9/23/2015

Cansu & Hazal Episode 16 PART 2

Tidak peduli dengan ancaman Dilara, Cihan pun keluar dari pintu rumah itu. Awalnya Cihan berputar-putar didepan lalu Cihan memutuskan untuk pergi. Dilara masuk ke kamarnya sambil menangis lalu Dilara melihat sebuah cincin di atas laci kamarnya. Cincin itu adalah cincin kawin mereka. Cihan meletakkan cincin itu saat masuk ke kamar Dilara tadi. Dilara sangat marah lalu melempar barang-barang yang ada diatas laci itu. Dilara kelihatan sangat frustasi.

Sedangkan Gulseren berjalan dengan hati yang sangat kecewa dan sedih. Gulseren berjalan tanpa memikirkan kakinya yang lelah. Gulseren terjatuh pingsan dijalanan karena terlalu lelah. Orang-orang disekitar mendekati Gulseren yang pingsan itu.

Dirumah, Keriman sedang menunggu pengantar makanan untuk Hazal. Saat membuka pintu, ternyata yang datang adalah pengacara utusan Ozkan. Pengacara meminta uang tebusan untuk Ozkan. Hazal mendengar percakapan Keriman dengan pengacara mengenai uang yang tiap bulan dikirim oleh Ozkan untuk kebutuhan Hazal. Keriman meminta pengacara pergi dan akan menghubunginya nanti. Hazal meminta penjelasan Keriman kenapa ayahnya ada dipenjara dan mengapa uang yang dikirimkan oleh Ozkan diambil oleh Keriman. Hazal membela ibunya yang bekerja sampai larut malam tapi Keriman menipu dan mengambil uang yang dikirim oleh ayahnya. Hazal marah dan masuk ke kamar, dia mengancam akan memberitahu ibunya mengenai itu.


Gulseren tersadar dirumah sakit memanggil-manggil nama Hazal. Saat membuka mata, Gulseren melihat Cihan ada disampingnya. Gulseren bertanya kenapa Cihan ada bersamanya. Cihan rupanya menghubungi Gulseren saat pergi dari rumahnya dan yang menjawab telponnya adalah perawat yang memberitahu Gulseren ada dirumah sakit. Cihan lalu berkata kalau dia sudah keluar dari rumahnya.

Rahmi baru saja tiba dirumah Dilara. Rahmi bertanya dimana Cihan. Pembantu mengatakan Cihan tidak dirumah. Lalu Rahmi bertanya dimana Dilara dan Ozan. Pembantu kembali menjawab bahwa Dilara ada dikamarnya dan Ozan akan pulang besok pagi. Rahmi berjalan ke dalam dan melihat Dilara sedang duduk diruang santai. Rahmi mendekati Dilara dan mencoba menghibur Dilara untuk tidak cemas karena Ozan akan pulang besok paginya. Dilara menuntut penjelasan Rahmi tentang kejadian saat makan tadi. Rahmi mendapat kesempatan menghindar karena pembantu menanyakan kopi yang diminta Rahmi.

Gulseren memaksa untuk keluar dari rumah sakit dan pulang. Cihan berusaha menahan tapi Gulseren sudah sangat keras hatinya. Dokter lalu mengatakan bahwa Gulseren sudah boleh pulang. Cihan ingin mengantar Gulseren namun Gulseren menolak dan meminta Cihan kembali kerumahnya dan melanjutkan hidup mereka masing-masing. Cihan tidak mau bahkan dia mengajak Gulseren untuk makan dulu dengan alasan bukan Gulseren saja yang hancur hatinya.

Dilara ingin menemui Cansu dikamarnya tapi Cansu sudah tidur. Lalu Dilara menuju ruang makan untuk bicara dengan Rahmi. Dilara merasa tidak suka dengan sikap Rahmi saat tadi dan membuat keadaan semakin rumit. Rahmi membela diri karena dia hanya ingin membantu Dilara dan merasa tidak tahan terhadap Gulseren. Lalu Cansu terbangun membuat mereka menghentikan pembicaraan itu.

Ditahanan, Ozan masih belum bisa bebas. Sahabat baik Cihan yang sekaligus adalah pengacara diminta Cihan untuk menemani Ozan bahkan membelikan Ozan makanan yang enak. Sedangkan dalam perjalanan bersama Gulseren, Cihan menghubungi sahabatnya itu menanyakan keadaan Ozan. Cihan berjanji akan segera datang tapi dia melarang Cihan dan untuk datang besok paginya. Cihan sangat berterimakasih pada sahabatnya itu.

Setelah Cansu pergi, Dilara melanjutkan pembicaraannya. Dilara mencontohkan Cansu yang hatinya hancur karena kejadian tadi. Dilara marah karena Rahmi tidak memikirkan cucunya yang hatinya sensitif dan rapuh. Dilara hanya geleng-geleng kepala  melihat sikap Rahmi karena Rahmi lah yang sengaja mengundang Keriman untuk datang. Dilara merasa sudah kalah karena keadaan bukan membaik justru semakin parah.

Cihan dan Gulseren makan di sebuah tempat yang tidak mewah dan berada ditepi jalan. Gulseren tidak mau makan dan malah pergi. Cihan menahan tangan Gulseren pergi dan meminta Cihan membiarkannya pulang. Gulseren merasa kacau karena Hazal membencinya dan merasa malu memiliki ibu seperti Gulseren. Gulseren juga takut tidak bisa bertemu Cansu lagi karena dia malu memiliki ibu seperti Gulseren. Cihan menenangkan Gulseren dan membujuknya, dia meyakinkan Gulseren kalau dia akan bicara dengan Cansu, Cansu tidak akan menganggap Gulseren buruk dimatanya. Akhirnya Gulseren tenang dan Cihan membawa Gulseren masuk kembali ke mobilnya.

Sedangkan ditempat lain, Alper dan Solmaz bertemu dengan seseorang yang kelihatan mereka sedang merencanakan untuk menjatuhkan Cihan dan Dilara dengan selembar foto.