10/08/2015

Ashoka Samrat Episode 180


Di kuil dewa Siwa (Mandir), Dharma sedang melakukan doa, shusima datang kesana besama dengan Aakramak, Shusima mengambil kendi dikuil dan menuangkan air ke dalam api pemujaan permausuri Dharma. 
Shusim :” Kau tidak perlu melakukannya, kami tidak dapat menyelamatkan Ashoka”
Dharma hanya tertengun melihat api pemujaannya padam
Dharma :” Apa maksud dari semua ini?”
Aakramak berusaha menjelaskan apa yang sudah dilihatnya :” Aku melihat Ashoka jatuh dari tebing, ia terjatuh dari ketinggian, jadi tidak mungkin hidupnya akan selamat”
Dharma :” Tidak, itu tidak mungkin terjadi”
Shusim :” Semua sudah terjadi”
Dharma :” Ini semua dusta”
Aakaramak hanya terdiam, Shusima memerintahkan Aakramak untuk mempersiapkan upacara terakhir kali untuk ashoka. 
Shusima tertawa senang, cahru dan Helena datang mereka pun tersenyum licik
Ahenkara menangis, ia datang di teras dan menemui Dharma.
Di luar kaalatak dan shusima sedang mempersiapkan kayu untuk upacara terakhir kematian ashoka
Shusim mengatakan pada Kaalatak :” Kau tahu, akhirnya aku akan melihat ritwal kematian ashoka”
Dharma meyakinkan ahenkara :” Kau tahu, Ashoka pasti akan kembali pada ku, jadi jangan menangis”
Shusim mempersiapkan beberapa kayu dan ia sangat senang :” Aku sudah tidak sabar untuk membakar seluruh tubuhnya, aku selalu merasa tidak aman dihadapan Ashoka, orang yang seharusnya menjadi raja sekarang akhirnya ia sudah mati”
Kaalatak hanya mendengarkan shusima berbicara, Shusima menyulutkan api pada kayu, kemudian ashoka datang dihadapan shusima dan kaalatak, Ashoka berjalan tegap, shusima dan Kaalatak terkejut melihat kedatangan ashoka yang sangat tidak terduga.
Ashok datang kepengadilan untuk berbicara dengan shusima, permaisuri Dharma dan Radhagupta datang menemui ashoka. Permaisuri Dharma sangat senang putranya Ashoka sudah kembali dengan selamat :”Kau baik-baik saja putraku, aku mencemaskan keadaan mu”
Ashok tersenyum pada ibunya :”Aku tidak apa-apa ibu”
Ashoka mengatakan pada shusima :” Prajurit membunuh semua orang hanya untuk merebut tanah mereka”
Shusima mengatakan kepada Kaalatak :” Tangani Ashoka, yakinkan dia bahwa aku sama sekali tidak terlibat dalam semua ini”
Kaalatak mengatakan pada Ashoka :” Kejadian seperti itu bisa saja terjadi di setiap kota, ku rasa kau hanya membuat cerita palsu ( karangan ashoka saja), bukankah kita tidak memiliki bukti apapun?”
Shusim mengatakan dengan sangat jelas di hadapan ashoka :” Sekarang apa yang ingin kau katakana pada ku?”
Kaalatak mengatakan pada shusima :” Aku mereasa, ashoka sudah merencanakan penculikan ini, mungkin saja dia menginginkan uang, tapi mengapa ia membuat rencana dengan teman-temannya dengan sandiwara penculikan?”
Ashok :” Bahkan jika aku menginginkan uang, aku tidak akan menghentikan mereka dan merendahkan diri ku seperti itu”
Shusim :” Aku bisa saja mempercayai mu, tapi mengapa kau mau melakukannya? Atau kau memang Ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa aku ini bukanlah seorang raja yang baik, aku selalu mencoba untuk menerima kau sebagai saudaraku”. Shusima mengatakan pada Ibu Dharma :” Aku sama sekali tidak pernah membedakan antara Ashoka dengan sudara-saudara ku yang lainnya, aku selalu berfikir bahwa Ashoka memiliki darah yang sama dengan ku, tapi Ashoka selalu saja membuktikan bahwa dirinya dari dunia yang lain, ia sudah meragukan ku, bukankah kaalatak sudah ditunjuk oleh ayah yang mulai Bindusara, karena ia memiliki kompetensi ?”
Ashok :”Jika kau memang tidak percaya pada ku, datanglah dengan ku ke desa Vann”
Shusim :”Pedana menteri sudah memeriksa tentang semua hal itu, tapi kau tidak membiarkan aku untuk mempercayainya. Kaalatak, ia sudah melayani yang mulia Bindu selama bertahun-tahun, aku pun tidak meragukan dirinya”
Ashok :” Baik, aku akan membawa bukti atas ketidakadilan ini, jika aku menemukannya maka kita semua harus bicara”
Ashoka pergi, begitu juga dengan permasuri Dharma dan Radhagupta
Shusima berbicara pada Kaalatak :” Mahamadya, aka tidak ingin tahu, kita harus segera mengentikan Ashoka apapun yang akan terjadi”
Kaalatak meyakinkan Shsuima :” Kita harus menghentikan ashoka, karena kita berdua tahu pada pemerintahan siapa ini semua dapat terjadi”
Ashoka terus melangkah ia ingin pergi, di kooridor istana Dharama bertanya kepada Ashoka :” Kau mau pergi kemana putra ku?”
Ashok :” Bu, aku akan membatu orang miskin, dan memperjuangkan hak-hak mereka”
Dharma :” Masalah ini sangatlah serius, ku pikir kau harus menunggu hingga ayah mu datang kembali, sehingga kau dapat menceritakan semua masalah ini ke padanya”
Ashoka mengingat bagaimana ketika ia menjadi tawanan temannya di desa Vann, seorang anak datang menemuinya dan meminta makanan padanya karena ia kelaparan, ia juga melihat bagaimana nasib semua pengungsi meninggal akibat kelaparan”. 
Ashoka mengatakan pada ibunya :’ Semua perlakuan yang sudah ku lihat di sana, keadilan…., kekejaman yang kudapatkan disana, aku memang tidak dapat sabar dengan kedua hal itu tapi setelah aku melihat semua itu, aku akan membantu mereka”.
Radhagupta berkata kepada Ashoka :” Aku bisa membantu mu, ashoka bertanya pada Radhagupta :” Bukankah jika seseorang diminta untuk memberikan tahta pemerintahannya, mungkinkah ia akan meminta uang sebagai imbalan, lalu mereka pun akan di minta untuk memberikan sidik jari untuk membuktikan bahwa mereka sudah memberikan tanah?”
Radhagupta :”Ya”
Ashoka dan Radhagupta pergi ke tempat pencatatan, disana ia meminta pada orang yang sedang bekerja disana “Aku ingin melihat catatan orang-orang yang sudah memberikan tanah mereka”
Tidak ada seorang pun yang mau mendengarkan ucapan Ashoka, kemudian ashoka marah dan menendang meja ia berteriak sehingga membuat semua orang tersentak kaget dan memperhatikannya :”Baiklah, aku pangeran Magadha, putra dari yang mulia Bindusara ingin melihat catatan orang yang sudah memberikan tanah kepada pemerintah, aku ingin melihat tanda bukti dari Shtrujeet”. Semua orang meminta maaf. Pejabat datang dan mengatakan “Maaf, tatapi harus kau ketahui hanya pengauasa Magadha yang memiliki hak untuk melihatnya, bukan orang yang mencuci kaki penguasa, kau itu hanya pangaran baru, sehingga wajar bagimu jika kau tidak tahu bahwa hal itu tidaklah mungkin”
Shusima datang dan menampar pejabat :” Apa kau tidak mengerti bagaimana berbicara kepada pangaran?. Ashoka mempunyai hak untuk mengetahui segalanya”
Pejabat mengatakan pada shusima :”Untuk memberikan semua catatan?”
Shusima mengatakan pada ashoka :”Jangan khawatir, mereka akan menemukannya, ketika kau meninggalkan pengadilan, aku berfikir kau jika mengatakan kebenarannya, maka kita harus melihat hal ini sebagai hal yang sangat serius, dan kita tidak bisa menunggu sampai Bindu kembali"
Semua pekerja sibuk memeriksa catatan dan mengatakan “Kami belum menemukan catatan Shatrujeet”
Ashok :”Aku tahu teman ku tidak berbohong”
Pejabat datang untuk membawakan sidik jari Shatrujeet seperti yang diminta oleh ashoka :” Kami sudah mendapatkannya”. Ia menunjukkan sidik jari itu pada ashoka, pejabat dan Shsuima sudah merencanakan sesuatu mereka saling memberikan kode. Shusima tersenyum licik dengan pejabat
Ashok menerima sidik jari itu dan membandingkan bekas sidik jari Shatrujeet pada kainnya, ia mengingat ketika ia menjadi tawanan di desa Vann, ia membandingkan sidik jari itu dengan bekas sidik jari di sabuknya, Ashok : “ Ini sidik jarinya?”
Shusima mengatakan kepada Ashoka :” Aku selalu mengkhawatirkan bangsa ku, tapi kau tidak pernah mau peduli dengan ayah mu, kau sama sekali tidak pernah berfikir orang akan menyalahkan ayah mu dan juga saudara mu, bahkan kau tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan mereka. “Aku sekarang memiliki keraguan pada mu, dan aku menerima untuk pebaikan Magadha”.
Di depan semua orang yang bekerja di tempat pencatatan dan pejabat shusima mengatakan : “Aku umumkan bahawa ashoak adalah Rajvashi pembohong, dan dia akan selalu terus berbohong, ia sudah memalsukan penculikan dan mencoba untuk memprovokasi Negara, dia ingin aku membungkuk pada semua orang agar semua orang benci kepada ku, aku sama sekali tidak tahu kau sengaja untuk melakukan semua ini, karena kau menginginkan menjadi raja sementara, sekarang ashoka sedang mencoba membuktikan bahwa aku sudah melakukan bebrapa kesalahan dan dengan demikian ia akan merebut tahta dari ku, ia pun sama sekali tidak pernah memahami bahwa apa yang dia lakukannya akan banyak menyakiti hati banyak orang dan akan menghancurkan pemerintahan untuk ke pentingannya. “Aku shusima raja sementara, mengumumkan untuk merebut haknya sebagai pangeran dari Ashoka, sampai aku masih menjadi seorang raja, Ashoka tidak akan pernah diijinkan untuk terlibat dalam setiap masalah pemerintahan, ia tidak akan pernah dapat memeriksa catatan apapun dan aku meragukan niatnya itu”
Penulis mencatat semua ucapan shusima
Shusima mengatakan :” Ketika Bindu kembali, aku akan menujukan kepada ayah ku dan menceritakan semuanya perlakuan putra barunya di belakangnya”
Ashoka pergi darisana, ia sangat terluka dan kecewa karena melihat sidik jari Shatrujeet berada disana.
Perecap :Suara nataror mengatakan Magadha menjadi kacau atas kebencian shusima dan ketidak berdayaan ashoka, penyelamat Magadha (Ashoka ) datang untuk menyelamatkan…
‪#‎Made‬, 8 Okrober 2015