10/02/2015

Ashoka Samrat Episode 175


#‎SinopsisChakravartin‬ Ashoka Samrat 175, by Made

Dikamar Ahenkara, Dharma menghampiri Ashok dan menariknya Ashoka kesisi belakang pintu. Dharma menasehati dan menegur Ashoka .
Ashok :”Ibu”
Dharma :” Ibu sudah katakan kepada mu, jangan melebihi batasan mu”
Ashok :” Bu, aku tidak menyebrangi batasan ku, aku hanya membantunya mengolesi krim obat pada luka-luka Ahenkara”
Cahru datang mendekati Ashoka dan juga Dharma
Cahru sangat geram dan mengatakan :” Ashok, kami bisa melihat semuanya, Jika kau memang mau membantu, kau bisa memanggil Shusima atau kau dapat memanggil pelayan”
Ashok :”Jadi kau mengira aku yang salah?”
Ashok meminta agar Ahenkara mau menjelaskan semuanya, tapi Ahenkara hanya terdiam dan ketakutan.
Shusim datang ke kamar Ahenkara, ia sedang mabuk dan membentak ahenkara :” Katakanlah, apa yang sudah kau lakukan dengan Ashoka?” shusim membentak ahenkara. Shusima mencengkram wajah Ahenkara
Ahenkara mengingat perlakuan kejam Shsima ketika ia membunuh seekor burung merpati ketika ia memberikan senyumnya pada seekor burung merpati, Ahenkara ketakutan.
Ashok mengatakan pada Shusim :”Seharusnya kau berfikir bahwa kau yang salah”
Shusim :” Jika kau bicara pada ku, kau harus memanggil ku raja, ulangi kata-katamu”
Ashok :” Baiklah Raja Shusima, kau berfikir bahwa kau sama sekali tidak bersalah, lalu kau ingin mengatakan ini semua terjadi karena kesalahan ku, ibu mu sudah keliru”
Shsuim :”Apa yang kau katakan?. “Maksudmu, ibu ku yang sudah berbohong?” Kau sudah menyentuh wanita yang akan menjadi istriku dan kemudian kau ingin memberi tahu bahwa aku yang berbohong?” colonthree emotikon 
Shusima mendorong Ashoka, Ahenkara hanya diam dan menangis sedih. Shusim sangat marah dan melempar gelasnya, kemudian ia menonjok wajah Ashoka didepan Cahru dan Dharma.
Ashoka terjatuh dan dia berusaha untuk bangun. 
Dharma menjerit histeris.
Di restoran, seorang wanita datang dengan menutupi kepala dan wajahnya , wanita itu duduk dan mengamati situasi. Dua orang pria sedang bertengkar dan mengamuk, ia meminta untuk memberi tahu tentang Dastan, wanita itu menghampiri pria itu dan mengeluarkan belatinya, ia bertanya kepada pria tentang Dastan dan membuka penutup wajahnya, wanita itu adalah Rani Noor.
Pria mengatakan kepada Noor :” Salah satu dari Khurasan tidak memberi tahu tentang Khurasan lainnya”
Noor mengatakan kepada pria :’ Aku disini untuk membunuh Dastan, dan tidak ada yang dapat mengentikan ku”
Noor dikerubuti semua pria yang ada direstoran,
Pria lain menyerang kepala Noor, Noor pingsan dan menjatuhkan belatinya.
Dharma menengahi perdebatan amarah antara Shusima dan juga Ashoka.
Dharma :” Shusim, Kau sudah salah paham tentang Ashoka, itu bukanlah kesalahannya”
Shusim bertambah marah dan menyuruh Dharma “diam”. Dan Shusim mengatakan kepada Ashoka :”Bahkan setelah kau menjadi anggota keluarga kerajaan, kau pun masih menjadi manusia murahan, tapi itu pun bukanlah kesalahan mu, kau memiliki darah Ibu mu Dharma dalam aliran darah mu”
Ashok marah dan langsung menonjok wajah Shusima, shusima pingsan.
Cahru dengan sangat histeris berteriak, ia membalikan tubuh Shusima dan berteriak panik, shusim tidak sadarkan diri, ia berteriak memanggil Kaalatak.
Kaalatak dan dua orang prajurit datang ke kamar Ahenkara, kaalatak bertanya kepada Cahru :”Ada apa permaisuri Cahrumitra?”
Cahru :” Ia mencoba untuk menyerang dan membunuh putra ku”
Ashok menjelaskan kepada Kaalatak :” Itu tidak benar, Shusimalah yang telah menghina ibu ku sehingga aku memukulnya”
Prajurit berusaha untuk menangkap Ashoka dengan pedangnya, ashok menangkis serangan pedang prajurit dengan mengambil pedang chandraguptanya.
Kaalatak mengatakan :” Inilah yang sudah kau pelajari dari ibumu dan juga guru mu?”
Ashok :” Apa yang sudah ku pelajari dari mereka aku sudah belajar banyak tentang hal baik, aku hanya mengikuti jalan yang benar, aku tidak takut terhadap apapun”
Kaalatak :” Raja adalah tuhan, dan kau sudah berusaha untuk menyerang tuhan, kau akan di hukum”
Ashoka menaruh pedangnya dan menyerahkan dirinya kepada prajurit
Prajurit menangkap Ashoka, Dhrama berusaha berbicara kepada Kaalatak dharma mengatakan :”Ashok ku tidak bersalah”
Kaalatak dan prajurit tidak mau mendengarkannya
Ditempat peristirahatan, Bindu sedang menikmati pemandangan, Chanakya datang menemuinya. Bindu memberikan salam untuk Chanakya.
Bindu :” Itu Ide yang baik untuk memilih seorang wakil raja, aku pun sudah melibatkan Ashoka untuk membantu Shusima, kita harus melanjutkan perjalanan”.
Gadis misterius mengikuti perjalanan Bindusara dan Chanakya, ia mengintai dari balik semak-semak.
Pepohonan bergerak aneh, Chanakya merasakan ada sesuatu yang aneh dibalik semak-semak, ia berbalik dan tidak menemukan satu orang pun disana
Gadis misterius itu pun bersembunyi, mata sang gadis misterius menatap tajam pada Bindusara.
Kembali pada kerajaan Magadha, seorang pelayan datang menemui Helena dikamar dan ia memberitahukan seusatu pada Helena, Helena tampak senang dan tersenyum licik mendengarkan Indormasi yang di berikan pelayan dan ia menyuruh pelayan untuk pergi.
Helena :” Tidak ada hal yang lebih baik dari pada hal ini, selain terus menyulutkan api dalam keadaan ini”
Dikamar Shusim, Cahru sedang mengobati luka di wajah Shusima, cahru meminta agar Ahenkara memberikan minuman, Cahru membentak-bentak Ahenkara.
Cahru :” Dharma dan putranya akan terus memberikan rintangan pada pada perjalanan kami dan Bindu akan tetap berpihak padanya”
Helena datang kekamar Cahru dan menyuruh semua pelayan yang ada disana pergi. Helena duduk mendekati cahru dan duduk di tempat tidur.
Helena :” Suami ku Chandragupta, ia tidak pernah mencintai ku, dia hanya mencintai Duarda, tapi aku sangat memahami bagaimana perasaan mu, aku menyadari saat itu, wanita itu mendapatkan cinta yang lebih dari suaminya, ketika kau melihat bunga, bunga akan sangat tampak menarik perhatian seseorang dan orang akan lupa dan kemudian orang juga akan bisa mengabaikannya”
Cahru hanya terdiam mendengarkan nasehat dari Helena.
Helena melanjutkan pembicaraanya dengan cahru :” Kau memiliki beberapa tugas dan untuk hal apapun kau akan mengerjakannya, kau dapat melakukan hal itu dan aku pun yakin kau bisa melakukannya, bahkan aku tidak akan pernah menganggap bahwa aku pernah melihatnya dan aku pun akan selalu menjaga semua rahasia mu ( Maksud Helena Rahasia bahawa Cahru memiliki ilmu hitam di istana). “Aku sudah memberikan kematian pada pura ku Justin, aku hanya menginginkan shusim yang menggantikan Bindu, dan kau mengambil posisi ku, tapi Dharma dan ashoka mereka akan menjadi penghalang, tapi yang jelas, shusim terlalu lemah jika ia berhadapan langsung dengan Ashoka, kau harus memberikan putra mu beberapa ilmu hitam untuk menagani mereka.”
Helena pergi.
Cahru masih terdiam ia membuka kotak peralatan ilmu hitamnya.
Helena berajalan di koordior istana, ia berfikir :” Cahru akan sibuk untuk menghancurkan Ashoka, dengan begitu akan sangat mudah untuk menangani Shusima dan itu akan sangat mudah untuk menjadikan siamak seorang raja”
Helena datang ke kamar Siamak dan bertanya kepada Siamak : “Siamak, kau mau pergi kemana?”
Siamak :” Aku harus tahu pertarungan antara Shsima dan juga Ashoka?”
Helena merlarang Siamak untuk keluar
Helena mengatakan kepada Siamak :” Apa kau mengijinkan ku untuk memberitahu apa yang sebenarnya terjadi”
Helena berjalan untuk menutup pintu, “aku akan memberitahu mu tentang hal yang baik”.
Dharma bersama dengan Radhagupta datang ke penjara, untuk menemui Ashoka.
Dharma :” Sekarang kau sudah melihat akibat dari kemarahan mu itu?”
Ashok :” Aku masih belum dewasa, tapi aku pun hanayalah manusia biasa, Shusima sudah mengina mu bu, akupun tidak bisa mengendalikan diri ku”
Dharma :” Sudah ku katakan pada mu, kau tidak perlu datang menemui Ahenkara”
Ashok :” Ahenakra teman ku bu, shusim sudah menyakitinya”
Radhagupta :” Ashoka memang benar, Shsuima memang sudah membawa ahenkara dan membawanya untuk berburu dan menyiksanya dengan sangat keterlaluan”
Dharma :”Kita harus melakukan sesuatu, dan mengirimkan pesan pada Bindusar”
Radhagupta setuju.
Radhagupta dan permaisuri Dahrama pergi
Seorang prajurit lain mengawasi kepergian mereka.
Ashoka mengingat semua pesan Helena, Ashok sangat khawatir tentang bahaya yang akan terjadi pada tahta.
Dikamar cahru, cahru sedang melakukan ritawal ilmu hitamnya dan menaruh abu pada api.
Rahdagupta memberikan pesan untuk disampaikan kepada bindu kepada prajurit, Dharma menangis dan berdoa :”Ya dewa, tolong lakukanlah sesuatu dipengadilan besok, jangan biarkan sesuatu terjadi pada putaku”
Prajurit berangkat mengirimkan surat, prajurit lain memanah prajurit yang diutus oleh Radhagupta. Parajurit utusan Radhagupta mati ditempat.
Di kamar Siamak, Siamak tidur dipangkuan Helena. Helena seolah ia berbicara pada Justin :” Apa yang aku lakukan hanyalah untuk memberikan keadilan untuk darah daging mu justin, walaupun aku tidak dapat melakukan apaun untuk semua mimpi mu, untuk membuat Siamak menjadi raja, aku pun akan berusaha untuk memenuhi, walaupun aku harus membayarnya dengan apapun”
Matahari sudah terbit, dipenjara Ashoka mengingat tentang semua perkataan Shusima yang mengina dirinya dan juga ibunya.
Dharma dan Radhagupta datang kembali kepenjara untuk menemui Ashoka.
Radhagupta mengatakan pada Ashoka :”Kau kan dihadapkan dipengadilan, mereka akan menuduh mu. Tapi kau harus tetap mengontrol amarah mu, aku sudah mengirikan surat pada cahanakya, tapi itu akan memakan waktu yang lama untuknya kembali ke istana, shusim akan mendapatkan semua keuntungan dari keadaan ini, tuduhan ini sangatlah serius, raja sangat ketat pada semua keputusan hukumannya, tapi ashoka bisa diselamatkan jika Shusima mau untuk memaafkannya, tapi aku pun tidak tahu apa yang akan terjadi”
Dharma meminta Ashoka untuk mengedalikan amarahnya dipengadilan.
Ashoka pun berjanji

Perecap : Di pengadilan shsuima,semua orang berkumpul, Shusima meminta agar tentara mulai untuk mengikat Ashoka, ashoka diikat kemudian prajurit menyambuki tubuh ashoka, ashoka menjerit kesakitan. Dharma melihat keadaan Ashoka ahenkara sedih melihatnya. Ashoka ambruk, Ahenkara menangis melihat Ashoka keadaannya tidak berdaya.

‪#‎Made‬ 02 Oktober 2015