10/07/2015

Ashoka Samrat Episode 179


Di Istana Magadha, Cahru datatang ke kamar pibadi Helena dan berbicara.
Helena bertanya kepada Cahru :” Apakah Shusima sudah mengirim Aakaramak untuk membawa ashoka kembali?”
Cahru :” Ya, tapi aku pun tidak mengetahui apa yang akan terjadi, mungkin saja perang bisa terjadi”
Helena :” Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi, bangsa ini sudah terlalu kacau karena ashoka”
Cahru :’ Mereka kadang-kadang akan selalu mengingat Ashoka, tapi kemudian masalah lain akan dating di depan mata mereka, dan mereka akan melupakan ashoka, dan kemudian putra ku shusima akan duduk diatas tahta”
Helena :’Ya, itu pasti”
Siamak datang menemui ibu suri Helena dan bertanya tentang Ashoka
Helena :” Shusima sudah memikirkan tentang hal itu”
Cahru tersenyum dan pergi meninggalkan siamak dan juga Helena
Helena berfikir :” Cahru tidak akan pernah tahu siapa yang akan duduk di atas tahta”
Siamak :” Aku sama sekali tidak mempercayai shusima, itulah mengapa aku ingin membatu ashoka”
Helana :” Ashoka sama sekali tidak bersalah dalam masalah ini, ia anak yang sangat cerdas untuk melindungi dirinya sendiri. Ia sudah mengetahui jika Bindusar adalah ayahnya, tapi ashoka tetap menyembunyikannya”
Siamak :” Ketika itu, Ashoka sedang menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya”
Helena :” Ashoka ingin sekali memenangkan kepercayaa dari semua orang, ia akan mereasa terkenal sebelum mengungkapkan kebenaran dan sekarang aku melihat bahwa seluruh rakyat Magadha menjadi gila di belakangnya, ku rasa dia kan merebut tahta dari semua orang”
Siamak :” Ashoka selalu mengatakan kepada ku bahawa ia akan menjadi raja dan akan menjadi kepala tentara ku”
Helena :” Dia hanya membodohi mu saja, kau masih anak-anak, itulah mengapa kau tidak pernah memahami tentang hal itu”
Di tempat sementara Bindusar, Bindu sedang berlatih pedang, semua prajurit mengelilinginya, gadis misterius Mirkasedang mengawasi dibalik pepohonan. Prajurit dating menghadap yang mulia dan mengatakan “ kita akan tinggal disini untuk sementara waktu, chanakya sedang memeriksa keamanan di Ujjain, 
Mirka (gadis misterius) tersenyum melihat bindu sedang berlatih pedang, seekor kalajengking datang Mirka mengambil kalajengking dan ekor kalajengking mengenai tangan gadis misterius.
Bindu memerintahkan agar gadis misterius Mirka dibawa pergi ke tabib untuk mendapatkan perawatan.
Mirka mengatakan :”Tidak, aku tahu bagaimana mengeluarkan racun ini dari tubuh ku”
Bindu :” Tapi melindungi mu adalah tanggung jawab ku”
Di kamar ahenkara, adik kecilnya sedang sakit dan ia terus menagis, ahenkara mengompres adik kecilnya. Seorang pelayan yang membatunya untuk pergi dari istana datang dengan ketakutan menemui ahenkara, ahenkara mengingat tentang pelayan itu, ahenkara syok dan terkejut.
Shusima datang kekamar ahenkara bersama dengan prajurit dan membawakan bara api panas ke kamar ahenkara, shusima menaruh kalung ditempat tidur ahenkara dan kemudian memasukkannya kedalam bara api
Pelayan ketakutan dan ia meminta maaf atas kesalahan yang sudah dilakukannya
Shusim :” Kau pergi untuk melawan ku, dan sekarang aku akan membawakan hadiah untuk mu”
Shusima mengambil bekas kalung yang habis terbakar dan membakar wajah pelayan, pelayan menjerit dan kemudian ia pingsan di depan ahenkara. Ahenkara terkejut melihat semua itu.
Shusima menyuruh agar prajurit membawa pergi pelayan, kemudian shusima mendkati ahenkara dan memelintir tangan ahenkara dan menagtakan :” Kau mencoba untuk menipu ku, kau mau lari dari ku?”. Aku menghukum pelayan dan tidak akan menghukum mu, maka apa nanti kata semua orang, mereka akan berfikir bahwa aku tidak pantas untuk menjadi raja, kau ingin semua orang mengatakan hal itu bukankah aku akan menjadi suami mu?”
Shusima ingin membakar wajah Ahenkara, tapi ia menghentikannya
Shusima mengatakan pada ahenkara :”Wajah mu sangat cantik, tapi selalu menunjukkan kesedihan, air mata dan dengan mudah menunjukkan ketidakbedayaan, jika aku membakarnya bagaimana aku akan mendapatkan kebahagiaan?”
Shsuima datang menghampiri adik kecil ahenkara yang sedang sakit, ia mengeluarkan belatinya dan ingi membunuhnya
Ahenkara menangis :”Jangan, aku tang sudah melakukan keslahan hukumlah aku”
Shusima meninggalkan ahenkara :”Aku hari ini hanya akan bersenang-senang”
Gadis misterius Mirka sedang berada di dalam ruang perawatan, seorang tabib datang dan meminta agar ia menunjukan tangan untuk mengetahui bekas gigitan kalajengking.
Gadis misterius (Mirka) :”Aku tidaj membutuhkan pengobatab apapun, aku merasa baik-baik saja”
Tabib :” Biarkan aku memeriksanya”
Tabib memeriksa tangan gadis misterius Mirka dan mengatakan :” Kalajengking beracun sudah mengigit mu, tapi kau merasa baik-baik saja?”
Mirka menusuk tabib dengan kukunya, tabib terkapar dan pingsan.
Mirka mengatakan :” Aku wanita beracun, aku diberi tugas untuk membunuh Bindu ia harus mati ditangan ku”
Dikamar ahenkara, prajurit datang membawa papan berisi semua benda-benda berkarat, shusima masih ingin menusuk adik kecil ahenkara tapi ahenkara menghentikannya
Shusim meminta agar ahenkara menari diatas papan, ahenkara melakukannya, ahenkara menangis dan terus menjerit dan terus mencoba untk menari. Shusima mendekati ahenkara dan mengatakan :” Mengapa kau tidak pernah memahami bahwa kau begitu penting untuk ku, prajurit ku akan terus mengawasi mu jika kau mencoba untuk melarikan diri lagi, maka adik kecil mu akan ku bunuh, ini peringatan terakhir ku untuk mu”
Shusima pergi dari kamar ahenkara, dan ashenkara menenangkan adik kecilnya yang terus menangis :”Tenanglah, semuanya akan baik-baik saja”
Di tempat teman ashoka (Shatujeet) ashoka masih menjadi tawanan, ,mata ashoka masih ditutup dan tangannya masih di ikat.
Ashok :” Bindu tidak terlibat semua ini, aku akan mencoba untuk berbicara pada yang mulia ketika ia kembali”
Shatrujeet :” Kami sedang sekarat dan jika kami harus mati, setelah kami membunuh dan menciptakan kekacauan, kami akan memaksa orang kerajaan untuk meninggalkan rumah mereka”
Ashok :” Kita harus menemukan cara lain”
Shatrujeet kembali menampar ashoka dan meminta agar orang-orang desa vann melakukan pemberontakan di pataluputra jika mereka menerima atau pun tidak menerima semua tuntutan mereka
Aakaramak dan prajuritnya sampai dimarkas Shatujeet dan melemparkan panah berapi dan menyerang semua orang panic dan lari tunggang langgang mendapatkan serangan, Shatrujeet ingin pergi kemudian ia kembali dan membawa ashoka pergi bersamanya, ashoka meminta agar Shatrujeet melepaskan penutup matanya, ia melakukannya ashoka pun meminta agar Shatrujeet melepaskan ikatan tali di tangannya.
Aakaram menyebar seluruh prajuritnya, utusan Kaalatak datang untuk membuat kekacauan 
Ashok : Aku harus menghentikan serangan ini, dengan hal ini tidak akan ada yang akan hidup dan kebenaran tidak akan keluar, percayalah kepada ku untuk terakhir kalinya sebagai seorang teman”
Prajurit datang untuk menyerang Shatrujeet, ashoka mendorong temannya dan prajurit pun terjatuh, Shatrujeet ingin membunuh prajurit dengan pedangnya tapi ashoka menghentikannya
Ashok : “Tujuan kami untuk mendapatkan keadilan bukan untuk membunuh siapapun”
Shatrujeet tersenyum dan melepaskan tali di tangan ashoka, ia memberikan pedangnya untuk ashoka dan ashok menangkapnya, Shatrujeet mengambil pedangnya lainnya
Ashok : ”Kita harus pergi dari sini”
Shatrujeet :’ Ada tau jalan rahasia untuk pergi dari sini, tapi biarkan aku memeriksa apakah ada bahaya disana”
Shatrujeet pergi dan tidak kembali, ia tertangkap oleh utusan Kaalatak dan menebaskan pedangnya dileher Shatrujeet, ashoka marah dan berusaha untuk menyerang utusan kaalatak, namun utusan kaalatak mendorong ashoka. Ashoka terjatuh
Utusan kaalatak membawa pedang dan akan membunuh ashoka
Utusan kaalatak :” Mereka mengirim ku untuk membunuh mu”
Ashoka melemparkan pasir ke mata utusan kaalatak dan melemparkan batu, utusan Kaalatak pingsan 
Ashok datang menemu Shatrujeet yang sudah sekarat, ia meminta agar temannya membuka matanya
Ashok :” Aku ingin kau percaya kepada ku, aku akan menceritakan kekejaman ini pada ayah ku”
Shatrujeet sadar 
Ashok :” aku berjanji akan membawa bantuan”
Utusan kaalatak tersadar dan mengentikan ashoka, ia mendorong ashoka di tepi jurang dan menendang ashoka, ashoka terjatuh dari tebing, Ashok berteriak :” Ibuuuuuuuu”
Aakramak melihat ashoka terjatuh.
Utusan kaalatak tertawa puas
Perecap :Suara nataror mengatakan Magadha menjadi kacau atas kebencian shusima dan ketidak berdayaan ashoka, penyelamat Magadha (Ashoka ) datang untuk menyelamatkan…