Di kerajaan Mewar, semua orang memasuki ruangan aula untuk Gangaur puja, dimana terdapat sebuah kolam yang penuh dengan air di dalamnya, semua putri raja sudah berkumpul di sana dan menatap tajam dengan penuh harapan ke arah Pratap sambil mengikutinya dibelakang Pratap, Ajabde juga sedang berjalan di ruangan tersebut mengekor di belakang Ratu Jaiwanta, sementara Pratap mengekor di belakang Raja Udai Singh, mereka berdua berjalan bersebrangan di tepi kolam sambil saling melirik satu sama lain, kemudian semua orang berdoa didepan Gangaur Mata (patung boneka yang di buat oleh Ajabde) saat itu Raja Udai Singh tidak melihat kehadiran Phool “Dimana putri Phool ?” tak lama kemudian Phool memasuki ruangan tersebut sambil tersenyum manis pada semua orang, Raja Udai Singh tersenyum senang melihat calon menantu pilihannya, kemudian Ratu Jaiwanta menceritakan pada semua orang tentang tujuan pemujaan tersebut “Jika seorang gadis melihat bayangan pria impiannya di dalam pantulan air, maka pria tersebut akan selalu bersama dengannya” semua putri raja nampak antusias dengan acara pemujaan itu, Ratu Jaiwanta berbisik pada Ajabde “Ajabde, pergilah dan berdoa !” Ajabde segera menuruti permintaan Ratu Jaiwanta menuju ke tepi kolam dan berdoa, kemudian Ratu Jaiwanta menyuruh Pratap untuk berjalan di sekeliling tepi kolam,
Raja Udai Singh tahu rencana Ratu Jaiwanta, Raja Udai Singh juga tidak mau kalah, Raja Udai Singh juga berbisik ke Phool “Phool, kamu juga pergi dan lakukan pujamu” bergegas Phool juga menuruti permintaan Raja Udai Singh, sementara pada saat itu ketika Ajabde hendak menaruh lampu diya di kolam, tiba tiba Pratap melintas di belakangnya sehingga bayangan tubuhnya terpantul di air kolam itu, Ajabde tertegun ketika melihat bayangan Pratap, Ajabde terlihat cemas, smentara pada saat itu Phool berusaha menyingkirkan semua putri raja yang ada disana yang sedang mengambil nampan aarti satu per satu, semua putri raja mengeluh atas tindakan Phool, kemudian Raja Udai Singh berkata “Phool, pergilah dan berdoalah dengan Ajabde” ujar Raja Udai Singh sambil menunjuk Ajabde yang sedang berdoa, Phool kembali menuruti permintaan Raja Udai Singh, Phool duduk di sebelah Ajabde, tak lama kemudian ketika Phool sedang berdoa, Phool melihat bayangan Pratap di dalam air, Phool terkejut kemudian mengutarakannya dengan nada senang sambil menoleh ke arah Pratap, Pratap pun berbalik dan menatap kearah mereka berdua, setelah itu kembali berjalan, Phool benar benar tidak menyangka kalau dirinya melihat bayangan Pratap di dalam air, Ajabde hanya bisa terdiam dan cemas
Setelah Ratu Jaiwanta selesai melakukan pemujaan untuk keluarganya, saat itu Ratu Jaiwanta dan Raja Udai Singh kembali berselisih pendapat tentang Pratap, Phool dan Ajabde, Pratap menghampiri mereka sambil membawakan air untuk ibunya “Aku hanya mengirimkan Pratap untuk berkeliling di tepi kolam, tidak lebih” ujar Ratu Jaiwanta sambil membasuh kaki Raja Udai Singh, Raja Udai Singh memberikan restu Ratu Jaiwanta “Aku yakin kamu pasti akan mendapatkan menantu yang sangat sempurna nanti” ujar Raja Udai Singh sementara Ajabde berkata pada dirinya sendiri ketika teringat bayangan Pratap yang dilihatnya di dalam kolam “Apa yang aku lakukan disini ?” Phool yang masih terkenang kenang akan bayangan Pratap yang dilihatnya di kolam, nampak ingin selalu membicarakan hal tersebut “Ajabde, aku belum pernah melihat bayangan pangeran Pratap, kalau kamu, bayangan siapa yang kamu lihat di dalam air ?” Ajabde hanya diam saja tidak menjawab pertanyaan Phool, kemudian Ajabde segera meninggalkan Phool dengan perasaan kesal tiba tiba berpapasan dengan Pratap hingga menumpahkan wadah air yang dibawa oleh Pratap hingga membasahi kaki Pratap “Oooh maaf ,,,aku tidak sengaja” ujar Ajabde sambil berlalu meninggalkan Pratap, Ratu Jaiwanta dan Raja Udai Singh melihat insiden tersebut, Ratu Jaiwanta tersenyum senang
Para prajurit Jalal mengelu elukan nama Jalal “Hidup Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad ! Hidup Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad ! Hidup Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad !” Jalal tersenyum senang “Aku tahu, kalian semua ini sangat hebat tapi kalian harus menunjukkan keberanian kalian” ujar Jalal bangga, kemudian Jalal mengatakan pada Bhairam Khan tentang strategi yang akan dia lakukan nanti, Bhairam Khan mengungkapkan strategi Jalal pada semua prajurit, salah satu prajurit datang terlambat dan berkata “Maafkan aku, Yang Mulia, aku datang terlambat”, “Aku disini bukan untuk mengampuni kamu !” ujar Jalal sambil membunuh prajurit itu “Tidak ada seorangpun yang akan pulang ke rumah dan tidak ada seorangpun yang akan menghubungi keluarganya, kita harus bisa melumpuhkan daerah Rajputana yang terdekat segera !” bentak Jalal lantang
Raja Udai Singh, Ratu Jaiwanta dan Pratap sedang menikmati makanan mereka “Kita harus membawa pengantin perempuannya untuk Pratap, Rana Ji”, “Aku tidak akan memilih pengantin perempuan hanya untuk ini” ujar Raja Udai Singh “Kenapa kalian berdua selalu bertengkar ?” Pratap merasa bingung dengan tingkah kedua orangtuanya yang selalu berbeda pendapat “Pratap, katakan pada ayahmu, dengan siapa kamu ingin menikah ?” tanya Ratu Jaiwanta, sementara itu di kamar Phool, Phool juga menanyakan tentang makan siang pada Ajabde, Ajabde menolak untuk makan “Ajabde, aku tidak ingin makan siang sendirian” pinta Phool dengan wajah kesal sambil duduk menjauh dari Ajabde di tepi tempat tidur, sedangkan di tempat Pratap dan kedua orangtuanya, Ratu Jaiwanta mengungkapkan pendapatnya tentang Phool “Aku tidak mengatakan kalau Phool itu gadis yang tidak baik tapi aku merasa kalau Ajabde itulah yang tepat dan sempurna untuk Pratap” Raja Udai Singh menggelengkan kepalanya “Tapi sayang sekali, Maharani Jaiwanta ,,, aku telah memutuskan hubungan Pratap dengan kerajaan Marwar hanya untuk Rajputana” ujar Raja Udai Singh tak kalah sengit “Aku tetap akan menikahkan Pratap dengan Ajabde !” ujar Ratu Jaiwanta lantang “Phool Kanwar !”, “Ajabde !” ayah dan ibu Pratap saling bersahut sahutan dengan pendapat mereka masing maing, Pratap segera mengakhiri pertikaian kedua orang tuanya dan berkata “Cukup ! Aku tidak ingin menikah gadis manapun, tidak itu Ajabde atau Phool Kanwar atau gadis yang lain ! ayah mengatakan tentang pernikahan yang berujung pada penyatuan Rajputana tapi ayah bertengkar hanya pada satu permasalahan saja” ujar Pratap kesal kemudian pergi dari sana tanpa menyentuh makanannya sedikitpun, sepeninggal Pratap, Ratu Jaiwanta menangis, Raja Udai Singh merasa heran “Maharani Jaiwanta, kenapa kamu menangis ?”, “Kamu tidak mencintai aku, Rana Ji” Ratu Jaiwanta mulai merajuk “Baiklah, aku akan memikirkan tentang hal ini” ujar Raja Udai Singh BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 211