Di ruang sidang kerajaan Magadha, Bindusara tidak percaya dengan apa yang di lakukan oleh Agraduta “Agraduta itu menyelamatkan orang orang yang tidak bersalah dari hukuman mati, bahkan dia melibatkan dirinya dalam bahaya, aku tidak percaya kalau dia mencoba untuk membunuh para prajurit tersebut, kennapa kalian melakukan ini ?” ujar Bindusara lantang “Aku sebenarnya sudah mencoba untuk mengatakan padamu tentang perilaku Agraduta, Samrat ,,, dia memang mencoba untuk menolong orang lain tapi warga penduduk yang telah berbuat kesalahan, dia juga mencoba untuk menyerang pangeran Sushima dan pangeran Ashoka dan hari ini dia telah membunuh para prajurit yang tidak bersalah ini” Khalatak mencoba mengalihkan pemikiran Bindusara “Tapi mengapa dia melakukan hal itu ? Dia itu selalu bertarung demi orang lain, dia membagikan kekayaan itu untuk warga penduduk juga kemarin” sela Radhagupta “Ketika seseorang mulai memikirkan kalau dia telah mendukung bangsanya maka dia juga mulai berfikir untuk kepentingan dirinya sendiri dan dia pasti menjadi rakus akan kekayaan” timpal Sushima, Ashoka yang sedari tadi diam saja, mulai angkat bicara “Agraduta telah membagikan kekayaan itu pada semua orang, jika dia serakah maka dia akan melarikan diri dengan semua yang diperolehnya tapi dia tidak melakukannya, jika dia memang serakah maka dia tidak akan menyembunyikan siapa dirinya yang sebenarnya” Sushima tersenyum sinis mendengar penuturan Ashoka
“Aku tahu kalau kamu itu baik dan memikirkan semua orang tapi kita tidak bisa mendukung hanya pada satu orang saja yang telah melukai para prajurit kita, yang telah berkhianat pada keluarga kerajaan” Ashoka tetap pada pendiriannya “Aku percaya padanya” Bindusara memperhatikan pembicaraan kedua anaknya ini “Apakah kamu punya bukti untuk ini ?”, “Aku memang tidak mempunyai bukti apapun tapi aku yakin kalau Agraduta tidak mempunyai niat jahat, jika dia memilikinya maka dia pasti sudah membunuhku, kak Sushima atau guru Aakramak tapi dia tidak melakukannya” bela Ashoka “Pangeran Ashoka benar, dia bisa saja membunuh aku waktu itu ketika aku bertemu dengannya tapi dia tidak melakukan itu” sela Aakramak “Aku yakin Agraduta tidak bisa membunuh siapapun, dia tidak percaya dengan kekerasan” timpal Ashoka, Sushima hanya tersenyum sinis “Kenapa kamu sangat mempercayainya sekali ? Kita tidak mengenalinya secara pribadi tapi dari caramu bicara kamu seperti berada di posisinya, ini seperti kalau kamu sangat mengenalnya secara pribadi atau kamu yakin sekali padanya, orang yang sangat yakin biasanya hanya untuk dirinya sendiri saja” sesaat Ashoka tertegun “Aku tahu siapa itu Agraduta tapi tidak ada seorangpun yang menggunakan nama Agraduta dan melakukan kejahatan seperti ini” bela Ashoka
Sementara itu di kamar Subhrasi, saat itu Drupata sedang bermain bersama ibunya dan Ahenkara, Drupata mengenakan baju yang sama seperti Agraduta sambil berkata “Aku adalah Agraduta dan aku pelindung rakyat !” Subhrasi dan Ahenkara tertawa tawa ketika melihat tingkah Drupata sambil mengayun ayunkan pedangnya “Bagaimana kamu bisa tahu tentang Agraduta ?”, “Aku mengetahuinya dari salah seorang temanku kalau Agraduta itu pelindung siapa saja dan dia selalu menyelesaikan setiap permasalahan pada setiap orang, jika ibu mencoba untuk menegurku maka aku akan mengibarkan bendera berwarna merah dan aku akan memanggil Agraduta untuk menyelamatkan aku” Ahenkara dan Subhrasi kembali tertawa mendengar ucapan Drupata “Kalau begitu aku bisa mengibarkan benwarna merah jika aku sedang dalam bahaya” bathin Ahenkara dalam hati
Kembali ke ruang sidang Magadha, Bindusara bertanya pada Ashoka “Ashoka, apakah kamu benar benar kenal dengan Agraduta ?” Ashoka bingung memberikan alasan apa pada ayahnya “Aku tidak bisa menceritakan yang sebenarnya tentang Agraduta sampai aku menemukan seseorang yang berusaha menjebaknya “Aku memang kenal dengan Agraduta, ayah ,,, pada waktu itu dia telah menyelamatkan teman temanku, aku tahu tentang dia lebih banyak daripada semua yang hadir disini” ujar Ashoka “Samrat, di hari dimana para prajurit ini diserang, semua prajurit meninggal, namun hanya ada satu prajurit yang bisa menceritakannya padaku, dia bilang kalau Agraduta yang menyerang mereka kemudian dia tewas” timpal Khalatak “Mungkin prajurit itu ingin mengutarakan sesuatu yang lain dan yang kamu mengerti hanya nama Agraduta saja, perdana menteri Khalatak “Jadi maksudmu, kamu ingin mengatakan kalau perdana menteri Khalatak ini berbohong ?” sela Sushima kesal “Kita ini hanya manusia biasa dan kita juga bisa saja melakukan kesalahan dalam hal pendengaran” bela Ashoka “Prajurit itu dalam keadaan sekarat dan orang yang sedang sekarat tidak akan berbohong jadi kita harus menghormati ucapannya, jika Agraduta yang melakukan kejahatan ini dan jika dia berusaha untuk membunuh dan mencuri harta benda kerajaan maka dia seharusnya di beri hukuman !” timpal Radhagupta,
Ashoka sangat tertegun mendengar hal ini “Kita seharusnya tidak mendukung dia”, “Agraduta hanya berupaya untuk melayani rakyat dan itu mungkin ada seseorang yang mencoba memfitnah namanya” ujar Ashoka geram “Jadi kamu ingin mencoba mengatakan kalau prajurit yang sekarat itu berbohong, dia telah melayani tanah air kita selama beberapa tahun tapi itu tidak menjadi masalah” ujar Sushima, Khalatak dan Radhagupta juga satu suara untuk tidak mempercayai Radhagupta”Tapi itu tidak menjadi masalah, kamu sangat mendukungnya seperti kamu mengetahuinya secara pribadi, kenapa aku merasa kalau kamu sedang menyembunyikan sesuatu tentang Agraduta” timpal Khalatak “Siapapun yang mencoba mencuri harta benda kerajaan dan mencoba membunuh prajurit adalah seorang pengkhianat bangsa meskipun dia itu adalah Agraduta, sesuai dengan peraturan Magadha, dia harus di hukum tapi aku melihat dukungan untuk Agraduta dari rakyat ini menunjukkan kalau rakyat tidak bahagia dengan pemerintahan mereka karena mereka mencari pertolongan dari Agraduta jadi tidaklah baik untuk mengambil keputusan tentang Agraduta, aku ingin bertemu dengan Agraduta dan aku ingin mendengar cerita dari pihaknya” kemudian Bindsara menyuruh Khalatak agar mengumumkan pada setiap sudut kota kalau Bindusara ingin bertemu dengan Agraduta, jika dia tidak datang kesini maka itu artinya kalau dia telah bersalah, kemudian Bindusara juga meminta para prajurit yang lain untuk mengurus keluarga prajurit yang telah meninggal, setelah itu Bindusara pergi meninggalkan ruang sidang, Sushima tersenyum sinis sambil melihat kearah Ashoka yang sedikit tegang
Di kamar Helena, saat itu Helena sedang memandangi lukisan Justin sambil berkata “Aku pikir Sushima dan Ashoka akan bertarung untuk tahta kerajaan sementara aku akan membantu Noor dan membuat anakmu Siamak menjadi Samrat yang baru tapi sekarang aku merasa sepertinya aku tidak mampu memenuhi janji yang aku berikan padamu” tepat pada saat itu Siamak menghampiri Helena dengan perasaan kesal “Rajmata Helena, kamu bohong padaku, kamu bilang kalau ibuku akan kembali segera, sedangkan kamu hanya duduk disini dengan nyaman, kamu tidak tahu betapa khawatirnya aku pada ibuku, kamu memang tidak peduli padanya” ujar Siamak sedih kemudian pergi meninggalkan Helena, Helena hanya bisa terdiam dan tertegun sambil memikirkan dimana Noor saat ini ?
Di tempat Dastan, saat itu Noor menghampiri Dastan yang sedang mengasah belatinya “Sebuah pertanda baik begitu melihat kamu mulai menyiapkan untuk membunuh Bindusara” Dastan langsung mendorong Noor lebih dekat ke tubuhnya, mereka berdua saling memandang satu sama lain, Dastan memuji Noor namun kemudian menghempaskan Noor begitu saja ke tanah dan berkata “Kamu tidak bisa memanfaatkan aku seperti dulu, Noor !”, “Tapi kamu berjanji padaku kalau kamu akan menikahi aku, bukankah kamu mencintai aku ?” Dastan tersenyum sinis “Untuk cintamu itu berarti menguasai seseorang”, “Aku hanya ingin menghabiskan sisa hidupku dengan kamu tapi sampai sekarang Bindusara masih hidup” Dastan tidak menggubris ucapan Noor, Dastan segera meninggalkan Noor begitu saja, Noor sangat kesal dengan perlakuan Dastan “Rasanya sangat sulit untuk membujuknya tapi aku harus melakukan semua ini hanya untuk Siamak, dia memang benar cinta berarti menguasai seseorang dan aku tahu bagaimana caranya menguasai seseorang” ujar Noor
Di kerajaan Magadha, Bindusara sedang berjalan jalan di sepanjang koridor sambil berkata pada dirinya sendiri “Aku tidak tahu mengapa begitu banyak kejadian yang terjadi pada waktu yang singkat, ada banyak huru hara dimana mana, aku harus berbicara dengan Dharma” Bindusara segera menuju ke kamar Dharma, Bindusara melihat Dharma sedang berjalan menuju ke kamarnya sendiri, Bindusara mengikutinya dibelakang, tiba tiba Dharma menegur salah satu pelayan karena tidak menaruh kelopak bunga di sepanjang jalan dimana dia berjalan, pelayan itu segera mengambil bunga tersebut dan menaburi jalanan yang akan dilalui oleh Dharma, Bindusara memasuki kamarnya dan meminta semua pelayan Dharma untuk pergi tapi Dharma malah menolaknya “Samrat, mereka ini adalah pelayanku dan mereka akan pergi kalau aku yang menyuruh mereka pergi” ujar Dharma ketus “Apa yang terjadi padamu, Dharma ? Kamu biasanya lebih suka hidup sederhana, aku benar benar bingung melihat kamu seperti ini”, “Saat ini aku sedang sibuk, Samrat” Bindusara benar benar kecewa dengan Dharma dan meninggalkan Dharma dengan perasaan kesal dan marah, tepat pada saat itu Charumitra sedang melakukan ilmu hitamnya dan berkata “Dharma saat ini benar benar dalam kendaliku sepenuhnya, sekarang giliran Ashoka, aku akan mengatasinya juga, maka setelah itu impianku akan terpenuhi dengan menjadikan Sushima sebagai seorang Samrat yang baru !”