11/09/2015

Mahaputra Episode 232


Episode dimulai dgn Raja uday singh marah pada maldev ji & berkata, "bagaimana berani kau berbicara seperti ini dgn istriku?" Raja Uday singh ji & maldev ji membuka pedangnya semua orang yg ada disana tampak tegang melihat kemarahan diantara kedua Raja tersebut. Bhairam singh (Ayah Phool) berusaha menenangkan Raja Maldev, namun Maldev ji tdak ingin mendengarnya, ketika Rana Ji & Maldev Ji bersitegang, Pangeran Pratap ingin mencegahnya memohon agar tdak berkata seperti itu. Maldev ji mengatakan,"sekarang tdak akan ada persahabatan lagi dgn mewar. Hanya perang yg akan terjadi." Semua Ratu kaget mendengar pernyataan perang dari Raja Maldev, Phool menangis & kemudian maldev ji mengatakan pada cucunya, "Kau jangan menangis, kau beruntung, karena tdak tinggal disini.

Air mata Phool semakin berlinang & Uma Devi segera menarik lengan Phool. Phool berteriak pada Pangeran Pratap agar menghentikan peperangan ini, Pangeran Pratap ingin mengejar Phool. Namun Raja Uday langsung menghentikan langkah Pangeran Pratap.

Seluruh keluarga Phool pergi meninggalkan mewar, namun Phool tetap memanggil-manggil nama Pangeran Pratap dgn berlinangan air mata. Setelah semuanya pergi, kini tinggalah Pangeran Pratap, & Pangeran Pratap memandang kearah Veera bai yg tengah menangis.

Sedangkan diistana tampak Uday singh ji mengejar ketiga Ratunya yg tampak marah dgn Raja Uday. Dgn mata yg memerah, Ratu Bathiyani mengatakan, "mengapa Anda melakukan ini? Apakah Anda jatuh cinta dgn gadis itu." Raja Uday singh ji menjawab, "aku benar-benar tdak melakukan dgn pilihanku." Raja Uday singh ji mencoba meyakinkan istrinya tapi dia tdak berhasil meyakinkan mereka. Saat Ratu Bathiyani masih mengungkapkan kecewaannya pada Raja Uday sing ji, Pangeran Pratap datang menghampiri mereka. Dgn kecewa Ratu Bathiyani segera pergi meninggalkan Raja Uday. Raja Uday beralih pada Ratu Sajja mencoba utk menjelaskan peristiwa yg sebenarnya pada Ratu Sajja. Ratu Sajja juga mengungkapkan kekecewaanya pada Raja Uday. Sedangkan Ratu Jaywanta hanya diam & segera pergi meninggalkan mereka. Raja Uday mencoba memanggil Ratu Jaywanta, namun ia tdak dihiraukan oleh Ratu Jaywanta.

Dan saat Raja Uday berbalik kebelakang, ia melihat Pangeran Pratap. Raja Uday menghampiri putranya dgn penyesalan & mengatakan, "aku sudah mengecewakanmu. Aku menyuruhmu melupakan Ajabde utk mewar & memberimu sebuah hubungan utk marwar.

"Apa kau dapat memaafkan ayahmu ini? Bisakah kau percaya bahwa itu adalah sebuah insiden. Pangeran Pratap mengatakan, "aku selalu mempercayaimu karena aku adalah putramu. Aku akan berjuang dgnmu utk segalanya."

Raja uday tersenyum mendengar ucapan Pangeran Pratap. Saat itulah Ratu Jaywanta kembali menghampiri mereka dgn membawa sebuah nampan. Pangeran Pratap bertanya, "apa yg kau lakukan rani maa?" Ratu Jaywanta menjawab, "aku ingin menyambut ibu barumu." Ratu Jaywanta segera pergi keluar istana, Ratu Jaywanta menyambut Baiji veer & memberikan berkat utknya. Veer Baiji mengambil berkah dgn dewa. Setelah selesai Veera Bai mengambil berkat dari Ratu Jaywanta, & setelah itu veera bai pergi meninggalkan Ratu Jaywanta sendirian. Tdak lama setelah itu Raja Uday singh ji datang menemui Ratu Jaywanta & mengatakan, "kau mempercayaiku. Jadi apakah kau memaafkanku." Ratu Jaywanta Menjawab, "aku tdak punya hak utk memaafkan, itu adalah hak utk semua Ratu." Setelah itu, Ratu Jaywanta segera pergi meninggalkan Raja Uday.

Dari atas istana tampak Hukum singh memberikan sebuah pesan ke Jalal melalui burung merpati. kemudian tentara datang menghampirinya utk mengatakan kalau Pangeran Pratap memangilnya keruang sidang.

Hukum sing ji, langsung menghampiri Pangeran Pratap yg tengah berunding dgn beberapa pejabat kerajaan mewar. 

Rana ji mengatakan kepada Pangeran Pratap, "sekarang ini adalah waktu persiapan kita karena mewar akan bertarung. Pangeran Pratap mengatakan, "kita akan meminta bantuan dari negara tetangga utk membantu kita, utk memerangi mewar & kita akan mencoba utk merebut kemenangan kita & kita juga akan mencari tahu siapa pembunuh suleman. Rana ji mengatakan, "aku memerintahkan mata-mata kita utk melakukanya, kita akan mendapatkan pembunuhnya." Hukum singh ji tampak gugup, & terbayang kalau dialah pembunuhnya. 

Terdengar suara narasi yg mengatakan mewar & mawar akan berperang, & keduanya tampak meminta bantuan kenegara tetangga. Pangeran Pratap memerintahkan salah seorang penulis utk menulis surat utk meminta bantuan pada kerajaan lainya & di sisi lain maldev juga menulis surat kepada negara-negara tetangga mereka. Beberapa waktu kemudian Pangeran Pratap mendengar dari prajuritnya kalau mereka mendapat penolakan dari setiap negara tetangga, & hakim sing ji tersenyum licik mendengar kabar penolakan tersebut. sedangkan maldev mendapat respon positif dari negara tetangganya dimana mereka mau bergabung dgn maldev dalam peperangan itu.

Jalal yg sudah mendapat pesan yg dikirim oleh hukum singh tampak tertawa bahagia. Bhairam khan bertanya, "kenapa kau tertawa?" Jalal mengatakan, "sekarang marwar & mewar berjuang dgn satu sama lain, mereka akan berperang." Dgn perasaan bahagianya Jalal merentangkan kedua tangannya lalu memuji dirinya sendiri dgn senyum penuh kemenangan. BACA SELANJUTNYA || Mahaputra Episode 233