Di kamar Phool “Aku pernah mendengar meskipun kita tetap menahan kelaparan maka sinar di wajah kita akan benar benar hilang” ujar Phool “Baiklah, kalau begitu aku akan ikut denganmu” Ajabde dan Phool kemudian keluar kamar hendak menikmati makan malam mereka, di koridor istana mereka berdua berpapasan dengan Pratap, Pratap hanya terdiam sambil memperhatikan mereka berdua kemudian berlalu begitu saja tanpa menyapa Phool ataupun Ajabde, Phool dan Ajabde merasa bingung “Ada apa dengan dia ? Apa yang terjadi pada pangeran Pratap ?” tanya Phool cemas, kemudian mereka berdua segera menuju ke dapur dimana ada Ratu Jaiwanta dan Ratu Sajja Bai “Apakah pangeran Pratap tidak makan tadi ?” Phool terkejut ketika mendengar ucapan Ratu Sajja Bai “Apa ? Pangeran Pratap tidak makan ?” Ratu Sajja mengiyakan “Dia tidak makan itu karena kamu” ujar Ratu Sajja
Sementara itu di koridor istana, semua putri raja sedang bersenda gurau dengan Ajabde “Aku senang kalau akhirnya pangeran Pratap tidak jadi menikah dengan salah satu diantara kalian” ujar Ajabde, para putri raja malah menggoda Ajabde, Ajabde segera meninggalkan mereka menuju ke Dangal tempat latihan Pratap, disana Ajabde melihat Pratap yang saat itu sedang berada di Dangal, Pratap sedang mengendarai kuda dan berlatih dengan pedangnya “Dia tidak makan kemudian langsung melakukan latihan bertarung dengan senjatanya” bathin Ajabde dalam hati, Pratap terus berkeliling mengendarai kudanya dengan mengambil senjatanya, Ajabde terus memperhatikan Pratap hingga akhirnya Pratap menyadari kalau Ajabde melihatnya sedari tadi, Pratap langsung turun dari kudanya sambil tersenyum senang dan berjalan ke arah Ajabde namun ternyata Ajabde tidak ada disana, Ajabde telah pergi menghindari Pratap
Di koridor istana, ketika Ratu Jaiwanta hendak memberikan makanan pada Pratap, tiba tiba di tengah jalan, Ajabde muncul dengan sepiring makanan menuju ke kamar Pratap, Ratu Jaiwanta segera bersembunyi di balik tirai ketika Ajabde merasa ada seseorang di belakangnya kemudian Ajabde melanjutkan perjalanannya ke kamar Pratap “Rupanya Ajabde pergi memberikan makanan untuk Pratap” namun ternyata di tengah jalan Ajabde berhenti, dirinya teringat kalau dia tidak berhak melakukan hal ini, hanya Phool yang bisa melakukan, Ajabde segera berbalik menuju ke kamar Phool, sesampainya di kamar Phool “Phool, pergilah dan bawakan makanan ini ke kamarnya pangeran Pratap” pinta Ajabde “Tidak ! Aku tidak akan pergi ke kamarnya, Ajabde ,,, pangeran Pratap tidak mau melihatku sama sekali, dia selalu memikirkan hal lain, katakan padaku, Ajabde ,,, apa yang harus aku lakukan ?” Ajabde tersenyum “Kalau begitu pergilah dan berikan makanan ini pada pangeran Pratap, lakukan apa yang aku katakan” ujar Ajabde sambil memberikan piring berisi makanan itu ke Phool, Phool terhenyak
Sementara itu Ratu Sajja sedang berada di dapur, pelayan mengabarkan padanya kalau Raja Udai Singh akan memasuki dapur, Ratu Sajja Bai sangat senang mendengarnya dan menyuruh semua pelayannya pergi meninggalkannya, begitu Raja Udai Singh muncul di dapur, Ratu Sajja Bai meminta maaf pada suaminya “Rana Ji, aku minta maaf jika aku telah melakukan kesalahan”, “Rani Sajja Bai, aku ingin ngobrol dengan kamu saat ini” ujar Raja Udai Singh, saat itu Phool sudah bertemu dengan Pratap “Pangeran Pratap, kamu harus makan, kamu belum menyentuh makananmu sama sekali” ujar Phool sedih “Aku akan makan nanti, kamu pergilah saja” ujar Pratap dingin sambil memperhatikan peta di dinding kamarnya kemudian ketika Pratap hendak pergi dari kamarnya, Phool segera berkata “Pangeran Pratap, sebenarnya ini ide Ajabde yang memintamu untuk makan, aku hanya melaksanakan saja” Pratap berbalik dan menatap Phool tajam “Berikan padaku, aku akan makan makanan ini” Pratap kemudian mulai menikmati makanannya “Bolehkah aku duduk di sini ?” Pratap hanya mengangguk
Di teras Raja Udai Singh sedang ngobrol dengan Ratu Sajja Bai “Rani Sajja Bai , kamu tahu kalau aku tidak bisa hidup tanpa Maharani Jaiwanta, meskipun jika aku bertengkar dengannya” sementara itu Phool masih memperhatikan Pratap yang sedang makan “Pangeran Pratap, aku ingin bertanya sesuatu padamu, apakah kamu mencintai seorang gadis ?” Pratap hanya terdiam, kembali ke teras Ratu Sajja Bai berusaha memahami perasaan suaminya “Aku tahu kamu pasti merindukan Ratu Bhatyani” Raja Udai Singh kesal karena bukan itu tujuan pembicaraan mereka kali ini, Raja Udai Singh ingin mendapatkan dukungan dari Ratu Sajja Bai tentang Phool Knawar “Ratu Sajja Bai, kamu harus memilih Phool Kanwar untuk kebaikan kedua daerah, aku tidak ingin melepaskannya dari tanganku”, sementara di tempat Pratap “Kenapa kamu bertanya demikian, Phool ?” Phool tersenyum seraya berkata “Aku tahu ini akan terjadi dan kamu telah selesai menikmati makananmu” sesaat Pratap merenung dan berkata dalam hati “Aku benar kalau Ajabde pasti akan mengirimkan makanan ini untukku” bathin Pratap dalam hati
Ratu Jaiwanta sedang melakukan puja pada Dewa matahari dan menunggu matahari terbenam, tepat pada saat itu Raja Udai Singh menghampirinya dan berkata “Kamu tahu Maharani Jaiwanta kalau kita melupakan ibunya Pratap yang satu lagi” Ratu Jaiwanta langsung memikirkan Ratu Bhatyani “Untuk siapa kamu bicara, Rana Ji ?”, “Maksudku Ratu Sajja Bai, Maharani Jaiwanta ,,, biarkan dia mengutarakan pendapatnya” ujar Raja Udai Singh
Sementara itu di kamar Ratu Jaiwanta, Ratu Jaiwanta sedang ngobrol dengan Ratu Sajja Bai “Kakak, aku menyukai Phool Kanwar” ujar Ratu Sajja Bai “Aku tidak percaya kamu mengatakan seperti itu, Rani Sajja, katakan padaku dari hatimu yang paling dalam, siapa yang kamu pilih ? Kamu tahu kalau Pratap dan Ajabde itu saling menyukai satu sama lain ?” Ratu Sajja Bai nampak terkejut “Benarkah itu, kakak ? Aku akan bertanya langsung pada pangeran Pratap !” BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 212