Di kerajaan Magadha, Ahenkara sedang ngobrol dengan Ashoka, tak lama kemudian Ahenkara memasuki kamarnya dan dilihatnya ada Sushima di dalam kamarnya, Ahenkara terkejut “Aku sudah bilang ke kamu kan ! Jangan keluar kamar sampai aku mengijinkan kamu tapi kamu tidak mendengarkan aku ! Jadi aku akan memberikan hukuman padamu sekarang !” ujar Sushima kesal, Suhima hendak menyakiti Ahenkara dengan belatinya, Ahenkara teringat ketika Ashoka berkata padanya untuk mulai bisa menghadapi ketakutan, jika dirinya terus menerus melarikan diri dari rasa takut itu, dengan begitu hal itu akan membuatnya lebih takut, Ahenkara langsung mengambil belati yang lebih besar “Kamu tidak akan bisa membunuh aku dengan belatimu itu, karena aku akan bunuh diri dengan belati ini !” ujar Ahenkara sambil mengarahkan belati itu di lehernya “Kamu benar, belatiku memang lebih kecil untuk kamu jadi aku seharusnya menggunakannya pada seseorang dimana ukurannya sangat pas” ujar Sushima sambil mengambil adik Ahenkara yang masih bayi dari dalam ayunan, Sushima memainkan belati itu di tubuh adik Ahenkara, Ahenkara panik “Jangan ! Jangan ! Aku mohon jangan bunuh adikku” pinta Ahenkara mengiba “Dia ini anak seorang pengkhianat, dia itu berani seperti kamu, dia mencoba menghina calon Samrat masa depan jadi dia akan di hukum” Ahenkara semakin panik ketika melihat Sushima menggendong adiknya “Sushima, kamu bisa melukai aku sebanyak yang kamu inginkan tapi aku mohon jangan sakiti dia” Sushima tersenyum sinis “Kamu terlalu mencintainya, Ahenkara ,,, baiklah aku tidak akan melukai dia tapi aku akan menjauhkannya darimu, kamu tidak akan bisa melihatnya lagi” Ahenkara tertegun, apalagi ketika salah seorang prajurit Sushima masuk ke dalam kamar Ahenkara dan Sushima memberikan adik Ahenkara pada prajurit itu, kemudian si prajurit segera beralu dari sana bersama adik Ahenkara, Ahenkara benar benar kaget dan segera bersimpuh di kaki Sushima “Jangan lakukan ini, pangeran Sushima ,,, aku mohon, dia membutuhkan aku” Ahenkara menangis, Sushima langsung menendang tubuh Ahenkara hingga Ahenkara jatuh terpental, Sushima segera meninggalkannya dengan perasaan kesal, Ahenkara menangisi nasib adiknya
Ketika Sushima keluar dari kamar Ahenkara, Sushima bertemu dengan Ashoka di koridor, Sushima teringat bagaimana dirinya melihat wajahnya sebagai Agraduta di kamar Ashoka “Kenapa kamu sangat tegang, Ashoka ?”, “Begitu banyak masalah yang terjadi disini jadi aku harus waspada” Sushima tersenyum sinis “Biasanya kamu selalu bisa menyelesaikan masalah yang ada dan kamu biasanya selalu berfikiran positif tapi sekarang kamu kelihatannya malah duduk santai saja” Ashoka tersenyum “Aku memang harus seperti duduk bersantai tapi aku melakukan semuanya dalam kapasitasku”, “Kamu melakukan hal ini bukan untuk anggota keluarga kerajaan kan ?” sesaat Ashoka tertegun “Maksud kamu ?” Sushima tersenyum sinis “Tidak, tidak apa apa”, “Sekarang kamu bukan Samrat lagi karena kamu hanya Samrat sementara saja, kamu tidak mempunyai kekuasaan sekarang” ejek Ashoka kemudian berlalu meninggalkannya, sepeninggal Ashoka, Sushima tersenyum sinis seraya berkata “Kamu akan memohon di hari ketika kamu menjadi Agraduta, Ashoka !” bathin Sushima
Di kamar Dharma, Dharma sedang tertidur, Bindusara ada disana sedang berbicara dengan tabib “Perilakunya jadi berubah, tabib ,,, kadang kadang dia bertingkah sangat aneh” ujar Bindusara cemas “Kondisi Rani Dharma memang sedang kurang baik, Samrat ,,, dia membutuhkan cinta dan perhatian, ketika kamu sakit maka kamu mencari perhatian seseorang, dia memang harus diatasi dengan penuh kelembutan dan kepedulian” Bindusara mendengarkan ucapan tabib dengan seksama “Kamu benar, tabib ,,, dia membutuhkan perhatianku” ujar Bindusara sambil melirik ke arah Dharma yang masih tertidur lelap “Dharma, aku mohon maaf, karena aku tidak bisa mengurus kamu lebih dulu tapi kali ini aku akan bersamamu sekarang” dari kejauhan di depan pintu, Charumitra melihat semua ini dan berkata dalam hati dengan perasaan bencinya “Mereka masih tetap bersama sama meskipun aku telah melakukan banyak hal, dalam hal ini, aku harus melakukan sesuatu sekarang !”
Di kamar Ashoka, Ashoka sedang memegang pakaian Agradutanya yang berwarna hitam, Ashoka teringat ketika Khalatak menuduh Agraduta kalau dirinya yang telah membunuh para prajurit dan juga mencoba mencuri harta kekayaan pemerintah “Ayah telah memanggil Agraduta karena dia ingin bertemu dengannya, siapapun orangnya yang telah mencoba membunuh para prajurit yang tidak bersalah itu mencoba menjebak Agraduta, aku tidak akan membiarkan orang ini, aku harus mencari orang ini yang telah melakukan semua ini dengan menjebak Agraduta, jika dia melakukan hal ini sekali maka dia bisa melakukannya lagi lalu rakyat akan mulai mencoba membenci Agraduta, aku harus menghentikannya dan untuk itu aku harus mengatakan yang sebenarnya pada ayah kalau aku ini adalah Agraduta dan menolong orang orang” ujar Ashoka pada dirinya sendiri “Seseorang yang membunuh prajurit itu adalah orang yang menyamar sebagai Agraduta”
Pada saat yang bersamaan Sushima bertemu dengan penyamar Agraduta “Aku senang melihat penampilanmu, kamu menjadi Agraduta, membunuh prajurit dan mencuri harta kekayaan maka semua orang akan mengira kalau Agraduta yang telah melakukannya” ujar Sushima sambil memberikan uang koin emas dengan menjatuhkan uang itu ke lantai sebagai imbalan untuk penyamar Agraduta tersebut “Jika kamu tetap tutup mulut maka aku akan membuat kamu kaya, kerjakan saja apa yang aku katakan, aku tidak akan membiarkan kesempatan apapun untuk ayahku, untuk mengumumkan kalau Agraduta adalah seorang pengkhianat tanah air” ujar Sushima sinis
Kembali di kamar Ashoka, Ashoka masih berbicara dengan dirinya sendiri “Ketika aku menceritakan semuanya pada ayah maka dia akan menangkap penyamar itu dan akan menghukumnya” tiba tiba Ashoka melihat ada bendera merah berkibar “Rupanya ada seseorang dalam bahaya, aku harus menolongnya, setelah itu baru aku akan bicara dengan ayah” ujar Ashoka, sementara di tempat Sushima “Ayah pasti akan menghukum Agraduta, rakyat akan mulai membenci Agraduta, hal ini dimulai dari Agraduta dan berakhir pada Ashoka !” tak lama kemudian penyamar Agraduta mendatangi sebuah desa dan mulai membunuh warga penduduk yang tidak bersalah, mereka semuanya bingung “Bagaimana bisa pelindung kami sekarang menjadi musuh kami ?”, “Kamu bisa saja mengibarkan banyak bendera merah tapi tidak akan ada lagi Agraduta yang akan datang untuk menyelamatkan kamu !” ujar penyamar Agraduta
Ahenkara berada di luar istana dengan mengenakan pakaian pelayan, Ahenkara teringat ketika dirinya menyerang pelayannya dan mengambil bajunya kemudian menindurkan pelayan itu di ranjangnya, sementara dirinya keluar dengan pakaian dan keluar dari istana, di suatu tempat Ahenkara menunggu kedatangan Agraduta dengan mengibarkan bendera merah, tak lama kemudian Agraduta menemuinya “Apa yang bisa aku tolong ?” Ahenkara menoleh kearah Agraduta, Agraduta tertegun “Kamu ini putri Ahenkara bukan ? Yang akan menikah dengan pangeran Sushima, benar kan ?”, “Kamu bisa mengenali aku ?” Agraduta mengangguk “Kamu tahu Sushima itu seperti monster !” ujar Ahenkara sambil menunjukkan luka di tangannya “Aku mempunyai banyak luka seperti ini di tubuhku, itu semua karena Sushima, dia telah banyak sekali menyakiti aku” kemudian Ahenkara menceritakan semuanya pada Agraduta bagaimana perlakuan Sushima yang biasanya dia lakukan padanya “Baiklah, tuan putri, lalu mengapa kamu tidak menceritakan semua ini pada Samrat Bindusara, dia pasti akan membantu kamu” ujar Agraduta “Samrat Bindusara tidak bisa melihat apa apa yang terjadi di depannya karena rasa cintanya pada anaknya, meskipun jika aku menceritakan padanya, dia hanya akan mempercayai anaknya saja” ujar Ahenkara “Pendapatmu tentang ayahku keliru, Ahenkara” bathin Agraduta dalam hati
“Lalu mengapa kamu menceritakan semua ini padaku ? Apakah kamu tidak mempunyai seseorang di istana yang bisa kamu percayai ?”, “Hanya Ashoka saja yang bisa membantuku tapi aku tidak ingin melibatkannya dalam masalahku ini, Sushima pasti akan menyakiti dia juga, aku tidak akan bisa hidup jika terjadi sesuatu pada Ashoka, dia telah menyelamatkan nyawaku, aku bisa hidup hanya karena Ashoka yang telah bersama sama denganku melalui masa masa yang sulit” Agraduta terpana mendengar ucapan Ahenkara “Kadang kadang aku merasa bahwa aku seharusnya bertunangan dengan Ashoka saja, aku dan dia sepertinya diciptakan untuk bersama sama satu sama lain” Agraduta semakin terperangah mendengar ucapan Ahenkara yang blak blakkan padanya “Aku sepertinya memiliki perasaaan yang sangat kuat dengan dirinya, setiap kali dia merasakan kesakitan maka aku bisa merasakan juga, aku tidak tahu apa namanya ini, apakah aku harus mengungkapkan perasaanku ini ? tapi aku yakin kalau aku tidak mempunyai perasaan apapun dengan Sushima, sekarang hanya kamu yang bisa menolong aku, Agraduta” Agraduta tak mampu berkata kata mendengar permintaan Ahenkara..