11/05/2015

Mahaputra Episode 224


Disebuah gua, Bhairam Khan sedang mencambuki Haji Khan dgn keras, Haji Khan mengerang kesakitan sementara Jalal hanya menunggu di luar, tak lama kemudian Bhairam Khan keluar & menemui Jalal dgn perasaan kesal “Jalal, kau tahu dia memang kalah tapi dia tidak ingin berjabat tangan dgn kita, dia tidak mau tunduk dgn kita, Jalal!” ujar Bhairam Khan kesal “Apakah aku harus membunuhnya saja?” Jalal menolak permintaan Bhairam Khan “Jangan Khan Baba, jika kita membunuhnya maka penduduk Alwar akan mengkhianati kita & kita tidak akan bisa mengambil alih Ajmer, biarkan dia hidup!” Bhairam Khan tersenyum sinis begitu mendengar ucapan Jalal 

Sementara itu Raja Maldev Singh (kakek Phool) disambut oleh anggota keluarga kerajaan Kherba, Raja Kherba & putrinya menyambut Raja Maldev Singh & istri mudanya, Shobagyawati, Raja Maldev Singh tanpa terpukau dgn kecantikan adik istrinya itu “Shobagyawati, lihat adikmu ternyata sudah benar benar dewasa sekarang & tidak ada berita mengenai hal itu” ujar Raja Maldev Singh dgn tatapannya yg liar ke arah adik Ratu Shobagyawati 

Pangeran Pratap, Phool & Ajabde meminta restu pada Raja Uday Singh & Ratu Jaywanta yg saat itu hendak pergi ke tempat Raja Maldev Singh utk mengajukan lamaran utk Phool Kanwar “Pangeran Pratap, kau harus menjaga perbatasan kita, kami akan segera kembali” ujar Raja Uday Singh, tak lama kemudian Raja Uday Singh & Ratu Jaywanta pergi meninggalkan kerajaan Mewar, semua anggota keluarga kerajaan pun memasuki istana “Pangeran Pratap, aku akan beristirahat sebentar kemudian menghabiskan waktuku dgn nenekku” ujar Phool kemudian berlalu memasuki istana, ketika Ajabde juga hendak berbalik masuk ke istana tiba tiba Pangeran Pratap memanggilnya “Tunggu, Ajabde!” Ajabde berbalik menatap ke Pangeran Pratap “Ada apa, Pangeran Pratap?”, “Maukah kau melayani tamu kami?” Ajabde menyanggupi permintaan Pangeran Pratap kemudian masuk ke dalam istana, begitu memasuki istana ketika Ajabde sedang berjalan di sepanjang koridor, tiba tiba Ajabde mendengar pembicaraan Ratu Bhatyani & Ratu Umma Ji “Aku yakin, Raja Maldev Singh, suamiku pasti akan menghina habis habisan Raja Uday Singh” Ajabde tertegun mendengarnya dari balik jendela kamar 

Sementara itu Raja Jait Singh (Raja Kherba) sedang memerintah para prajuritnya utk melayani tamu tamunya dgn baik, tak lama kemudian salah satu prajuritnya mengabarkan padanya kalau Raja Uday Singh telah datang ke benteng mereka, Raja Jait Singh segera berlari & menyambut Raja Uday Singh & Ratu Jaywanta “Ini benar benar sebuah berita baik utk kami, kalian mau datang ke benteng kami” kemudian Raja Jait Singh mengabarkan pada Raja Maldev Singh kalau Raja Uday Singh datang ingin menemuinya “Maharaja Maldev Singh, kau seharusnya menyambut mereka” pinta Raja Jait Singh “Kau tahu kan kalau aku ini seorang Raja maka aku akan memutuskan bagaimana aku akan memperlakukannya” ujar Raja Maldev Singh sombong, tak lama kemudian Raja Uday Singh & Ratu Jaywanta memasuki ruangan dimana Raja Maldev Singh sedang duduk disana.

Raja Maldev Singh berusaha menghina Raja Uday Singh, Ratu Jaywanta yg tidak suka dgn perlakuan Raja Maldev Singh pada suaminya segera menyela pembicaraan mereka “Maharaja Maldev Singh, kau tahu kalau kami datang kesini ingin mengajukan lamaran utk cucumu, Phool Kanwar dgn anak kami Pangeran Pratap” Raja Maldev Singh sedikit tertegun “Beraninya kalian datang kesini hanya utk permasalahan itu?” ujar Raja Maldev Singh geram “Pangeran Pratap & Phool Kanwar sudah menyetujui hubungan ini” Raja Maldev Singh semakin murka mendengarnya 

Di kerajaan Mewar, Phool sedang ngobol dgn Ajabde & Pangeran Pratap, mereka bertiga membahas soal ucapan Ratu Umma Ji tentang apa yg akan di lakukan oleh Raja Maldev Singh pada Raja Uday Singh “Aku tidak tahu apa yg akan terjadi nanti antara kakekku & Maharaja Uday Singh” ujar Phool cemas “Jangan khawatir, Phool ,,, Pangeran Pratap pasti akan sampai disana tepat waktu”, “Kalau begitu aku akan bicara dgn nenekku” Ajabde segera mencegah Phool “Jangan! Kau jangan melakukan itu, Phool! Percayalah pada Pangeran Pratap! Aku yakin Pangeran Pratap pasti bisa” pinta Ajabde, 

Sementara pada saat itu Pangeran Pratap memacu kudanya begitu kencang menuju ke kerajaan Kherba utk mencegah pertikaian antara ayahnya & kakek Phool, Pangeran Pratap memikirkan ucapan Ajabde & memuji idenya utk membawa patung Dewi Khorba agar di berikan pada Raja Maldev Singh agar Raja Maldev Singh merasa senang 

Di kerajaan Kherba, nampak Raja Uday Singh & Raja Maldev Singh sedang bersitegang satu sama lain, keadaan semakin memanas “Kami telah melupakan tradisi kami sendiri & datang kesini menghadap ke hadapanmu utk hubungan ini, jika kita semua tidak bisa mengerti tentang mereka satu sama lain, maka bagaimana kita bisa tahu tradisi bangsa yg lain?” bela Ratu Jaywanta, Raja Maldev Singh kembali menghina Raja Uday Singh, Raja Maldev Singh tidak terima dgn ucapan Raja Uday Singh, ketika Raja Uday Singh berteriak ke arah Raja Maldev Singh, Raja Maldev Singh segera mengeluarkan pedangnya. BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 225