Di kerajaan Mewar, di koridor istana, nampak Pratap mengikuti Ajabde yang sedang membawa nampan aarti, mereka berdua berdebat soal makanan yang di siapkan oleh Ajabde untuk Pratap “Jika kamu tidak peduli denganku lalu mengapa kamu mengirimkan makanan untukku kemarin ?” Ajabde nampak bingung dan gelisah sambil terus berjalan mengindari Pratap “Tidak ! Aku tidak melakukannya !” Pratap semakin kesal dan ingin mendengar kejujuran dari Ajabde “Jika kamu benar benar tidak mengirimkan makanan itu untukku maka katakan padaku sambil tatap mataku ! Aku tahu kamu tidak bisa berbohong padaku !” Ajabde menghentikan langkahnya dan tertunduk malu dan bingung, entah jawaban apa yang harus dia katakan “Apa alasan di balik semua itu, Ajabde ?” tepat pada saat itu Ratu Sajja Bai menghampiri mereka dan berkata tanpa basa basi “Pangeran Pratap, kenapa kamu tidak mengatakan kalau kamu menyukai Ajabde ?” Pratap dan Ajabde terkejut mendengarnya, Pratap segera berbalik menatap ibu tirinya itu “Rani Sajja, bukan seperti itu” namun Ratu Sajja Bai tidak menggubris Pratap, sambil tersenyum Ratu Sajja Bai bertanya pada Ajabde hal yang sama “Ajabde, kamu juga kan menyukai pangeran Pratap ?” Ajabde hanya terdiam dan tidak tahu mau menjawab apa
Ratu Sajja Bai segera meninggalkan mereka berdua dan memasuki istana sambil bicara pada dirinya sendiri “Aku tidak tahu kenapa kakak Jaiwanta percaya sekali kalau mereka berdua itu saling mencintai satu sama lain” tepat pada saat itu Ratu Jaiwanta sudah berada di depannya di koridor istana, Ratu Sajja kaget ketika Ratu Jaiwanta ada di depannya “Rani Sajja, apakah kamu tidak bisa membaca wajah mereka meskipun mereka tidak memberikan jawaban ?” Ratu Sajja Bai benar benar bingung, apalagi ketika di hadapkan pada Raja Udai Singh yang meminta dukungannya untuk memilih Phool sebagai istri Pratap “Rani Sajja, lalu apa keputusanmu ?” Rani Sajja semakin bingung karena dirinya berada di dilema yang menyulitkan “Apakah pangeran Pratap bisa menikah dengan gadis yang lain ?” kemudian Ratu Sajja Bai memberikan contoh gadis yang lain, namun Raja Udai Singh dan Ratu Jaiwanta menolak dengan keras “Baiklah, kalau begitu mari kita nikahkan pangeran Pratap dengan Ajabde !” Ratu Jaiwanta tersenyum senang dan segera memeluk Ratu Sajja Bai, ketika mereka berbalik ternyata Raja Udai Singh sudah tidak ada di ruangan itu, rupanya Raja Udai Singh kecewa dengan keputusan kedua istrinya,
Raja Udai Singh teringat akan ucapan Ratu Jaiwanta sambil berjalan menuju ke kamar Ratu Bhatyani yang masih tertutup, tiba tiba seorang pelayan keluar dari kamar Ratu Bhatyani dan mengabarkan pada Raja Udai Singh kalau Ratu Bhatyani sangat marah pada rencana pernikahan Pratap, Raja Udai Singh memikirkan keputusannya untuk menikahkan Pratap dengan Phool, dari dalam kamar Ratu Bhatyani bisa merasakan kehadiran suaminya dibalik pintu, Ratu Bhatyani sangat berharap Raja Udai Singh mau menemuinya setelah berbulan bulan lamanya dia mengurung diri di dalam kamar namun ternyata Raja Udai Singh tidak jadi masuk ke dalam kamar Ratu Bhatyani, Raja Udai Singh segera berlalu dari sana
Raja Udai Singh kemudian menuju ke kamar Pratap, ketika hendak mengetuk kamar Pratap ternyata Pratap menghampirinya dan mengajaknya masuk ke dalam kamar “Ayah, mari kita masuk ke dalam kamar karena semua putri raja selalu menatapku setiap waktu” setelah berada di dalam kamar Pratap, Raja Udai Singh bertanya pada Pratap “Pratap, kamu lebih suka kari beras atau manisan ?”, “Kari beras !” jawab Pratap, kemudian mereka berdebat satu sama lain, Raja Udai Singh tidak suka dengan ucapan Pratap, Raja Udai Singh segera meninggalkan Pratap dengan perasaan kesal dan marah
Raja Udai Singh berjalan menuju ke ruang pribadinya dimana Rawat Ji sudah menantinya disana “Rawat Ji, ada apa ?” Rawat Ji mengabarkan padanya kalau Jalal telah melumpuhkan beberapa daerah kekuasaan mereka, Raja Udai Singh kaget dan panik dengan permasalahan ini BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 213