Pagi hari, Sa Ra mengetuk pintu kamar Tae Hee untuk sarapan.
"Apa kau masih ngambek?....Jangan ngambek terlalu lama seperti pecundang." ejek Sa Ra
Ia meminta Tae Hee untuk keluar dan makan sarapan dulu. Tae Hee tak kunjung keluar, akhirnya Sa Ra masuk ke dalam kamar melihat tak ada Tae Hee di dalam. Ia melihat ada note diatas tempat tidur.
"Aku akan menyelamatkan ibumu.Tunggulah....." wajah Sa Ra sedikit terharu.
Sa Ra membuka lembaran di belakangnya, Tae Hee berpesan untuk menurunkan matanya dan tidak melotot lagi padanya.
Di Rumah sakit jiwa, Tae Hee sudah berpakaian perawat sambil membawa daftar nama dan kantung di tangannya mencari kamar 303.
Sa Ra sudah ada di depan meja kerja Tae Hee, ia tahu nama nenek Tae Hee adalah Park Min Duk, ia mencari tahu dimana tempat nenek Tae Hee ditahan. Ia yakin pasti ada note yang terselip di atas meja.
Akhirnya ia menemukan kertas yang tertulis "Penjara Seoul -Park Man Duk". Terlihat dari matanya, seperti merencanakan sesuatu.
Tae Hee akhirnya menemukan Ruang 303, dengan nama Shim Yeo Ok di depan ruanganya. Ia buru-buru masuk ke dalam melihat ibu Geum Ran yang duduk terdiam. Yeo Ok tahu ini bukan waktunya minum obat. Tae Hee memperkenalkan namanya dan mengakui ia bukan seorang perawat.
"Aku mengenal anakmu dengan baik, Sa Geum Ran. Kau harus keluar dari sini dan ikut dengan ku" ucap Tae Hee buru-buru.
Yeo Ok terlihat ketakutan dan menolak karena ia tak mengenal Tae Hee. Akhirnya Tae Hee memberitahu dirinya yang membenci Kang Joon dan mendapatkan kabar dari Kyung Joo. Ia mengeluarkan baju dari dalam tasnya supaya ibu Geum Ran berganti pakaian.
Ternyata Sa Ra menemui Madam Park, ia memperkenalkan diri dan tak percaya orang yang di depannya itu adalah neneknya Tae Hee. Madam Park mengatakn dirinya tak mengenalnya dan menanyakan kenapa Sa Ra ingin bertemu dengannya.
"Sampai dia memberitahumu sendiri. Aku tidak bisa memberitahumu lebih lanjut." ucap Sa Ra
"aku ingin memberitahumu untuk menjadi kuat. Ada seseorang yang membantumu,Dia mencoba untuk membuatmu keluar. Orang itu...selalu melakukan apa yang sudah dia tetapkan untuk dilakukan"
Madam Park mencoba mengerti dengan semua ucapan Sa Ra. Lalu Sa Ra menyakinkan nenek untuk bisa di bebaskan dan ia meminta supaya nenek menjadi menjaga kesehatan dan sabar menunggu. Ia juga meminta nenek untu menjadi kuat. Madam Park terlihat berkaca-kaca sambil sedikit menangguk.
Sa Ra menerima telp dari Tae Hee, ia kaget mengetahui Tae Hee sudah bisa menyelamatkan ibunya. Beberapa saat kemudian, Sa Ra sudah duduk di dalam ruangan dengan menatap ibunya yang tertidur, matanya sedih karena hanya bisa memanggil ibunya.
"Eun Kyung Joo akan datang, ibumu membutuhkan perawatan dalam beberapa hari kedepan, lalu bawa dia ke rumah kita agar lebih aman." ucap Tae Hee yang berdiri menemani Sa Ra.
"Karena dia tidak tahu identitasku, aku yakin ia tak mau ikut dengan ku, Jadi aku akan memikirkan sesuatu yang lain" ucap Sa Ra yang terus menatap ibunya.
Sa Ra menatap Tae Hee dan mengucapkan banyak terimakasih karena Tae Hee sudah menyelamatkan ibunya. Tae Hee terlihat sedikit terharu melihat Sa Ra yang mengucapkan terimakasih. Sa Ra kembali menatap ibunya dan memegang tangan ibunya erat-erat.
Sa Ra menyediakan teh untuk mereka minum, lalu ia menceritakan dirinya yang mengunjungi neneknya karena ia tahu Tae Hee itu mengkhawatirkannya.
"Aku mengunjunginya untuk mengantikan posisi mu." Jelas Sa Ra
Tae Hee menceritakan saat bertemu dengan Madam Park ia bilang seseorang akan membantunya dan meminta supaya nenek tetap kuat. Wajah Tae Hee terlihat terharu.
"Ahjumma.....Aku tidak bisa terlibat dalam situasi nenekku, Jadi kau..menemuinya..untuk mengantikan posisiku yah" pinta Tae Hee dengan wajah tertunduk.
Sa Ra dengan wajah sumringah langsung menyetujuinya, dengan malu-malu Tae Hee melihat wajah Sa Ra yang tersenyum padanya.
Beberapa menit kemudian.
Sa Ra sedang menaburkan tepung diatas adonan, ia berteriak meminta Tae Hee menceritakan tentang roti yang akan ia buat, kalau neneknya percaya Dong Geul masih hidup ia yakin rotinya nanti akan menjadi bulat. Tae Hee datang dengan membawa bahan roti yang lainnya.
"Apa adonannya sudah siap, Lihatlah dirimu, kau berkeringat" ucap Tae Hee melihat dahi Sa Ra yang sudah mulai berkeringat karena menguleni adonan roti.
"Tidak, aku akan melakukannya sendiri karena aku ini kuat" tolak Sa Ra
Tae Hee melihat dirinya itu lebih kuat, Sa Ra menarik mangkuknya karena ia ingin tetap menguleni adonannya sendiri. Keduanya saling berebut ingin menguleni adonan roti,
" oke.... Baiklah....Kalau begitu mari kita lakukan bersama" ucap Tae Hee
Keduanya saling meremas-remas adonan roti dan tak sengaja Tae Hee memegang tangan Sa Ra yang membuat Sa Ra tersipu mau. Tae He sempat mengusap dahi Sa Ra karena ada tepung yang menempel.
"Dokter....Terima kasih sudah menyelamatkan ibuku Dan untuk sikapku kemarin aku minta maaf" ucap Sa Ra
Tae Hee menatap Sa Ra yang sekarang jaraknya sangat dekat denganya, dengan wajah angkuhnya, ia memperingatkan Sa Ra untuk tidak bertingkah seperti kemarin lagi. Sa Ra tersenyum, ia berjanji akan menurunkan matanya apabila Tae Hee menyuruhnya.
Keduanya saling tersenyum, seperti tercipta suasana romantis membuat roti di dapur. Sa Ra kemudian memasukan adonan roti yang sudah berisi coklat ke dalam oven listrik. Setelah 40 menit ia mengeluarkannya.
Sa Ra memotong sebagian roti dan mencobanya, ia seperti baru merasakan roti dengan resep milik Tae Hee. Sementara Tae Hee mengambil sebagian roti dan mencobanya, ia mengacungkan jempolnya karena roti buatan mereka sudah enak.
Penjara Seoul
Madam Park melihat Sa Ra datang lagi menemuinya, Sa Ra tersenyum mengeluarkan roti yang sudah ia buat dengan Tae Hee. Madam Park binggung kenapa Sa Ra memperlihatkan roti padanya, ia meminta Sa Ra untuk tidak bercanda lagi dengannya.
"Roti ini...Lihatlah dari dekat.....Apa itu mengingatkanmu tentang sesuatu?" ucap Sa Ra. Madam Park menatap terus meihat roti yang ada di depannnya.
Sa Ra menceritakan saat Dong Geul ulang tahun Madam park memberikannya roti. Madam Park terihat kagte mendengarnya, Sa Ra memberitahu ia membuat roti yang sama dengan yang diberikan Madam Park saat itu.
"Nona bagaimana kau tahu Dong Geul Dan bagaimana kau tahu aku memberinya roti untuk ulang tahunnya?" tanya Madam Park
"Dong Geul masih hidup dan Dia mencoba untuk menyelamatkanmu." ucap Sa Ra, mata Madam Park terlihat berkaca-kaca.
Sementara Tae Hee sedang pergi ke gedung Winner Grup, di lobby ia meminta receptionist supaya memberitahu Min Hyuk kalau Dong Geul datang untuk bertemu dengannya. Ia yakin Min Hyuksudah menunggungnya.
"Kau harus melalui Kantor Sekretaris apabila ingin bertemua Direktur Han." jelas receptiont.
Tae Hee seperti kesal sendiri karena Han Myuk itu presdir sampai susah untuk bertemu dengannya. Dengan wajah ngeyelnya ia meminta supaya receptionist itu cepat menghubungin Min Hyuk. Tapi receptionist meminta maaf karena ia tak bisa melakukannya.
Min Hyuk datang dengan beberapa pegawal di belakangnya, Tae Hee melihat kedatangan Min Hyuk dengan wajah tersenyum karena orang yang ia tunggu sekarang bisa ia temui.
"Hei Han Min Hyuk......Aku Dong Geul......" sapa Tae Hee
Beberapa pengawal yang lain mencoba menghadang Tae Hee untuk tidak mendekat. Min Hyuk melirik Tae Hee dari atas ke bawah lalu berjalan begitu saja dengan sikap acuh. Tae Hee mencoba mengejar, tapi pengawal langsung menahannya.
"Hei... Menurut kalian aku ini siapa. Kau akan menyesal nanti dan akan berada dalam kesulitan nanti" ancam Tae Hee.
Lalu Tae Hee mencoba mengelabuhi pegawal dengan menunjuk kearah yang berbeda lalu ia kabur dari pengawal Winner Grup.
"Yang aku katakan itu memang benar, Dong Geul itu anak yang pintar sebagai seorang anak. Dia itu orang yang bijaksana dan sangat baik" cerita Sa Ra dengan wajah berseri.
"Tidak mungkin.....Dong Geul sudah meninggal." ucap Madam Park sambil mengeleng-gelengkan kepalanya.
Sa Ra menyakinkan Madam Park kalau cucunya itu masih hidup, Ia menceritakan kalau mengetahui tentang kecelakaan yang dialami oleh Tae Hee. Setelah kecelakan itu Tae Hee mengalami trauma kecelakaan yang membuat tak bisa datang menemui neneknya.
"Ketika dia berpikir tentang kecelakaan, dia pingsan karena sindrom patah hati.Itu sebabnya aku datang untuk menganti posisinya." jelas Sa Ra.
Madam Park yang terlihat berkaca-kaca masih belum percaya,Sa Ra mengangguk untuk menyakinkan Madam Park supaya bisa percaya dengan yang ia katakan.
Tae Hee berlari menghindari kejaran pengawal, ia mengingatkan dirinya itu si jenius jadi bisa melakukan sesuatu dengan keadaan seperti ini. Di dekatnya terlihat tombol peringatan kebakaran. Tanpa berpikir panjang lagi ia menekannya lalu pergi.
Min Hyuk yang sedang berjalan berhenti mendengar bunyi alarm kebakaran, pengawalnya meminta Min Hyuk mengunakan tangga darurat walaupun bosnya belum pernah mengunakannya. Min Hyuk berjalan menuju ke pintu tangga darurat, baru saja melangkah masuk ia sudah terkunci.
Senyuman licik Min Hyuk terlihat, terdengar suara panik dari luar karena bos mereka terkunci. Ia tahu kalau semua ini adalah rencana orang yang bertemu dengannya di lobby. Tae Hee melihat pose berdiri Min Hyu itu seperti pose pembunuh, lalu ia ingin langsung ke masalahnya saja.
"Lepaskan Nenek....Jika kau melepaskannya,aku akan menghilang diam-diam." perintah Tae Hee.
"Nenek????...." kata Min Hyuk binggung.
"Park Man Duk yang kau kurung dan di masukan penjara." tegas Tae Hee.
Min Hyuk mengumpat kalau Tae Hee itu bajingan gila, Dia mengejek akalu semuanya itu terlihat heba karena berhubungan langsung dengan Kang Joon. Ia mengakui dirinya sekarang sudah buruk. tapi ia melihat keduanya itu terlihat lebih buruk karena karakter asilinya telah muncul.
"Kau datang ke Sewondang saat usiamu lima belas, Aku melihat lubang di kaus kakimu dan aku adalah yang bersembunyi di balik tirai, aku adalah Dong Geul " ucap Tae Hee
Wajah Min Hyuk terlihat sinis karena Tae Hee mengetahui ceritanya saat kecil. Tae Hee memerintahka untuk melepaskan nenek sekarang dan berjanji tidak akan datang menemuinya. Dia akan hidup dengan tenang seperti yang ia jalani sekarang.
Terdengar teriakan pengawal Min Hyuk, Tae Hee pergi menuruni tangga darurat. Min Hyuk menatap Tae Hee yang menuruni tangga dengan tatapan sinis.
Kang Joon menemui Min Hyuk, melihat dari wajah atasannya ia merasa ada sesuatu masalah.
"Buatlah Rapat direksi besok, Untuk mengkonfirmasi CEO Winner Group berikutnya." perintah Min Hyuk.
"Baiklah... Aku akan menyiapkannya" ucap Kang Joon tanpa mempertanyakan alasanya.
Di rumah
Tae Hee kaget karena neneknya memberitahu pada Sa Ra tentang rapat direksi besok. Sa Ra menceritakan Madam Park yang memberitahu kaalu esok adalah orang-orang jahat akan di promosikan
"Dia ingin aku mengungkapkan diriku pada semua orang" simpul Tae Hee
Setelah itu Tae Hee merasa harus memikirkan dan buru-buru masuk ke dalam kamarnya. Sa Ra merasakan ada yang aneh dengan sikap Tae Hee.
Sa Ra akhirnya masuk ke dalam kamar Tae Hee yang terlihat risau, ia duduk di samping Tae Hee dan mengakui ia tak tahu situasi yang sebenarnya dan dari mana asal dari keluarga Tae Hee.
"Tapi tinggal dalam persembunyian tidak cocok denganmu, Dokter." komentar Sa Ra
"Kau dan aku itu sama-sama lolos dari mau dan kita tahu rasa ketakutan. Tapi kau harus tahu Ahjumma, ada sesuatu yang aku alami lebih buruk dari mu" ucap Tae Hee.
Dengan sedikit menahan kesedihannya, Tae Hee menceritakan dirinya yang kehilangan seseorang yang paling ia cintai yaitu orang tuanya. Ia melihat kematian orang tuanya di depan matanya sendiri.
Saat Tae Hee kecil melihat orang tuanya yang berbincang di luar gudang, ia tahu saat itu ayahnya sedang terancam, setelah itu ayahnya memasangkan helm dan meminta Tae Hee untuk tidak mencari tahu kebenarann karena akan sangat menyakitkan akhirnya.
"Ayah pikir hidupku akan dalam bahaya jika aku menemukan kebenaran. Jadi...dia mengatakan padaku untuk melupakan." cerita Tae Hee
Sebelum ayahnya meninggal, ia melihat ayahnya itu berbicara dengan seorang pria yang hanya bisa ia lihat dari belakang. Di tangannya memegang sebuah jam tangan dengan inisial J di sampingnya, ia memperlihatkan pada Sa Ra kalau pembunuh itu menjatuhkan jam tangan di lokasi kebakaran.
"Aku menduga apabila aku kembali ke tempatku yang seharusnya, aku akan menghadapi orang ini dan akan melawan sebuah konspirasi besar." jelas Tae Hee yang terlihat ketakutan.
Sa Ra berkaca-kaca mendenga cerita Tae Hee, sepertinya ia merasa kasihan mendengar cerita Tae Hee yang sebenarnya. Tae Hee mengakui kalau ia harus mempersiapkan diri kalau orang yang akan dicintainya itu sedang terluka. Sa Ra mendekati Tae Hee yang sedang bersedih.
"Selama ini Kau selalu melindungiku sampai sekarang. Sekarang giliranku, kau tak perlu takut. Mari kita lakukan bersama, ketika kita bersama maka kita bisa melakukan semuanya" ucap Sa Ra
Tae Hee menatap Sa Ra seperti tak percaya, Sa Ra memberikan senyumanya. Keduanya saling berpandangan satu sama lain.
Ji Hoon kaget dengan kata perceraian yang dibawa oleh adiknya. Chae Yoon memberitahu suaminya itu meminta cerai dan meminta Gedung Canvas itu di kembalikan. Ji Hoon semaki tak percaya, Chae Yoon dengan mata sinisnya, menegaskan dirinya itu tak bisa di tendang begitu saja oleh Kang joon.
"Aku tidak akan bercerai sampai aku mendapatkan bagianku, sekarang aku akan kembali pada mertuaku dan aku akan bertahan disana" ucap Chae Yoon
Dia juga akan menghancukan Sa Ra yang sudah menghancurkan pernikahannya karena ia tidak akan membiarkan wanita itu pergi begitu saja.
Chae Yoon melempar selembar kertas pada Kang Joon di meja kantornya. Kang Joon melihat sertifikat pelegalah pernikahan. Chae Yoon menjelaskan mereka memang tak memiliki surat nikah tapi mereka bisa mendapatkan surat pelegalan pernikahan jadi ada pembaian aset dan tunjangan.
"Apa kau mengancamku.... Apa yang kau inginkan?" tanya Kang Joon sinis
" Yah memang seperti itu, tidak akan perceraian sampai aku menyetujuinya."
Kang Joon menanyakan alasannya karena mereka sudah hidup terpisah, Chae Yoon mengatakan dirinya akan kembali kerumah mertuanya dan itu dianggap sebagai pelarangan perceraian.
Chae Yoon teringat saat Sa Ra mengancamnya akan membuat mereka berdua untuk bercerai, Kang Joon melihat surat lain yang diberikan Chae Yoon.
"Dalam tiga minggu. Aku akan mengambil bangunan dan menghancurkan Sara dalam tiga minggu.Lalu jika memungkina aku akan menceraikanmu" gumam Chae Yoon dalam hati.
Setelah itu ia memberikan surat kontrak pembatalan pernikahan, ia sudah membuat surat perjanjian kontrak perceraian apabila mereka bercerai dalam 3 minggu, ia memerintahkan Kang Joon untuk bersabar dalam tiga minggu untuk tidak bertemu dengan Sa Ra.
Kang Joon menatap sinis pada Chae Yoon yang sekarang berani mengancamnya seperti ini.
Rumah keluarga Lee
Semua melonggo melihat kedatangan Chae Yoon yang kembali kerumah. Dengan senyuman, Chae Yoo merasa tak ada yang aneh saat ia kembali kerumah. Ibu Kang Joon mengumpat pada Chae Yoon yang menganggap seperti rumah Spa yang bisa datang dan masuk kapan saja.
"Kau berpisah, pergi, dan kembali...Kemudian kau pergi lagi...." sindir ibu Kang Joon
"Apa kau tidak tahu khawatirnya mendiang orang tuamu, sebenarnya Apa yang sudah kau pelajari selama ini" ucap ayak Kang Joon .
"Karena dia tidak memiliki orang tua, dia jadi tidak sopan." komentar Jin Young.
"Tidak ada hari yang tenang di rumah ini." ungkap Min Young
"Ini yang terbaik untuk kita semua...jika aku pulang sekarang" ujar Chae Yoon dengan wajah sinisnya.
Ayah Kang Joon melotot menanyakan apa maksud dari ucapannya. Chae Yoon menceritakan Ayah Kang Joon itu punya dua anak menantu, salah satu mati dan satunya bercerai, ia rasa ayah mertuanya itu akan menikahan Kang Joon untuk ketiga kalinya.
"Oh ya ampun. Kau sekarang ada di depan ayah dan ibu mertuamu!" teriak ayah Kang Joon
Ibu Kang Joon tak percaya menantu kesayangan bicara begitu kasar pada mereka. Ia seharusnya mengenal seseorang terlebih dahulu, karena sekarang ia bisa melihat sifat asli Chae Yoon yang sebenarnya. Dia mengingat Geum Ran yang tak pernah membalas ucapan mereka.
"Mungkin karena ulang tahunnya hampir tiba, jadi aku sangat merindukan Geum Ran." ungkap Jin Young
"Jika dia hidup kembali, apa kau mau menjadikannya putri menantumu lagi?" sindir Chae Yoon
Semua kaget mendengar ucapan Chae Yoon yang semakin berani, Ibu Kang Joon mengumpat kalau ucapan Chae Yoon itu sangat jahat dengan caranya berbicara.
"hei...Kau, kemarilah. Mari kita bicara." ajak Ayah Kang Joon yang sudah berdiri dari kursi.
"mungkin Lain waktu saja, Maaf Ayah setelah aku beristirahat aku akan hidup dengan nyaman" ucap Chae Yoon lalu menaiki tangga masuk ke dalam kamarnya.
Dua saudara iparnya tak percaya yang mereka lihat itu Chae Yoon, Ibu Kang Joon merasa anak menantunya itu sudah gila. Ayah Kang Joon langsung mengumpat karena sikap Chae Yoon yang kurang ajar.
Kamar Sa Ra
"Ini bukti Lee Kang Joon memasukkan ibumu ke rumah sakit dan Bukti usahanya menyembunyikan percobaan pembunuhan" jelas Tae Hee menyerahkan sebuah amplop putih pada Sa Ra
Dia yakin kalau mereka melaporkan ini semua maka Kang Joon tidak akan bisa menghindari penangkapan dan mengajak Sa Ra untuk melaporkannya sekarang.
"Lalu...kau bisa menghentikan orang-orang jahat yang akan di promosi dan menyelamatkan nenekmu." ucap Sa Ra
Dia juga akan pergi dengan Tae Hee karena mereka tidak tahu kapan sindrom patah hatinya datang, dengan gaya Judonya ia akan membelanya. Tae Hee melirik Sa Ra yang bergaya didepannya, keduanya saling tersenyum bersama.
Kang Joon akhirnya mendapatkan telp kalau Shin Yeo Ok kabur, ia menyalahkan anak buahnya yang tidak bisa menjalankan rencananya. Ia juga memberitahu tak bisa datang hari ini karena ada pekerjaan penting dan baru bisa pergi besok.
Seorang detektif datang menghampirinya dan memperkenalakan diri kalau ia adalah detektif Oh yang memanggilny waktu itu.
"Kau dikenakan dakwaan dengan pembunuhan Sa Geum Ran....Kau ditangkap." ucap Detektif Oh sambil menunjukan surat penangkapan.
Detektif yang lain langsung memborgol dan menyeret masuk ke dalam mobil. Kang Joon berteriak karena mereka semua tak tahu siapa dirinya. Polisi membawa Kang Joon pergi dari kantor Winner Group. Sa Ra dan Tae Hee melihat polisi yang akhirnya bisa membawa Kang Joon pergi.
Di dalam gedung sudah di persiapkan Rapat Kedua Dewan Direksi, Chae Yoon sebagai moderator di depan melihat bangku Kang Joon yang kosong, ia heran kenapa Kang Joon tak datang dalam rapat direksi.
Kang Joon sudah ada dikantor polisi dan masuk ke dalam sel sementara, ia berteriak minta dilepaskan. tapi tidak ada yang mau mendengarnya, wajahnya jengkel karena harus terkurung di penjara.
Chae Yoon memulai rapat kedua dewan direksi.
"Hari ini kita akan memutuskan CEO untuk mengambil alih Winner Group sampai 100 tahun berikutnya. CEO yang akan dicalonkan hari ini akan mengambil alih sistem ahli waris selama beberapa dekade terakhir untuk mengubah dasar fondasi Winner Group. Dia akan menjadi inspirasi besar di Winner Group."
Wajah Sombong Ji Sook terlihat duduk di meja dewan direksi, terlihat juga papan nama Min Hyuk di paling depan. Min Hyuk sendiri sedang berjalan menaiki eskalator dengan di dampingin petinggi yang lainnya.
Sambil berjalan ia teringat saat, Madam Park melempar uang padanya di usia 15 tahun lalu dengan sengaja neneknya membentangkan spanduk untuk mencari Dong Geul dan yang terakhir ia ditampar oleh neneknya karena mengadakan rapat tanpa memberitahunya.
Senyuman liciknya terlihat, sekarang ia yang akan berkuasa di Winner Grup dan tidak ada yang bisa menghalanginya karena neneknya itu sudah masuk ke penjara.
Tae Hee dan Sa Ra berdiri di depan gedung Winner Grup, nafas Tae Hee terlihat terengah-engah sepertinya ia akan terserang sindrom patah hatinya lagi. Sa Ra langsung memegang tangan Tae Hee dengan penuh keyakinan. Tae Hee sempat kaget karena Sa Ra tiba-tiba memegang tangannya
"Dokter.......Aku akan pergi denganmu" ucap Sa Ra
Di dalam ruangan, Chae Yoon menyembut satu-satunya calon CEO Winner Grup yaitu Direktur Han Min Hyuk lalu pintu di buka dan Min Hyuk masuk lalu duduk di bangku paling depan langsung memberikan sambutannya.
"Aku Han Min Hyuk....Winner Group ada di nomor kedelapan bidang ekonomi di seluruh dunia. Untuk menjadi kelompok atas, bantuan dari para dewan sangat berharga. Mengingat Tuduhan pengelapan dana baru-baru ini di Winner Group, itu adalah sebuah insiden yang buruk"
"Namun kita akan menggunakannya untuk keuntungan kita, agar lebih bersih dan lebih jelas bagi Winner Group yang akan datang.Aku menjanjikan semua itu pada kalian."
Semua orang langsung memberikan tepuk tangan, Min Hyuk melirik ibunya yang duduk didekatnya, Ji Sook tersenyum karena anaknya sekarang bisa jadi CEO dari Winner Grup.
Tae Hee dan Sa Ra berlari bersama lalu berdiri di depan sebuah ruangan. Sa Ra menanyakan apakah di dalam ruanga itu tempat orang-orang jahat berkumpul. Tae Hee mengangguk, wajahnya terlihat semakin gelisah.
"Dokter Kau tak boleh takut....Go!" ucapnya yang terus memegang tangan Tae Hee dengan erat.
Akhirnya Tae Hee memegang pundak Sa Ra dan mengucapkan terimakasih karena sudah membantunya sampai ke tempat itu. Sa Ra mengangguk seperti memberikan kekuatan untuk Tae Hee bisa menghadapi orang-orang jahat yang ada di dalam.
"Dengan persetujuan bulat dari dewan direksi,Direktur Han Min Hyuk ditetapkan sebagai CEO baru." ucap Chae Yoon
Terdengar teriakan Tae Hee masuk ke dalam ruangan, Chae Yoon kaget melihat Tae Hee yang masuk ke dalam ruangan. Semua berbisik menanyakan siapa orang yang berani datang ke ruang rapat. Tae Hee berdiri di depan menyapa semua Dewan Direksi Winner Grup.
"Aku...Dong Geul." ucap Tae Hee. Wajah Ji Sook panik, Min Hyuk sedikit mengeleng kalau itu tak akan mungkin.
Semua dewan saling berbisik dan tak percaya, dengan gaya nyelehnya. Tae Hee tertawa, ia mengakui dirinya itu sangat terkejut, jadi ia tahu dengan perasaan semuanya. Lalu ia menegaskan dirinya adalah Han Dong Eun alias Dong Geul.
Ia mengeluarkan foto keluarganya, Ji Sook dan Chae Yoon kaget karena Tae Hee mengeluarkan foto keluarga. Min Hyuk dan Tae Hee langsung saling melirik tajam.
Sa Ra duduk dengan wajah penuh khawatir, Tae Hee datang dengan wajah bahagia memanggil Ahjumma dengan berlari-lari. Sa Ra menuruni tangga mendatangi Tae Hee.
"Apa sindrom patah hatimu baik-baik saja, Kau tidak pingsan?" tanya Sa Ra penuh khawatir.
Lalu ia menanyakan apakah Tae Hee mengungkapkan kalau ia adalah cucu nenek, Tae Hee mengangguk dengan senyuman sumringah. Sa Ra mengucap syukur dan ikut tersenyum, ia membanggakan dirinya kalau semua rencana ini adalah darinya.
"Aku menggunakan otakku. Jangan bilang padaku untuk menggunakan otakku lagi." perintah Sa Ra
"Ya....Aku tidak akan pernah lagi." janji Tae Hee dengan tersenyum
Keduanya tersenyum, Sa Ra meminta upah karena sudah membantu Tae Hee walaupun sedikit. Tae Hee mengungkapkan kalau Sa Ra tidak sedikit membantunya, lalu ia merasa akan gila dan langsung membalikan badannya, Sa Ra terlihat binggung kenapa sikap Tae Hee terlihat aneh.
"Aku tidak bisa hidup tanpamu sekarang dan Aku membutuhkanmu....Kita..tidak pernah bisa berpisah." ucap Tae Hee penuh keyakinan.
Sa Ra benggong mendengar pengakuan Tae Hee padanya. Lalu Tae He langsung memeluknya yang membuat Sa Ra semakin kaget.
"Ada hal-hal yang tidak bisa orang-orang lakukan sendiri. Melintasi dinding untuk pertama kalinya dalam dua puluh tahun Memiliki kepercayaan diri yang hilang selama bertahun-tahun. Kekuatan untuk melakukan semua itu...adalah cinta." gumam Tae Hee
Tae Hee terus memeluk Sa Ra yang masih terkejut dengan pengakuannya.