Di kerajaan Mewar, saat itu Ratu Jaiwanta sedang menemani Ajabde di kamarnya sambil melihat ke bawah ke perhelatan para putri raja, Ratu Bhatyani yang ingin tahu apa yang sedang di bicarakan oleh mereka berdua berusaha mengintip dan menguping namun hasilnya nihil sehingga Ratu Bhatyani membuat kegaduhan untuk mengganggu kebersamaan mereka, Ratu Bhatyani segera melempar sebuah vas kuningan di depan kamar Ratu Jaiwanta sehingga menimbulkan kegaduhan, Ratu Bhatyani segera bersembunyi di balik tirai ketika Ratu Jaiwanta keluar dari kamarnya untuk melihat ada keributan apa yang terjadi di depan kamarnya ternyata hanya sebuah vas kuningan yang jatuh, Ratu Jaiwanta memanggil pelayannya dan menyuruhnya untuk membersihkan vas tersebut, kemudian Ratu Jaiwanta masuk lagi ke dalam kamar, sepeninggal Ratu Jaiwanta, Ratu Bhatyani memanggil pelayan yang sedang sibuk membersihkan vas “Pelayan ! Katakan pada Maharani Jaiwanta kalau Maharaja Udai Singh memanggilnya” pelayan itu pun menurut kemudian memasuki kamar Ratu Jaiwanta, Ratu Jaiwanta sedang ngobrol dengan Ajabde “Ajabde, kalau semuanya sudah selesai kamu bisa keluar kamar”, “Aku janji, Maharani Jaiwanta ,,, aku tidak akan kemana mana, aku akan berada disini saja” pada saat yang bersamaan pelayan yang di suruh oleh Ratu Bhatyani mengabarkan pada Ratu Jaiwanta kalau Maharaja Udai Singh memanggilnya, Ratu Jaiwanta segera keluar dari kamarnya meninggalkan Ajabde sendirian. Begitu Ratu Jaiwanta pergi, Ratu Bhatyani memanfaatkan kesempatan ini dengan mendekati Ajabde, rupanya Ratu Bhatyani membujuk Ajabde untuk mengikuti kompetisi para putri raja “Jangan sampai kamu kalah di kompetisi ini, Ajabde ,,, kamu pasti bisa !” bujuk Ratu Bhatyani dengan nada sinis
Di tempat kompetisi, Ratu Jaiwanta menghampiri Raja Udai Singh dan bertanya “Ada apa, Rana Ji ? Apakah kamu memanggil aku ?” Raja Udai Singh bingung “Apa ? Aku tidak memanggilmu, siapa yang bilang ?” Ratu Jaiwanta langsung menyadari kalau hal ini pasti perbuatan Ratu Bhatyani, Ratu Jaiwanta kembali memasuki istana menuju ke kamarnya, tepat di koridor istana Ratu Jaiwanta bertemu dengan Ajabde yang saat itu sudah bersiap mengenakan pakaian laki laki lengkap dengan sorbannya yang berwarna senada hijau lumut, Ajabde nampak gelisah ketika bertemu dengan Ratu Jaiwanta “Maharani Jaiwanta, aku minta maaf, aku rasa aku harus mengikuti kompetisi ini” Ratu Jaiwanta kaget kemudian Ajabde segera berlalu meninggalkannya menuju ke area kompetisi
Di area kompetisi, Phool sangat senang ketika melihat Ajabde datang ke tempat itu dengan pakaian seperti seorang ksatria, sementara Raja Udai Singh terperangah begitu melihat Ajabde, Ajabde memberikan salam pada Raja Udai Singh, Pratap juga terkejut ketika melihat kemunculan Ajabde di area pertandingan namun sebenarnya Pratap senang, Ajabde menghampiri Phool “Ajabde, pergilah dan berdirilah di sebelah pangeran Pratap karena sekarang giliranku untuk mengikuti kompetisi ini” ujar Phool kemudian berbalik menuju ke panggung dimana ada boneka besar yang harus dia kalahkan, sementara Ajabde menghampiri Pratap dan berdiri di sebelahnya, tiba tiba Phool berdiri di depan boneka tersebut, Phool teringat akan kata kata Ajabde dan melihat boneka itu menjelma menjadi Jalal yang tertawa terbahak bahak di depannya, Phool merasa takut dan mulai menangis sambil memukuli boneka itu dengan tongkatnya, semua orang terkejut melihat tingkah Phool yang memukul boneka itu secara membabi buta, kemudian Phool berlari sambil menangis ke arah Ajabde, Ajabde segera memeluknya dan berusaha menenangkan Phool “Ajabde, aku ,,, aku ,,, aku takut, tiba tiba boneka itu berubah menjadi Jalal, aku takut Ajabde” Phool terus menangis tersedu sedu, Ajabde berusaha menenangkannya kemudian Ajabde maju ke depan, berusaha mengalahkan boneka itu, ketika Ajabde berada di depan boneka itu, tiba tiba boneka tersebut menjelma menjadi Jalal, sama seperti yang dialami oleh Phool, Ajabde sangat marah dan ketakutan dan segera menebas kepala boneka itu hingga putus dan kepalanya jatuh kebawah, Ajabde panik dan bergegas berlari dari panggung, dari bawah Pratap tersenyum senang dan bangga “Aku tahu kalau kamu pasti akan menang, Ajabde” puji Pratap BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 218
Di tempat kompetisi, Ratu Jaiwanta menghampiri Raja Udai Singh dan bertanya “Ada apa, Rana Ji ? Apakah kamu memanggil aku ?” Raja Udai Singh bingung “Apa ? Aku tidak memanggilmu, siapa yang bilang ?” Ratu Jaiwanta langsung menyadari kalau hal ini pasti perbuatan Ratu Bhatyani, Ratu Jaiwanta kembali memasuki istana menuju ke kamarnya, tepat di koridor istana Ratu Jaiwanta bertemu dengan Ajabde yang saat itu sudah bersiap mengenakan pakaian laki laki lengkap dengan sorbannya yang berwarna senada hijau lumut, Ajabde nampak gelisah ketika bertemu dengan Ratu Jaiwanta “Maharani Jaiwanta, aku minta maaf, aku rasa aku harus mengikuti kompetisi ini” Ratu Jaiwanta kaget kemudian Ajabde segera berlalu meninggalkannya menuju ke area kompetisi
Di area kompetisi, Phool sangat senang ketika melihat Ajabde datang ke tempat itu dengan pakaian seperti seorang ksatria, sementara Raja Udai Singh terperangah begitu melihat Ajabde, Ajabde memberikan salam pada Raja Udai Singh, Pratap juga terkejut ketika melihat kemunculan Ajabde di area pertandingan namun sebenarnya Pratap senang, Ajabde menghampiri Phool “Ajabde, pergilah dan berdirilah di sebelah pangeran Pratap karena sekarang giliranku untuk mengikuti kompetisi ini” ujar Phool kemudian berbalik menuju ke panggung dimana ada boneka besar yang harus dia kalahkan, sementara Ajabde menghampiri Pratap dan berdiri di sebelahnya, tiba tiba Phool berdiri di depan boneka tersebut, Phool teringat akan kata kata Ajabde dan melihat boneka itu menjelma menjadi Jalal yang tertawa terbahak bahak di depannya, Phool merasa takut dan mulai menangis sambil memukuli boneka itu dengan tongkatnya, semua orang terkejut melihat tingkah Phool yang memukul boneka itu secara membabi buta, kemudian Phool berlari sambil menangis ke arah Ajabde, Ajabde segera memeluknya dan berusaha menenangkan Phool “Ajabde, aku ,,, aku ,,, aku takut, tiba tiba boneka itu berubah menjadi Jalal, aku takut Ajabde” Phool terus menangis tersedu sedu, Ajabde berusaha menenangkannya kemudian Ajabde maju ke depan, berusaha mengalahkan boneka itu, ketika Ajabde berada di depan boneka itu, tiba tiba boneka tersebut menjelma menjadi Jalal, sama seperti yang dialami oleh Phool, Ajabde sangat marah dan ketakutan dan segera menebas kepala boneka itu hingga putus dan kepalanya jatuh kebawah, Ajabde panik dan bergegas berlari dari panggung, dari bawah Pratap tersenyum senang dan bangga “Aku tahu kalau kamu pasti akan menang, Ajabde” puji Pratap BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 218