Sa Ra akhirnya duduk menatap Tae Hee yang tertidur. Ia teringat dengan kata-kata Min Hyuk saat di ruangannya.
“Pria yang menyakiti Tae Hee menggunakan identitas palsumu untuk mengancamnya. Tae Hee menggantikanmu dan terluka. Selama kau bersamanya, Tae Hee bisa dalam bahaya.”
Ia menopang tangannya di tempat tidur dengan wajah binggung, matanya masih melihat Tae Hee yang tertidur. Setelah itu ia mulai tertunduk dengan wajah binggung memikirkan apa yang terjadi sekarang.
Tae Hee terbangun, ia melihat Sa Ra yang tertunduk dan terlihat tidak nyaman. Sa Ra mengangkat wajahnya dan melihat Tae Hee yang terbangun dari tidurnya. Lalu Tae Hee membuka selimutnya menyuruh Sa Ra untuk berbaring di dekatnya.
Kali ini Sa Ra tak menolak, Ia berbaring di tempat tidur rumah sakit lalu Tae Hee meluknya dengan erat.
“Setelah orang tuaku mati,... saat aku hidup sendirian, aku masih begitu muda. Kupikir. kenapa aku harus hidup sendiri tanpa orang tuaku?” cerita Tae Hee, Sa Ra berbaring mendengarkan dengan wajah sedih.
“Tapi kali ini kupikir aku harus hidup. Karena aku punya dirimu. Kau menjadi alasanku untuk hidup.” ucap Tae Hee dengan wajah tersenyum, tapi Sa Ra terlihat semakin bersedih.
Tae Hee memeluknya dengan erat dan tertidur dengan mendekatkan wajahnya pada rambut Sa Ra. Tapi Sa Ra tak bisa menutup matanya, ia bergumam kalau mereka seharusnya berpisah.
Esok paginya
Nenek dan Chae Yoon datang menjenguk, Dokter melihat dari hasil tes kalau Tae Hee sudah bisa keluar dan istirahat dirumah. Nenek tersenyum mendengarnya, mengajak Tae Hee pulan ke Sewondang saja.
“Rumahku lebih nyaman. Nenek harus datang ke rumahku dan itu Tidak buruk.” ucap Tae Hee bangga
Dokter meminta keduanya untuk berdiskusi bagaiamana baiknya, lalu ia tak lupa memberikan terimakasih pada Sa Ra. Chae Yoon terlihat sinis, nenek juga tak bisa menghilangkan rasa tak suka dengan Sa Ra.
“Selama kau tak sadar,... Han Tae Hee diselamatkan oleh perawatan Sara.” jelas Dokter
“kau Dengar kan itu, Nenek?” ucap Tae Hee sumringah.
Nenek hanya bisa melirik cucunya tanpa tersenyum, Chae Yoon juga merasa tak bisa menatap Tae Hee memilih memalingkan wajahnya. Tae Hee tersenyum sumringah.
Nenek kembali bertemu dengan Sa Ra di ruang VIP, ia memberitahu kalau dirinya akan membawa Tae Hee ke Sewondang tapi cucunya itu menolak.
“Kau tak boleh bersama setelah Tae Hee keluar. Aku yang mengatakan kau bisa mencelakai Tae Hee...apa hanya aku saja yang berpikiran seperti itu?” tanya Nenek berusaha menyadarkan Sa Ra
Sa Ra hanya terdiam dan tertunduk, Nenek binggung kenapa Sa Ra tak menjawab pertanyanya. Akhirnya Sa Ra setuju akan pergi meninggalkan Tae Hee.
“Akan lebih baik jika kau pergi selagi Tae Hee masih di rumah sakit dan hari ini juga.” perintah Nenek
“Berikan aku sedikit waktu.” pinta Sa Ra memohon.
“Apa gunanya menunda jika pada akhirnya kalian akan putus?” ucap Nenek yang tak setuju
“Aku masih belum siap. Jika aku tiba-tiba pergi, akan berat juga bagi Tae Hee. Aku ingin melakukan sesuatu untuk memastikan dia baik- baik saja tanpa diriku. Aku mohon padamu.” ujar Sa Ra.
Min Hyuk sedang minum teh dirumahnya, ia tersenyum menerima telp dari Sa Ra. dan menyuruhnya berbicara saja. Sa Ra yang berdiri depan jendela mengajaknya untuk bertemu, dengan wajah benggong ia memutuskan akan datang menemui Min Hyuk di kantornya.
***
Min Hyuk masuk ke dalam ruangannya, lalu saling memberikan hormat pada Sa Ra yang menungunya setelah itu menyuruh Sa Ra untuk duduk di sofa.
“Jika aku menerima penawaran modelmu, bisakah aku segera berangkat belajar ke luar negeri?” tanya Sa Ra
“Seberapa cepat yang kau maksud?” balas Min Hyuk
Sa Ra meminta untuk sesegera mungkin dan ingin pergi juga secepat mungkin. Min Hyuk juga mengerti dengan permintaan Sa Ra dan ingin menelp sekertarisnya. Sebelumnya Sa Ra juga meminta Min Hyuk untuk merahasiakan kepergiaannya ke luar negeri.
“Aku ingin hidup tanpa ada yang tahu.” ucap Sa Ra
“Apa ada alasannya?” tanya Min Hyuk penasaran.
“ Dengan begitu... keamanan Han Tae Hee lebih terjamin.” jelas Sa Ra tanpa curiga pada Min Hyuk.
Min Hyuk mengerti dengan semua permintaan Sa Ra dan berjanji akan merahasiakan keberadaannya. Sa Ra menatap Min Hyuk tanpa terlihat rasa curiga sedikit pun.
Sa Ra berjalan dilorong, ia menelp seseorang unuk mengajak juga untuk bertemu. Ia masuk ke dalam ruangan Kang Joon.
“Kau sudah memikirkannya?” tanya Kang Joon kelihatan acuh dengan melihat berkas di depannya.
“Jika saja aku sendirian, aku takkan ketakutan.” ucap Sa Ra, Kang Joon melirik pada mantan istrinya.
“Tapi karena orang yang kucintai aku harus mundur menentang keinginanku sendiri. Perasaan ini takkan dimengerti olehmu dan Gyo Chae Yoon.Tak seorangpun dari kalian... pernah sepenuh hati mencintai seseorang” tegas Sa Ra
Ia juga memberitahu kalau dirinya dengan Tae Hee akan putus, Kang Joon kembali mengodanya kalau mereka bisa menjadi suami istri lagi. Sa Ra tersenyum mengejek dengan mereka yang akan menjadi suami istri.
“Aku akan melihatmu berakhir. Kau.. ...aku... dan Gyo Chae Yoon. Kita bertiga masih belum berakhir.” ucap Sa Ra penuh amarah.
Kang Joon hanya bisa melihat Sa Ra yang pergi dengan sengaja membuat sepatunya terhentak-hentak di lantai. Seperti ia merasakan Geum Ran berbeda dengan yang ia kenal sebelumnya.
Tae Hee pulang ke rumah, ia menghirup Bau rumahnya saat masuk lalu memberitahu Sa Ra kalau rumah itu penting saat ia pergi. Dia mengungkapkan kalau sangat merindukan rumahnya.
“Ahhh..... Lampunya sudah nyala kembali. Apa yang terjadi?” tanya Tae Hee yang melihat pohon natal kembali menyala.
“Aku memperbaikinya. Jadi keinginanmu bisa terwujud.” jelas Sa Ra tersenyum, Tae Hee juga ikut tersenyum.
Sa Ra akan membongkar barang, Tae Hee menariknya dengan meminta untuk pelan-pelan saja karena mereka tidak terlalu sibuk sekarang. Sa Ra tersenyum memilih untuk masuk membuka isi tas dari rumah sakit.
Tae Hee melihat Sa Ra yang masuk ke dalam kamarnya dengan tatapan heran, lalu ia melihat pohon natal yang kembali menyala. Sa Ra merapihkan pakain Tae Hee di dalam lemari, ia juga melipat pakaian di tempat tidur.
Beberapa saat kemudian Tae Hee mengajak Sa Ra itu makan bersama. Sa Ra tetap saja melipat tanpa memperdulikan ajakan Tae Hee untuk makan. Tae Hee mengatakan kalau ia ingn makan masakan rumah. Sa Ra tetap saja terdiam dan menyibukan diri merapihkan pakaian.
“Apa yang kau lakukan, Ahjumma?” protes Tae Hee melihat Sa Ra yang sibuk merapihan pakaian miliknya.
“Aku mau mengaturnya jadi kau bisa mencarinya dengan mudah.” jelas Sa Ra
“Itu tidak penting. Pelan-pelan saja. Ayo makan dulu.” ucap Tae Hee menarik Sa Ra keluar dari kamarnya.
Tae Hee makan dengan sangat lahap, Sa Ra juga menaruh lauk di atas nasi Tae Hee, wajah Tae Hee sumringah karena Sa Ra begitu baik padanya.
“Dokter. Jika aku pergi dan tidak disini, apa kau akan terus tinggal disini?” tanya Sa Ra
Tae Hee binggung dan terus mengunyah makannya, Sa Ra meminta Tae Hee mencari rumah lain kalau ia pergi tanpa dirinya. Menurutnya kalau seperti itu pasti keadaan Tae Hee akan baik-baik saja.
“Kenapa kau ini? Rasanya seperti mau pergi jauh saja.” ucap Tae Hee, setelah selesai makan dan minum, ia memuji masakan Sa Ra itu sangat enak.
Ia juga mengucapkan terimakasih dan akan membereskan semua piring makan. Sa Ra mulai berwajah serius mengatakan ada yang ingin dibicarakan. Tae Hee langsung bertanya apa yang dingin dikatakan Sa Ra.
Dibawah meja Sa Ra melepaskan cincinnya dan menaruh diatas meja, Tae Hee terlihat binggung melihat cincin dan wajah Sa Ra.
“Kita. putus saja....” ucap Sa Ra dengan wajah tertunduk. Suasana berubah hening, Tae Hee menatap Sa Ra tanpa berkedip dan tak percaya dengan yang dikatakan Sa Ra padanya.
“Aku dikontrak oleh Grup Winner. Jika aku menjadi model utama mereka, mereka akan mengirimku sekolah di luar negeri.” jelas Sa Ra dengan mata menatap lurus pada Tae Hee.
“Aku tak mengerti apa yang kau bicarakan. Kepalaku terluka. Mereka bilang mentalku memproses sedikit lebih telat. Apa itu efek sampingnya?” ucap Tae Hee mencoba tetap tersenyum seperti merasa semuanya itu hanya bercanda.
Ia mengatakan kalau pemahamannya jadi lebih lamban, ia meminta Sa Ra untuk mengatakan dengan bahasa yang lebih mudah.
“Aku... tidak ingin menikah lagi dan Aku menyadarinya saat kau terluka. Jika aku menikah, aku akan terbebani dengan seorang suami. Pada akhirnya aku akan kehilangan diriku. Aku ingin menjalani hidupku.” jelas Sa Ra berbohong, Tae Hee tertunduk mendengar alasan Sa Ra.
“Kau jalani saja hidupmu. Aku akan mendukungmu Saat kau sakit,... aku membantumu memenangkan kompetisi” ucap Tae Hee membela
“Semuanya akan berubah jika kita menikah. Aku pernah menikah sebelumnya. Sa Geum Ran... ...tidak memulai seperti itu.” bela Sa Ra mencoba menyakinkan Tae Hee untuk pisah.
Tae Hee tak bisa menerima begitu saja, wajahnya terlihat melonggo karena kaget. Sa Ra meminta maaf karena sebenarnya ia sangat berat untuk mengatakan hal seperti itu. Tae Hee mencoba menyakinkan Sa Ra, dirinya tak akan membebani Sa Ra sekalipun.
“Biarkan aku pergi.” pinta Sa Ra, Tae Hee akhirnya pasrah membiarkan Sa Ra untuk pergi. Setelah itu ia sadar dan tak bisa membiarkan Sa Ra untuk pergi.
“Beritahu aku apa yang kau inginkan. Aku akan melakukan semuanya. Aku akan melakukan apapun. Hanya saja jangan katakan putus. Kita bisa tetap seperti ini tanpa menikah. Kenapa kita harus putus?” ucap Tae Hee tak bisa menerima keputusan Sa Ra
Sa Ra mengatakan ia tak bisa melakukannya dan tak bisa memperlakukan Tae Hee dengan sikap yang sama saat ia menolak untuk menikah dan meraka tak akan bisa kembali ke hari-hari seperti sebelumnya.
“Aku akan berusaha sebaik mungkin” tegas Tae Hee kembali menyakinkan Sa Ra.
“Aku ingin hidup yang berbeda dan hidup bebas. Dengan kecantikan yang kau berikan padaku, aku ingin hidup yang lebih baik.” ucap Sa Ra dengan nada tinggi.
Tae Hee terlihat semakin panik dan kebingungan Sa Ra meminta maaf dan mengucapkan terimakasihselama ini.Tae Hee tak suka Sa Ra mengatakan hal itu padanya. Ia meminta Sa Ra memikirkan lagi,keduanya saling menatap.
Sa Ra memilih untuk pergi dari meja makan, Tae Hee menariknya, di depan tangga ia meminta Sa Ra tidak bersikap berlebihan seperti ini.
“Setidaknya kau harus memberiku waktu untuk berpikir atau bersiap. Bagaimana bisa kau begitu egois? Apa yang salah yang kulakukan hingga bisa seperti ini?” tanya Tae Hee binggung.
Ia mengingatkan kembali dirinya yang baru pulang dari rumah sakit dan tak mengerti dengan semua ini. Tae Hee menegaskan dirinya sedang tak berdaya jadi meminta Sa R untuk bersikap lebih lunak lagi
“ini terlihat Begitu mendesak dan tiba-tiba dan ini tidak benar, Ahjumma.” tegas Tae Hee. Sa Ra menatap Tae Hee dengan mata berkaca-kaca.
“Maafkan aku.”ucap Sa Ra, Tae Hee berteriak meminta Sa Ra untuk berhenti meminta maaf.
“Perpisahan lebih baik dengan singkat saja. Memang sulit bagi keduanya. Maafkan aku.” ucap Sa Ra lalu menaiki tangga ke dalam kamarnya.
Tae Hee mencoba menghela nafas seperti mencoba mengatur nafasnya karena masih shock. Sa Ra masuk ke dalam kamarnya, setelah menutup pintu kamar ia langsung menangis. Sepertinya selama ia berbicara dengan Tae Hee di bawah ia menahan tangis.
Sedangkan Tae Hee masih terdiam di depan tangga, tatapannya kosong. Sa Ra terus saja menangis didalam kamarnya. Terlihat cincin yang ditinggalkan Sa Ra begitu saja diatas meja.
“Maafkan aku..... Maafkan aku.....” ucap Sa Ra dalam tangisannya
Sementara dibawah Tae Hee masih terlihat kebinggungan karena Sa Ra tiba-tiba meminta mereka untuk putus dan tidak akan melanjutkan pernikahan mereka.
***
Sa Ra menelp Madam Park yang sedang ada di ruang baca. Nenek bertanya apakah Sa Ra sedang bersama Tae Hee.
“Aku sudah putuskan... untuk berpisah dengan Han Tae Hee dan Kami sudah bicara.” jelas Sa Ra dengan air mata yang mencoba ia tahan untuk tidak mengalir lagi.
“ Kemana kau akan pergi?” tanya nenek
“Aku akan belajar ke luar negeri.” jawab Sa Ra
Nenek merasa itu sangat bagus dengan rencana itu, Sa Ra pikir ia percaya dengan nenk dan berharap seseorang bisa bersama Tae Hee.
“Kami tinggal bersama disini. Jika salah satu menghilang,... rumah ini akan... terasa sepi.”jelas Sa Ra
“Aku yang akan menjaga Tae Hee. Kau tak perlu khawatir.” ucap Nenek
Setelah menutup telp, Sa Ra mencoba mengatur nafasnya dengan menghela nafas mencoba merelakan semua yang ia inginkan untuk kebaikan Tae Hee.
Esok paginya
Tae Hee menaiki tangga dan berdiri di depan kamar Sa Ra dan memanggil Sa Ra meminta untuk berbicara, tapi tak ada jawaban. Ia masuk dan melihat kamar Sa Ra sudah kosong, ia mencoba menelp tapi ponsel Sa Ra tidak aktif.
Ia memakan jaket dan pergi keluar mencari Sa Ra dan memanggilnya tapi ia tak menemukan Ahjumma.
Ia pergi menemui ibu Geum Ran dan Kyung Joo dirumahnya, Ibu Geum Ran bertanya apakah ada masalah, Tae Hee bertanya apa mereka bertemu dengan Sa Ra.
“Kenapa mencari Sara disini?” tanya Kyung Joo binggung, Tae Hee hanya bisa menghela nafas dengan wajah kebinggungan.
“Bukannya kalian berdua menikah di luar negeri?Apa yang terjadi, Han Tae Hee?”tanya Ibu Geum Ran ikut binggung.
Tae Hee tetap tak menjawab ia hanya bisa menghela nafas dan terlihat sangat terengah-engah.
Rumah Madam Park
“Sara... sekolah ke luar negeri?” ucap Chae Yoon dengan wajah tersenyum.
“Mulai hari ini dia meninggalkan rumah. Pasti berat bagi Tae Hee.” jelas Nenek dengan padangan kesudut yang lain.
“Kau dan Dr. Gyo...kalian berdua sering- seringlah melihat Tae Hee.” pinta nenek
Ia tahu dalam keadaan seperti ini, cucunya itu membutuhkan keluarganya. Chae Yoon tak bisa menutup rasa bahagia bisa memisahkan Sa Ra dan mengerti akan hal itu.
Chae Yoon membereskan baju-bajunya yang ada di dalam lemari ke dalam koper. Wajahnya terlihat tersenyum sumringah saat menutup koper. Jin Young dan Min Young masuk ke dalam kamar
“Kenapa berkemas? Kalian berkelahi?” tanya Min Young dengan tangan di lipat di dada
“ Kalian berpisah lagi?” tanya Jin Young polos melihat Chae Yoon membawa koper.
“Kali ini bukan berpisah.” jelas Chae Yoon, Jin Young binggung maksud dari ucapan Chae Yoon.
Chae Yoon duduk di depan wartawan sambil menangis lalu menghapus air matanya dengan tissue.
“Tidak mudah... untuk memutuskan bercerai. Aku sudah berusaha sebaik mungkinuntuk mempertahankan keluargaku. Namun aku tak sanggup lagi melakukannya. Maafkan sudah mengecewakan semuanya.” jelas Chae Yoon dengan terisak
“Apa alasannya?” tanya wartawan
“Suamiku... punya wanita lain.” jawab Chae Yoon
“Siapa wanita itu, apa ia Seorang selebriti?” tanya wartawan kembali.
“Dia orang yang terkenal. Namun aku takkan membongkar namanya. Aku tak mau melangkah sejauh itu. Dan aku tak mau menjadi orang idiot lagi.”cerita Chae Yoon dengan tangisan
“Suamiku mencoba...mengambil propertiku dariku Mewakili istri pertama dimanapun, aku akan bertarung dengannya.” jelas Chae Yoon dengan wajah penuh kebohongan.
Kang Joon kaget dengan Chae Yoon yang akan melakukan Wawancara perceraian, ia binggung apa sebenarnya yang dilakukan Chae Yoon saat ini.
“Aku sudah memberitahumu. Aku ingin cerai saat aku menginginkannya.” ucap Chae Yoon sinis
“Baik, ayo lakukan! Lalu gimana denganku? Penghinaan apa ini?” teriak Kang Joon marah.
“Balas dendam karena sudah menghancurkan hidupku. Bagaimana bisa aku terlibat denganmu dan Sa Geum Ran? Benar-benar mengerikan Aku tak ingin bertemu denganmu lagi Sekalipun dalam mimpi jangan bertemu.” tegas Chae Yoon
Sebelum pergi ia membahas tentang konferensi Pers, kalau ia tidak memberitahu nama Sa Ra. Itu karena ia ingin bangunan Canvas kalau tidak ia akan memberitahu semua orang tentang Kang Joon dan Sa Ra.
“Pria yang membunuh istrinya. Istrinya yang bertahan dan operasi plastik. Lalu balas dendam pada suaminya. Negara ini pasti heboh.” ucap Chae Yoon dengan nada mengejek. Kang Joon menatapanya dengan pandangan pembunuh.
“Di waktu seperti ini,... bukankah Sara kunci bertahanmu? Jadi, hidup tenanglah dan tutup mulutmu.Kuharap kau membuat keputusan yang masuk akal.” ucap Chae Yoon dengan senyuman licik penuh kemenangan.
Kang Joon terlihat geram dengan Chae Yoon yang membuatnya seperti serba salah dengan semua yang akan ia kerjakan sekarang.
Kyung Joo membaca berita dari ponselnya, [Penyiar Gyo Chae Yoon mengumumkan perceraian dalam tangis.]
“Gyo Chae Yoon dan Lee Kang Joon akhirnya bercerai. Itu Bagus sekali”ungkap Kyung Joo, Ibu Geum Ran ikut melihat berita yang dibaca Kyung Joo.
“Tapi Ibu... mereka bercerai karena Lee Kang Joon punya selingkuhan lain.” ucap Kyung Joo melihat kembali berita dari ponselnya
Ibu Geum Ran bertanya dengan siapa Kang Joon berselingkuh, Kyung Joon melihat tidak ada nama yang disebutkan dalam beritanya. Dia hanya melihat Chae Yoon menangis gila dan menduga kalau wanita itu Sa Ra.
“Sara terlibat dengan Lee Kang Joon. Jadi, pernikahan Gyo Chae Yoon berakhir dan kurasa Sara dan Han Tae Hee juga putus.Wah, ada apa dengan mereka?” kata Kyung Joo terlihat bingung.
“Sara...aku harus menelponnya” ucap Ibu Geum Ran
Kyung Joo memberitahu ia sudah menelp Sa Ra sebelumnya, tapi ponselnya tidak aktif. Ibu Geum Ran medapatkan ponsel Geum Ran yang mati, tapi ia tetap meninggalkan pesan pada Sa Ra.
“Geum Ran.... Ini Ibu.” ucap Ibu Geum Ran. Kyung Joo kaget ibu Geum Ran menelp Sa Ra dengan pangilan Geum Ran
“Jangan pernah menyerah tak peduli apapun. Ibu percaya padamu. Kau bisa mengalahkan kematian. Tak ada yang tak bisa kau lakukan, Geum Ran. Kau tak boleh menyerah. Dan......jika berat,... kau punya ibu. Dalam situasi apapun, ibu ada dipihakmu” pesan Ibu Geum Ran memberikan semangat untuk anaknya.
“Sara... adalah Geum Ran?” ucap Kyung Joo melonggo kaget, Ibu Geum Ran menutup ponselnya dengan mata berkaca-kaca
Keluarga Lee berkumpul di ruang tengah. Ayah Kang Joon mengeluh semua penghinaan yang dilakukan Chae Yoon pada keluarga mereka.
“Ada apa, Ibu? Apa orang-orang menghina Kang Joon? Kau bertemu seseorang?”tanya Jin Young
“Bahkan orang yang tak aku kenal pun menunjukkan jarinya. Semua orang tertawa. Bagaimana aku menaikkan kepalaku? Aku tak bisa hidup.” keluh ibu Kang Joon sambil menjerit.
Kang Joon pulang melihat suasana rumah tegang, ayahnya langsung berdiri mengumpat anaknya yang brengsek.
“Apa kau mau... mengakhiri hidupmu dan menggali kuburanmu melalui pernikahan? Kenapa kau begitu bodoh?” teriaknya lalu memberikan tamparan pada anaknya.
Min Young dan Jin Young mencoba untuk menahan ayah mereka untuk tidak melakukan tindakan kekerasan. Kang Joon hanya bisa terdiam, ibunya terlihat sakit kepala dengan kejadian keluarga mereka yang semakin rumit
Kang Joon masuk ke dalam kamarnya, menelp seseorang tapi ponsel yang ia telp mati.
“Sayang..... Sa Geum Ran. Kemana kau pergi? Jawab telponnya.” ucap Kang Joon perlahan
Tapi setelah itu ia mulai kesal dan mulai sangat marah berteriak meminta Sa Ra mengangkat telpnya. Matanya melotot melihat ponselnya karena Ponselnya Sa Ra tidak aktif. Lalu ia membanting ponselnya ketempat tidur melampiaskan amarahnya.
Tae Hee berlari masuk ke dalam gedung Winner Grup. Ia masuk ke dalam ruang make up bertemu dengan PD menanyakan keberadaan Sa Ra, PD mengatakan yang ia dengar Sa Ra pergi keluar negeri.
“Kudengar ini sudah diatur dengan kantor pusat Grup Winner.” jelas PD
“ Mungkinkah, kau bisa menghubunginya?” ucap Tae Hee dengan nada sedikit memohon. PD mengatakan ia memang tak bisa menghubunginya.
Tae Hee mengerti, ia akhirnya pergi ke tempat studio tempat syuting Birth of Chef. Di tempat itu juga kosong, dalam matanya ia berharap bisa menemukan Sa Ra disana. Nafasnya masih terengah-engah dan kebingungan mencari Sa Ra.
Akhirnya ia kembali ke ruangannya, Ketua Choi terlihat khawatir melihat kedatangan Tae Hee.
“Dapatkan catatan keberangkatan. Cari tahu Sara masih di Korea atau sudah berangkat.Jika dia masih belum pergi, kapan kepergiaannya? Cari tahu semunya “ perintah Tae Hee
Ketua Choi mengerti keluar dari ruangan, Tae Hee bersandar di kursinya lalu memegang dadanya lalu seperti tertidur dibangkunya.
Ji Hoon sudah memeriksa keadaan Tae Hee yang sudah tertidur di dalam kamarnya, Chae Yoon menanyakan keadaan Tae Hee dengan penuh khawatir.
“Dia sekarang tertidur dan akan membaik dengan istirahat.” Jelas Ji Hoon yang kasihan melihat Tae Hee yang terbaring lemah di tempat tidurnya.
Sa Ra terduduk di sebuah restoran dengan wajah bersedih, ia menyalakan ponselnya melihat ada 25 miss call dan sebanyak 18 kali dari Tae Hee. Ia hanya menatap nama Tae Hee yang menelpnya lalu ia membaca pesan dari Min Hyuk.
“Sara. Ini Han Min Hyuk. Jadwal penerbangan kita bisa menyesuaikannya.”
Setelah membaca pesan dari Min Hyuk, ia menghubungi Min Hyuk setelah membaca pesannya.
****
Tae Hee sudah terbangun dari tidurnya, ia menatap cincin yang ditinggalkan Sa Ra. Wajahnya lesu dan tak bersemangat melihat cincin yang dikembalikan Sa Ra. Lalu ia mengenggam cincinnya erat-erat lalu air matanya mengalir begitu saja.
Ji Hoon binggung melihat Ketua Choi yang datang kerumah, Ketua Choi memberitahu kalau Tae Hee itu melakukan sesuatu.
“Apa yang terjadi? Kau sudah memastikan tanggal keberangkatannya?” tanya Tae Hee penasaran
“Ya, CEO. Seharusnya keberangkatannya besok tapi diganti menjadi hari ini.”jelas Ketua Choi
Tae Hee langsung pergi keluar rumah, Ji Hoon binggung memanggil Tae Hee yang keluar tanpa berbicara ingin pergi kemana. Lalu menghela nafasnya.
***
Sa Ra sudah masuk ke dalam airport bersama Min Hyuk dan anak buahnya, wajah Sa Ra seperti sedih dengan kepergiaannya keluarga negeri.
Tae Hee mengendarai mobilnya, dalam hati ia tidak ingin Sa Ra pergi begitu saja.
“Aku tak bisa membiarkanmu pergi seperti ini.” gumam Tae Hee lalu ia melajukan mobilnya lebih cepat lagi.
Sa Ra menunggu dengan wajah tertunduk, sementara Min Hyuk memberikan tiket Sa Ra pada anak buahnya supaya bisa check in. Tae Hee akhirnya sampai di airport. Matanya mencari-cari Sa Ra dan memanggilnya walaupun nafasnya masih terengah-engah karena berlari.
Sementara Sa Ra bersandar di tembok menunggu keberangkatan dengan wajah bersedih. Kenangan bersama Tae Hee teringat saat pertama kali mereka saling kejar-kejaran di tepi pantai karena ia terlalu banyak obat bius yang jadinya sering mengkhayal.
Lalu Tae Hee yang membuatkan sup rumput laut saat ulang tahun, membuat roti bersama untuk nenek. Saat Tae Hee pertama kali mengakui kalau ia tak bisa berpisah dengannya dan mengakui di depan orang-orang kalau ia adalah cucu dari Madam park.
Dan yang terakhir saat Tae Hee bisa melihatnya sebagia Geum Ran dan mau menghapus tepung di dahinya. Wajahnya sedih mengingat semua kenangan Tae Hee bersamanya. Ia juga mengingat saat Tae Hee memberikan ciuman pada saat ulang tahun.
Ia juga memberikan ciuman di kening Tae Hee sebagai tanda kalau ia juga mencintai Tae Hee sama seperti Tae Hee mncintainya. Senyuman Tae Hee yang membuat semua wish list dan pohon natal, cara Tae Hee mengodanya supaya mendapatkan ciuman di pipinya. Untuk pertama kalinya juga ia berdansa bersama Tae Hee yang ternyata seorang CEO winner Grup.
Matanya berkaca-kaca mengingat semua kenangan itu dan ia seperti menahan tangisnya karena harus berpisah demi keselamatan Tae Hee.
Sementara Tae Hee terus berlari mencari Sa Ra. Sementara Sa Ra sempat melirik kebelakang seperti berharap Tae Hee datang. Tae Hee menuruni tangga eskalator dengan menyalip dan terburu-buru. Ia berlari ke bagian informasi.
“Aku mencari penumpang di penerbangan TJ 301. Tolong umumkan via interkom. Ini penting.” pinta Tae Hee
“Penerbangan TJ 301 sudah berangkat.” ucap pegawai informasi melihat data dari komputer.
Tae Hee bengong nafasnya masih terengah-engah. Ia berjalan dengan tatapan kosong seperti dimatanya melihat pesawat yang sudah pergi jauh. Semua orang lalu lalang tapi Tae Hee seperti tak sadar dan hanya terdiam dengan tatapan kosong.
Komentar
Klop banget deh tuh, Min Hyuk sama Chae Yoon liciknya. Kasihan liat Tae Hee sama Sa Ra. Tapi kayanya ini udah masuk kaya konflik drama korea seperti biasanya, harus berpisah walaupun cinta. Pinginnya udah ga ada sedih-sedihan lagi. hihihihih...
Berharap Madam Park cepet sadar kalau Chae Yoon itu berbohong begitu juga si Direktur Kim. Semuanya mendingan masuk penjara aja deh, Min Hyuk, Kang Joon, Ji Sook, Chae Yoon sama si Direktur Kim. Jahat semuanya....
Masiha ada 4 episode lagi, mudah-mudahan pertemuan Tae Hee sama Sa Ra ga diakhir-akhir episode deh jadi episode bahagianya itu ga cuma sebentar doang. ^_^
Sinopsis Drama Birth of Beauty Episode 17 Part 1