Di kerajaan Mughal, Agra, Bhairam Khan menunjukkan keragu raguannya di depan Jalal “Saat ini banyak orang Marwar yg akan terbunuh” Jalal sangat marah & berkata “Aku telah melihat bagaimana prajuritku sangat menghormati Pangeran Pratap! Bukan aku! Aku tdak ingin melihat dia sebagai seorang yg terhormat!” bentak Jalal,
Sementara itu sebelum berangkat berperang, Pangeran Pratap yg sudah siap dgn pakaian perangnya memberikan instruksi pada pasukannya kalau mereka akan benar benar menang dalam pertempuran ini, tepat pada saat itu guru Raughvendra datang menemui mereka, Pangeran Pratap segera memohon restu sambil menyentuh kakinya kemudian Pangeran Pratap membubarkan pasukannya “Sebenarnya aku juga akan menemui kamu, guru, utk membahas soal perang”, “Aku sudah mengatakan semuanya padamu, pangeran, tentang tehnik berperang tapi aku ingin mengatakan satu hal bahwa kamu harus bertarung melawan siapapun dalam perang nanti, entah itu musuhmu atau orang yg kamu sayangi” ujar guru Raughvendra “Aku akan bertarung dgn siapapun karena kamu ada bersamaku, guru”, “Tdak, pangeran, aku akan bertarung dgn Marwar, aku harus membayar hutangku pada leluhurku, itulah mengapa aku akan bertarung dgn Marwar” Pangeran Pratap sedikit tertegun “Tradisimu mengatakan, kalau kamu akan bertarung dgnku & aku memerintahkan padamu tanpa ragu ragu kamu akan bertarung dgnku!” Pangeran Pratap mengangguk sebagai tanda mengerti “Baiklah, guru, aku akan bertarung dgn siapapun meskipun kamu akan berada di dalam perang tersebut” kemudian Pangeran Pratap meminta restu pada gurunya dgn menyentuh kaki sang guru
Di kerajaan Mewar, Ratu Jaywanta sedang berdoa & melakukan aarti utk Raja Uday Singh yg sudah siap dgn baju perangnya, sementara itu di kerajaan Marwar, Ratu Umma Dewi juga berdoa utk suaminya, Raja Maldev Singh & melakukan aarti utknya, ketika Ratu Umma Dewi mau memberikan tilak pada kening Raja Maldev Singh, Raja Maldev Singh segera mencegahnya & berkata “Hal ini akan dilakukan oleh cucuku sendiri, Phool Kanwar” Phool segera mendekat pada kakeknya & memberikan tilak di kening kakeknya, sementara itu di kerajaan Mewar, setelah Ratu Bhatyani & Ratu Sajja melakukan aarti utk Raja Uday Singh, Ratu Jaywanta mengajak Ratu Veera Bai utk melakukan aarti juga utk Raja Uday Singh, Ratu Veera Bai berdoa pada Dewa utk Raja Uday Singh, setelah semua selesai, Raja Uday Singh pergi ke medan perang.
Di kerajaan Marwar, Phool melakukan aarti utk ayahnya, Raja Ram Singh, ketika Raja Ram Singh hendak berangkat pergi, Phool segera mencegahnya & berkata “Bisakah ayah berjanji padaku kalau ayah tdak akan melukai Pangeran Pratap”, “Ayah akan melakukan yg terbaik, Phool” ujar Ram Singh Di kerajaan Mughal, di Agra, Jalal sedang mengenakan baju perangnya di bantu oleh para pelayannya, Jalal sedang bersiap utk perang ketika Bhairam Khan menemuinya & berkata “Jalal, kenapa kamu mau pergi ke perang? Kita sudah menyiapkan sebuah rencana utk Marwar & Mewar yg akan bertarung satu sama lain & menghancurkan mereka!” ujar Bhairam Khan “Aku ingin melihat kehancuran keduanya antara Marwar & Mewar pada saat yg bersamaan, itulah mengapa aku memilih utk pergi ke medan pertempuran” ujar Jalal senang, sementara itu pasukan Mewar mengelu elukan slogan tanah air mereka “Musuh kita telah memanggil kita utk berperang! Kita harus berperang dgn siapa saja, itu bisa jadi siapa saja, temanmu, saudaramu, oleh karena itu aku akan memberikan kalian kesempatan jika ada seseorang yg berfikir kalau kita tdak akan menang maka orang itu bisa pergi sekarang juga!” namun tdak ada seorangpun yg pergi dari sana, kemudian Raja Uday Singh berteriak pada pasukannya “Ayooo sekarang kita pergi! Kita akan menunjukkan pada mereka betapa beraninya kita!” teriak Raja Uday Singh.
Di kerajaan Mughal, Jalal sudah bersiap siap & hendak pergi utk melihat peperangan disana, sementara itu di kerajaan Mewar, Raja Uday Singh bertanya tentang pasukan Pangeran Pratap, tak lama kemudian Pangeran Pratap datang bersama pasukannya “Pangeran Pratap! Katakan alasannya, kenapa kamu sangat terlambat?”, “Prajurit kita sedang berusaha utk mempersiapkan diri mereka sendiri utk menghadapi perang” ujar Pangeran Pratap, tak lama kemudian pasukan Bheel yg tersisa mendatangi mereka & berkata “Kita akan bertarung juga bersamamu, pangeran!” ujar pemimpin pasukan Bheel yg baru, Raja Uday Singh & Pangeran Pratap saling berpandang pandangan “Baru baru saja pimpinan kalian meninggal, lalu bagaimana kalian akan berperang?” tanya Raja Uday Singh “Kami akan membalas dendam, Maharaja!” ujar pimpinan pasukan Bheel sambil menunjukkan kebolehannya dgn melesatkan anak panahnya ke udara kemudian melesatkan anak panah yg kedua yg membelah anak panah pertama, semua orang kagum padanya
Pasukan Marwar sudah sampai di medan pertempuran, pasukan Mewar juga ada disana, Pangeran Pratap memberikan instruksi pada pasukannya “Kita akan bertarung melawan Marwar!” sedangkan Raja Maldev Singh memperolok pasukan Mewar “Kalian semua berasal dari pasukan Marwar yg sangat kuat, kalian bertarung utk kita, kita akan membunuh musuh musuh kita!” kemudian Pangeran Pratap melesatkan anak panahnya di hadapan Raja Maldev Singh, Guru Raughvendra & Raja Ram Singh utk meminta restu pada mereka, Raja Ram Singh memberikan pujian pada Pangeran Pratap “Pangeran Pratap, itu tdak membuat aku jadi terkesan padamu dalam perang, itu tdak akan benar benar terjadi!” teriak Raja Maldev Singh, Raja Uday Singh membalas dgn ejekan yg lain pada Raja Maldev Singh, tak lama kemudian Raja Maldev Singh menyuruh pasukan pemanahnya utk melesatkan anak panahnya pada pasukan Mewar, Pangeran Pratap segera memerintahkan pasukannya utk berbaris di depan dgn membuat pertahanan dgn perisai mereka sehingga semua anak panah yg melesat langsung bisa ditangkis oleh pasukan yg bertahan di depan,
Pada saat yg bersamaan Jalal & pasukannya melihat pasukan Mawar & Mewar di medan peperangan dari atas bukit “Raja Maldev Singh mempunyai kunci yg sangat jitu yaitu guru Raughvendra” ujar salah satu prajurit Jalal, Jalal tersenyum senang
Di medan peperangan, guru Raughvendra berkata “Pangeran Pratap telah berlatih dgn prajurit prajuritnya sangat baik jadi lebih baik kita menggunakan tehnik yg lain, kita akan menyerang mereka dgn pasukan kuda” ujar guru Raughvendra, sedetik kemudian Raja Maldev Singh memerintahkan pasukan penunggang kuda utk maju ke depan, kembali prajurit Pangeran Pratap maju ke depan & membentuk pertahanan dgn perisai mereka & membunuh pasukan penunggang kuda dgn tombak mereka, pasukan Mewar berteriak kegirangan mengelu elukan slogan mereka, Raja Maldev Singh kembali mengirimkan pasukan penunggang kuda, Jalal sangat senang melihat semua itu dari atas bukit bersama psaukannya, Raja Uday Singh bertanya pada Pangeran Pratap tentang rencana apa lagi yg akan dia lakukan, Pangeran Pratap mengatakan pada ayahnya tentang rencana selanjutnya,
Kemudian Raja Uday Singh memerintahkan pimpinan pasukan Bheel yg baru “Pergilah ke tempat yg lain & dimanapun para penunggang kuda itu berada bila tepat di samping kalian, maka bunuh merereka!” pasukan penunggang kuda Marwar kembali bergerak ke arah mereka, Raja Maldev Singh kembali mengolok olok pasukan Mewar, pasukan Mewar yg berada di baris paling depan segera membalikkan perisai mereka yg mereka pegang sedari tadi sehingga membuat silau mata karena pantulan sinar matahari ketika pasukan kuda mulai mendekat, kuda mulai meringkik ketakutan karena silau dari perisai itu, sejurus kemudian pasukan Bheel mulai membunuh pasukan Marwar, Raja Maldev Singh sangat marah melihat pasukannya banyak yg terbunuh & mulai kocar kacir “Aku tdak ingin melihat keberanian Pangeran Pratap! Kita akan berperang dgn Mewar!” teriak Raja Maldev Singh, semua orang langsung berteriak “Majuuuuu peraaaaanggggg!!!!!!” semua pasukan bergerak maju ke depan. BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 241
Sementara itu sebelum berangkat berperang, Pangeran Pratap yg sudah siap dgn pakaian perangnya memberikan instruksi pada pasukannya kalau mereka akan benar benar menang dalam pertempuran ini, tepat pada saat itu guru Raughvendra datang menemui mereka, Pangeran Pratap segera memohon restu sambil menyentuh kakinya kemudian Pangeran Pratap membubarkan pasukannya “Sebenarnya aku juga akan menemui kamu, guru, utk membahas soal perang”, “Aku sudah mengatakan semuanya padamu, pangeran, tentang tehnik berperang tapi aku ingin mengatakan satu hal bahwa kamu harus bertarung melawan siapapun dalam perang nanti, entah itu musuhmu atau orang yg kamu sayangi” ujar guru Raughvendra “Aku akan bertarung dgn siapapun karena kamu ada bersamaku, guru”, “Tdak, pangeran, aku akan bertarung dgn Marwar, aku harus membayar hutangku pada leluhurku, itulah mengapa aku akan bertarung dgn Marwar” Pangeran Pratap sedikit tertegun “Tradisimu mengatakan, kalau kamu akan bertarung dgnku & aku memerintahkan padamu tanpa ragu ragu kamu akan bertarung dgnku!” Pangeran Pratap mengangguk sebagai tanda mengerti “Baiklah, guru, aku akan bertarung dgn siapapun meskipun kamu akan berada di dalam perang tersebut” kemudian Pangeran Pratap meminta restu pada gurunya dgn menyentuh kaki sang guru
Di kerajaan Mewar, Ratu Jaywanta sedang berdoa & melakukan aarti utk Raja Uday Singh yg sudah siap dgn baju perangnya, sementara itu di kerajaan Marwar, Ratu Umma Dewi juga berdoa utk suaminya, Raja Maldev Singh & melakukan aarti utknya, ketika Ratu Umma Dewi mau memberikan tilak pada kening Raja Maldev Singh, Raja Maldev Singh segera mencegahnya & berkata “Hal ini akan dilakukan oleh cucuku sendiri, Phool Kanwar” Phool segera mendekat pada kakeknya & memberikan tilak di kening kakeknya, sementara itu di kerajaan Mewar, setelah Ratu Bhatyani & Ratu Sajja melakukan aarti utk Raja Uday Singh, Ratu Jaywanta mengajak Ratu Veera Bai utk melakukan aarti juga utk Raja Uday Singh, Ratu Veera Bai berdoa pada Dewa utk Raja Uday Singh, setelah semua selesai, Raja Uday Singh pergi ke medan perang.
Di kerajaan Marwar, Phool melakukan aarti utk ayahnya, Raja Ram Singh, ketika Raja Ram Singh hendak berangkat pergi, Phool segera mencegahnya & berkata “Bisakah ayah berjanji padaku kalau ayah tdak akan melukai Pangeran Pratap”, “Ayah akan melakukan yg terbaik, Phool” ujar Ram Singh Di kerajaan Mughal, di Agra, Jalal sedang mengenakan baju perangnya di bantu oleh para pelayannya, Jalal sedang bersiap utk perang ketika Bhairam Khan menemuinya & berkata “Jalal, kenapa kamu mau pergi ke perang? Kita sudah menyiapkan sebuah rencana utk Marwar & Mewar yg akan bertarung satu sama lain & menghancurkan mereka!” ujar Bhairam Khan “Aku ingin melihat kehancuran keduanya antara Marwar & Mewar pada saat yg bersamaan, itulah mengapa aku memilih utk pergi ke medan pertempuran” ujar Jalal senang, sementara itu pasukan Mewar mengelu elukan slogan tanah air mereka “Musuh kita telah memanggil kita utk berperang! Kita harus berperang dgn siapa saja, itu bisa jadi siapa saja, temanmu, saudaramu, oleh karena itu aku akan memberikan kalian kesempatan jika ada seseorang yg berfikir kalau kita tdak akan menang maka orang itu bisa pergi sekarang juga!” namun tdak ada seorangpun yg pergi dari sana, kemudian Raja Uday Singh berteriak pada pasukannya “Ayooo sekarang kita pergi! Kita akan menunjukkan pada mereka betapa beraninya kita!” teriak Raja Uday Singh.
Di kerajaan Mughal, Jalal sudah bersiap siap & hendak pergi utk melihat peperangan disana, sementara itu di kerajaan Mewar, Raja Uday Singh bertanya tentang pasukan Pangeran Pratap, tak lama kemudian Pangeran Pratap datang bersama pasukannya “Pangeran Pratap! Katakan alasannya, kenapa kamu sangat terlambat?”, “Prajurit kita sedang berusaha utk mempersiapkan diri mereka sendiri utk menghadapi perang” ujar Pangeran Pratap, tak lama kemudian pasukan Bheel yg tersisa mendatangi mereka & berkata “Kita akan bertarung juga bersamamu, pangeran!” ujar pemimpin pasukan Bheel yg baru, Raja Uday Singh & Pangeran Pratap saling berpandang pandangan “Baru baru saja pimpinan kalian meninggal, lalu bagaimana kalian akan berperang?” tanya Raja Uday Singh “Kami akan membalas dendam, Maharaja!” ujar pimpinan pasukan Bheel sambil menunjukkan kebolehannya dgn melesatkan anak panahnya ke udara kemudian melesatkan anak panah yg kedua yg membelah anak panah pertama, semua orang kagum padanya
Pasukan Marwar sudah sampai di medan pertempuran, pasukan Mewar juga ada disana, Pangeran Pratap memberikan instruksi pada pasukannya “Kita akan bertarung melawan Marwar!” sedangkan Raja Maldev Singh memperolok pasukan Mewar “Kalian semua berasal dari pasukan Marwar yg sangat kuat, kalian bertarung utk kita, kita akan membunuh musuh musuh kita!” kemudian Pangeran Pratap melesatkan anak panahnya di hadapan Raja Maldev Singh, Guru Raughvendra & Raja Ram Singh utk meminta restu pada mereka, Raja Ram Singh memberikan pujian pada Pangeran Pratap “Pangeran Pratap, itu tdak membuat aku jadi terkesan padamu dalam perang, itu tdak akan benar benar terjadi!” teriak Raja Maldev Singh, Raja Uday Singh membalas dgn ejekan yg lain pada Raja Maldev Singh, tak lama kemudian Raja Maldev Singh menyuruh pasukan pemanahnya utk melesatkan anak panahnya pada pasukan Mewar, Pangeran Pratap segera memerintahkan pasukannya utk berbaris di depan dgn membuat pertahanan dgn perisai mereka sehingga semua anak panah yg melesat langsung bisa ditangkis oleh pasukan yg bertahan di depan,
Pada saat yg bersamaan Jalal & pasukannya melihat pasukan Mawar & Mewar di medan peperangan dari atas bukit “Raja Maldev Singh mempunyai kunci yg sangat jitu yaitu guru Raughvendra” ujar salah satu prajurit Jalal, Jalal tersenyum senang
Di medan peperangan, guru Raughvendra berkata “Pangeran Pratap telah berlatih dgn prajurit prajuritnya sangat baik jadi lebih baik kita menggunakan tehnik yg lain, kita akan menyerang mereka dgn pasukan kuda” ujar guru Raughvendra, sedetik kemudian Raja Maldev Singh memerintahkan pasukan penunggang kuda utk maju ke depan, kembali prajurit Pangeran Pratap maju ke depan & membentuk pertahanan dgn perisai mereka & membunuh pasukan penunggang kuda dgn tombak mereka, pasukan Mewar berteriak kegirangan mengelu elukan slogan mereka, Raja Maldev Singh kembali mengirimkan pasukan penunggang kuda, Jalal sangat senang melihat semua itu dari atas bukit bersama psaukannya, Raja Uday Singh bertanya pada Pangeran Pratap tentang rencana apa lagi yg akan dia lakukan, Pangeran Pratap mengatakan pada ayahnya tentang rencana selanjutnya,
Kemudian Raja Uday Singh memerintahkan pimpinan pasukan Bheel yg baru “Pergilah ke tempat yg lain & dimanapun para penunggang kuda itu berada bila tepat di samping kalian, maka bunuh merereka!” pasukan penunggang kuda Marwar kembali bergerak ke arah mereka, Raja Maldev Singh kembali mengolok olok pasukan Mewar, pasukan Mewar yg berada di baris paling depan segera membalikkan perisai mereka yg mereka pegang sedari tadi sehingga membuat silau mata karena pantulan sinar matahari ketika pasukan kuda mulai mendekat, kuda mulai meringkik ketakutan karena silau dari perisai itu, sejurus kemudian pasukan Bheel mulai membunuh pasukan Marwar, Raja Maldev Singh sangat marah melihat pasukannya banyak yg terbunuh & mulai kocar kacir “Aku tdak ingin melihat keberanian Pangeran Pratap! Kita akan berperang dgn Mewar!” teriak Raja Maldev Singh, semua orang langsung berteriak “Majuuuuu peraaaaanggggg!!!!!!” semua pasukan bergerak maju ke depan. BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 241