikan uang itu kepada semua pengungsi” bela Khalatak, Bindusara ingin bertemu dengan Purshottam, Khalatak panik kemudian pamit diikuti oleh Radhagupta, mereka berdua segera berlalu dari ruangan tersebut, Bindusara ingin sekali bertemu dengan Agraduta “Dia telah melakukan apa yang aku harapkan dari Sushima !”
Ashoka sangat bahagia memikirkan para pengungsi yang pasti sangat bahagia hari ini “Aku berharap aku bisa melihat wajah wajah mereka yang sangat bahagia” ujar Ashoka sambil mengelus elus kudanya, sementara itu Bindusara ingin tahu siapa orangnya yang telah mengambil tanah rakyat “Aku harus mencari tahu siapa orangnya ini dan menghukumnya” ujar Bindusara tepat pada saat itu ketiga istri Bindusara memasuki kamarnya, Bindusara tersenyum melihat Dharma dan menatapnya penuh cinta, Charumitra sangat marah dan cemburu ketika Bindusara ngobrol dengan Dharma mesra, Charumitra segera melancarkan ilmu hitamnya dan mempengaruhi Dharma “Samrat, aku ini bukan tabibmu tapi aku ini adalah istrimu, tabib akan merawat kamu, berlakulah padaku seperti seorang Raja yang memperlakukan istrinya” ujar Dharma ketus, Subhrasi kaget ketika mendengar Dharma berbicara kasar pada Bindusara, Bindusara juga benar benar kaget mendengar ucapan Dharma, sedangkan Charumitra nampak tersenyum puas..